Pandemi virus Corona (COVID-19) membuat banyak orang lebih memilih masak di rumah ketimbang beli makanan jadi dari luar. Aktivitas belanja ke pasar tradisional juga berkurang karena kekhawatiran masyarakat akan penyebaran virus Corona (COVID-19). Hal itu pun dijadikan sebagai peluang berbisnis oleh Ni'matul Khusna (28), ibu rumah tangga beranak 1 yang tinggal di Kota Demak, Jawa Tengah (Jateng).
Wanita yang akrab disapa Khusna itu menjalankan bisnis produk bumbu dapur siap masak yang dibuatnya sendiri. Ia mengolah rempah-rempah menjadi bumbu siap masak, misalnya seperti bumbu sop, tongseng, rawon, semur, opor, rica-rica, dan sebagainya. Produknya itu ia beri merek Raos Rempah.
Khusna mengatakan, ide bisnisnya itu ia dapat dari sang ibu yang masih berjualan bumbu dapur siap masak di pasar tradisional, tepatnya Pasar Prawirotaman, Yogyakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Raos Rempah itu saya mulai di bulan Mei 2020 kemarin. Kebetulan Ibu saya jualan bumbu di pasar tradisional. Nah, awal-awal Corona itu kan orang takut ke pasar, jadi sepi jualannya. Akhirnya memantapkan saya selain untuk membantu Ibu, dan juga memperluas jangkauan pasar. Karena Ibu saya kan jualannya masih skala kecil, di pasar tradisional," kata Khusna kepada detikcom, Senin (15/2/2021).
Ketika memulai di bulan Mei 2020 silam, ia mengeluarkan modal hingga Rp 15 juta untuk membeli alat-alat masak baru. Ia pun mempekerjakan beberapa tetangganya untuk membantu proses produksi.
"Ibu saya juga bekerja untuk hiburannya, karena sudah sepuh. Akhirnya saya ambil peran di sini, ke depannya untuk bisa support banyak orang di sekitar sini, rumah saya, di Demak. Karena saya nggak bekerja sendirian. Jadi saya menarik tenaga kerja dari lingkungan sekitar. Ada 1 orang yang biasa bantu kupas bahan, bantu masak, dan bantu mengemas, jadi ada 3 orang," papar Khusna.
Produksi pertamanya ialah sebanyak 200 kemasan bumbu siap masak yang baru habis sekitar 1 minggu. Ketika membuka, ia memang baru memasarkan produknya ke tetangga-tetangganya.
"Feedback-nya alhamdulillah mereka suka, karena memang rasanya juga katanya sih enak. Makanya sampai sekarang juga ada yang tiba-tiba datang beli," imbuh Khusna.
Seiring berjalannya waktu, ia juga mempromosikan usahanya kepada para influencer di media sosial Instagram. Ia mengaku, cara marketing tersebut cukup membantu meningkatkan penjualannya. Padahal, ia mempelajari langkah-langkah pemasaran di dunia digital hanya secara otodidak.
"Dulu saya pernah jualan online buku, tapi minatnya kurang. Nah lihat Ibu masih jualan, ya sudah saya level up saja. Saya ini langsung mulai bisnis, belum pernah jadi karyawan. Belajar marketing-marketing ini otodidak. Dan saya juga sudah siapkan budget dari omzet bulanan untuk endorse ke influencer," jelas Khusna.
Kini, kapasitas produksinya sudah mencapai 400 kemasan per hari, dengan omzet Rp 6 juta/bulan. Ia mengatakan, meski belum balik modal secukupnya, namun secara bertahap ia sudah bisa mencicil untuk mengembalikan modal.
"Kita usaha belum ada 1 tahun juga sih. Saya inginnya bisnis ini harus dilanjutkan. Dan ini bisa saya lakukan di mana saja, karena saya online, nggak menetap di satu tempat," urainya.
Adapun harga produk yang ia jual beragam, mulai dari bumbu siap masak kemasan cup 5 gram seharga Rp 12.000, pouch ukuran 200 gram seharga Rp 30.000, dan seterusnya. Bumbunya itu dimasak menggunakan minyak dan garam sampai matang, sehingga bisa bertahan 10 hari di suhu ruangan, 2-3 bulan di chiller kulkas, dan 6 bulan di freezer. Produknya ia pasarkan melalui akun Instagram @raosrempah, dan juga di e-commerce.
Khusna mengaku, jangkauan pasarnya sudah semakin meluas ke Jabodetabek, Kalimantan, dan Sumatera.
"Pesanan paling banyak dari Jabodetabek, dari luar Jawa juga ada. Dari Kalimantan, Sumatera. Alhamdulillah pengiriman aman, karena bisa tahan sampai 10 hari di perjalanan," pungkasnya.
(vdl/zlf)