Arya menjelaskan, ide ini muncul tahun 2015 atau awal setelah lulus kuliah di Yogyakarta. Kemudian, bisnis tersebut berjalan mulai tahun 2016.
"Waktu itu idenya dari tahun 2015, awal banget lulus kuliah. Habis itu karena mengisi kegabutan sembari nyari-nyari, sama temen buat (usaha) 2016, kan idenya 2015, eksekusi 2016," katanya kepada detikcom, Sabtu (28/2/2020).
![]() |
Ia menjelaskan, bisnis ini lahir karena dirinya memang punya hobi membuat kerajinan kayu. Sementara, ia punya rekan yang punya hobi melukis.
Karena iseng, mereka pun mengkombinasikan dua hobi tersebut, dan lahirlah lampu kanvas. Dalam bisnis ini, modal yang mereka keluarkan kurang dari Rp 500 ribu di mana modal itu untuk membeli bingkai, kanvas, lampu, dan lain-lain.
"Dulu lampunya nggak lampu LED, lampu yang panas, maklum prototype, banyak kekurangannya, sekarang LED jadi udah nggak panas, lebih tahan lama, hemat energi," ujarnya.
Memang, dalam menjalankan bisnis ini bukan perkara mudah. Ia mengaku, paling sulit ialah dalam pemasaran.
Untuk mengatasinya, Arya mengandalkan media penjualan online lewat Instagramnya @arandaistudio. Kemudian, aktif mengikuti pameran.
![]() |
Arya melanjutkan, saat ini produknya dibandrol dengan harga Rp 150 ribu hingga Rp 450 ribu. Harga itu tergantung dari banyaknya warna hingga ukuran frame.
Dia menambahkan, saat ini memang dirinya belum fokus terhadap usaha ini. Lantaran, waktunya terbagi dengan pekerjaan lain. Meski demikian, ia mampu meraup omzet Rp 3 juta hingga Rp 3,5 juta.
"Memang konsentrasi menurun," katanya.
(acd/dna)