Terinspirasi dari Istri, Pria Ini Sukses Dirikan Republik Jengkol

Terinspirasi dari Istri, Pria Ini Sukses Dirikan Republik Jengkol

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 30 Des 2020 17:19 WIB
Republik Jengkol
Foto: Sylke Febrina Laucereno
Jakarta -

Jengkol, walaupun memiliki aroma tak sedap tapi tetap digemari oleh masyarakat. Pasalnya jengkol memiliki rasa yang legit dan nikmat dimasak dengan cara apapun dan dimakan dengan nasi hangat.

Di Republik Jengkol, mayoritas makanan berbahan dasar jengkol disulap tidak berbau tak sedap. Ialah Fatoni (50) pria yang awalnya tidak pernah suka dengan jengkol, saat ini justru menjadi 'juragan' masakan berbahan dasar jengkol.

Dia menceritakan dalam mendirikan usahanya, dia terinspirasi dari sang istri yang sangat menggemari jengkol. Istrinya sering kali makan jengkol secara sembunyi-sembunyi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Jengkol meninggalkan aroma pada air seni di toiletnya. "Kalau makan jengkol di luar, baunya dibawa pulang ke rumah. Nah dari situ saya dapat ide gimana caranya supaya jengkolnya tidak bau," kata dia saat berbincang dengan detikcom belum lama ini.

Republik JengkolRepublik Jengkol Foto: Sylke Febrina Laucereno

Fatoni menjelaskan saat itu dia juga sempat menonton tayangan televisi ada dokter menjelaskan jika makan jengkol itu lebih baik daripada 10 ribu kali kemoterapi.

ADVERTISEMENT

Nah dari situlah pria yang hobi masak ini mulai mempelajari cara mengolah jengkol dan memilih jengkol yang bagus. Kemudian dia mengolah jengkol dengan caranya sendiri, seperti memilih jengkol yang tua, bentuknya saya ambil yang bulat-bulat, lalu direndam semalaman, paginya dikupas bersih.

Bagian atas rebusan diberikan lengkuas, daun salam, daun jeruk dan serai. Uji coba pertama kali itu hasilnya seperti yang dia jual saat ini. Setelah percobaannya berhasil dia mendirikan Republik Jengkol pada 27 Maret 2012. "Lengkuas sama salam itu bisa merontokkan zat kapurnya, seperti yang saya jual itu. Saya putuskan, saya putuskan buka Republik Jengkol," jelas dia.

Awalnya pria lulusan seni lukis ini membuat menu utama nasi goreng jengkol. Tapi respon masyarakat hanya tertawa melihat spanduknya. Namun satu minggu kemudian mulai berdatangan orang-orang yang penasaran ingin mencoba.

Nama Republik Jengkol menurut Fatoni memiliku filosofi tersendiri untuk dirinya. Re itu kembali dan publik itu masyarakat. Ini kembali ke cita rasa masyarakat.

Republik JengkolRepublik Jengkol Foto: Sylke Febrina Laucereno

Lanjut baca halaman berikutnya>>>

Modal awal yang digunakan oleh Fatoni sekitar Rp 50 juta untuk bahan dan sewa tempat. Ayah dua anak ini menjelaskan sebelum pandemi COVID-19 ini penjualan satu hari rata-rata mencapai 30 kilogram. Namun selama pandemi rata-rata hanya mentok di 20 kilogram.

"Setelah COVID-19 ini 20 kilo itu sudah maksain banget. Tapi intinya kita masih bertahan saja alhamdulillah ya, yang jelas saya tidak mau naikin harga, harga jengkol kan naik turun. Saya caranya porsinya aja yang dikurangin, jadi tidak mengubah harga," jelas dia.

Dia menceritakan sebelum ada layanan ojek online, banyak pegawai kantoran dari kawasan Thamrin yang datang ke Republik Jengkol.

Fatoni menyebutkan, dalam satu hari penjualan menggunakan ojek online ini bisa mencapai Rp 1 juta per hari. Sedangkan untuk penjualan di tempat rata-rata untuk satu hari bisa di Rp 2 - Rp 2,5 juta. Saat weekend bisa Rp 3 juta.

"Untuk kondisi sekarang ya paling banter Rp 2 juta lah," jelas dia.

Dia mengaku bersyukur bisa bertahan di tengah pandemi. Menurut dia saat PSBB pertama sudah mulai membaik. Saat PSBB kedua justru malah lebih parah. "Berasa banget ke penjualan," jelas dia.

Menu yang paling laris adalah tongseng jengkol. Hal ini karena tongseng identik kuah gulai, tapi Fatoni menggunakan kuah soto betawi. Menu berikutnya adalah jengkol balado, jengkol lada hitam dan jengkol cabe ijo. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 15.000 per porsi.

Dia mengungkapkan, dirinya juga sudah menyiapkan menu baru non jengkol yakni ayam sambal gledek. Menurut dia sambal ayam tersebut tidak akan ditemukan di tempat manapun.

Fatoni membagikan tips untuk anak-anak muda yang ingin memulai usaha. Pertama harus disiapkan dulu 'peluru' untuk penjualannya.

Hal ini agar penjualan lebih siap. "Misal jualan bakso, bakso itu yang jualan banyak banget. Kalau masakan baksonya itu tidak bisa ngalahin yang rame ya percuma. Makanya siapkan peluru yang benar. Kalau ada ide yang bagus, rasanya enak itu baru luar biasa," jelasnya.

Alamat Republik Jengkol ada di Jalan Kerja Bakti No.16, RT.2/RW.10, Kramat Jati, RT.2/RW.10, Kramat Jati, Jakarta Timur.


Hide Ads