Berkat pandemi ini juga varian jamunya jadi bertambah karena tercipta jamu mpon-mpon. Bisnis yang sudah dimulai sejak 2011 ini telah memiliki dua cabang toko.
"Awalnya itu sebenarnya ibu saya yang jualan jamu gendong dari tahun 2000 sampai 2007. Dari situ off, berhenti. Memang keluarga kami sebenarnya suka jamu semua, jadi pas lagi ini saya minta resep dari ibu gimana cara bikin jamu. Mulai tertarik lah dari awal 2011 itu," kata Lies menceritakan awal mula memulai bisnis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga jamu yang ditawarkan bisa dibilang terjangkau. Yakni dari harga Rp 10.000 untuk botol ukuran 250 ml, Rp 17.000 untuk botol ukuran 500 ml dan ukuran 1 liter dijual Rp 35.000 untuk semua varian.
Berkat menekuni bisnisnya, ibu rumah tangga beranak 2 itu telah berhasil membeli mobil dan membantu suaminya yang bekerja sebagai pegawai swasta untuk bisa sekolahkan anak-anaknya.
Meski begitu, membuka usaha jamu bukan berarti mulus-mulus saja. Lies menyebut kendala dalam menjalankan bisnis ini adalah keterbatasan demografi karena produk jamu yang alami tidak bisa bertahan lama. Dia sendiri mengaku pasar paling jauh hanya bisa sampai Semarang.
"Jamu ku kan benar-benar asli tanpa pengawet, tanpa pemanis, jadi kendalanya dalam faktor pengiriman. Sebenarnya kalau masuk kulkas bisa 1 minggu, masuk freezer 1 bulan juga nggak apa-apa tapi kalau suhu ruangan cuma 1 hari. Makanya risiko keluar kota biasanya dibekuin dulu. Sebenarnya banyak permintaan ke Tangerang, ke Makassar, cuma gitu bingung ngirimnya gimana," tuturnya.
![]() |
Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(dna/dna)