Seiring dengan meningkatnya kesadaran atas menjaga lingkungan, penggunaan sedotan plastik semakin dihindari. Inovasi yang menciptakan pengganti sedotan plastik pun terus bermunculan.
Inovasi yang paling baru saat ini adalah sedotan yang bisa dibuat dari biji buah nangka. Produk ini ditemukan oleh seorang pelajar sekolah menengah atas bernama Kevin Seca Widyatmodjo.
Dia telah melakukan eksperimen tentang kemungkinan menggunakan biji buah nangka sebagai bahan dasar untuk memproduksi sedotan yang dapat terurai secara hayati, bahkan dapat dimakan setelah dipakai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai saat ini penggunaan produk sedotan yang dapat terurai secara hayati dan sekaligus dapat dimakan belum dimanfaatkan secara luas di Indonesia. Padahal dibandingkan dengan sedotan dari bahan kertas, sedotan ini merupakan solusi bagi bisnis minuman di Indonesia yang sedang disorot karena masih banyak menggunakan sedotan plastik," terang Kevin dalam keterangan tertulis, Kamis (20/2/2020).
Gagasan penelitian ini muncul pada akhir tahun lalu, ketika Kevin melakukan kajian pustaka tentang cara pembuatan produk-produk bioplastic yang dapat dikonsumsi. Bahan mentah dengan kandungan tepung atau pati dapat digunakan untuk memproduksi produk bioplastik. Pada saat bersamaan, Kevin juga menyadari bahwa biji buah Nangka ternyata mengandung cukup tepung atau pati.
Berdasarkan kompilasi data tersebut, Kevin mengeksplorasi kemungkinan menciptakan sedotan yang dapat dimakan sekaligus dapat pula terurai secara hayati dengan mudah.
Seluruh tahap eksperimen itu dia lakukan di rumahnya dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia bebas dan peralatan rumah tangga seadanya. Dua kategori eksperimen dilakukan, yaitu dengan penambahan dan tanpa penambahan bahan bubuk rumput laut.
Caranya, biji buah nangka yang menjadi bahan utama diolah menjadi pati. Kemudian bahan lainnya yang diperlukan adalah gliserin, cuka dan air.Bubuk rumput laut kemudian ditambahkan untuk menentukan efek tampilan dan nuansa hasil akhir produk.
Bubuk rumput laut ketika ditambahkan ternyata dapat membuat hasil akhir produk menjadi tidak lengket. Sehingga meningkatkan konsistensi bahan dan mempermudah dicetak menjadi produk sedotan.
Sedotan yang dihasilkan dari eksperimen ini dapat terurai secara hayati. Karena semua bahan pembuatannya berasal dari bahan baku yang dapat dimakan, maka produknya juga sangat mungkin untuk dimakan. Karena biaya bahan baku yang terjangkau, Kevin berharap dapat berupaya memproduksi sedotan yang dapat dimakan ini secara luas, sehingga membantu mengurangi ketergantungan saat ini pada plastik sekali pakai.
(das/fdl)