Top! Resign dari PNS Pajak, Rina Buka Toko Kue Beromzet Puluhan Juta

Saatnya Jadi Bos

Top! Resign dari PNS Pajak, Rina Buka Toko Kue Beromzet Puluhan Juta

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 09 Mar 2021 16:37 WIB
Resign dari PNS Pajak, Rina  Buka Toko Kue Beromzet Rp 30 Juta
Foto: Dok. Pribadi
Jakarta -

Selama 15 tahun atau periode 1999-2014 Rina Febriana Sitepu (44) menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Pajak sebagai Auditor Pajak. Namun sekarang dia sukses menjadi pengusaha kuliner dan mendirikan usaha bernama DiFa Cakes.

Iya, Rina mantap mengundurkan diri dan keluar dari zona nyaman PNS yang disebut-sebut sebagai pekerjaan impian banyak orang. Pengunduran dirinya bukan tanpa alasan. Kepada detikcom Rina menceritakan keinginannya untuk resign muncul sejak anak pertamanya lahir.

"Begitu cuti bersalin habis dan harus masuk kembali ke kantor, saya merasa nggak tega ninggalin anak yang saat itu masih bayi usia 2 bulan. Tapi belum berani resign karena sadar kebutuhan banyak dan nggak mau membebani suami untuk cari nafkah sendiri," kata dia kepada detikcom (9/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak saat itu Rina mulai mencari peluang usaha lain dan beberapa kali mencoba. Mulai dari bisnis pakaian, makanan, kopi, dan memulai usaha kue dan menjadi beauty consultant Oriflame.

Dia menyampaikan banyak orang yang menyayangkan keputusan yang dia ambil untuk resign dari PNS Ditjen Pajak. Tak sedikit yang menganggap Rina aneh. "Kata mereka kerjaan sudah mapan, penghasilan bagus mau cari apalagi," ujar Rina. Namun keinginan untuk memiliki waktu lebih banyak bersama anak membuat Rina kuat. Selain itu Rina juga ingin memiliki kebebasan waktu yakni mengatur waktu bekerja dan istirahat.

ADVERTISEMENT
Resign dari PNS Pajak, Rina  Buka Toko Kue Beromzet Rp 30 JutaResign dari PNS Pajak, Rina Buka Toko Kue Beromzet Rp 30 Juta Foto: Dok. Pribadi

DiFa Cakes awalnya bermula dari Rina yang hobi baking. Setiap hari dia selalu mempelajari trial and error kue-kuenya. Karena keseringan membuat kue dan tak habis dikonsumsi sendiri dan orang rumah, dia sering membawanya ke kantor. Respons positif didapatkan dari teman-teman kantor Rina, dia semakin semangat mencoba resep-resep kue yang ada dan hasilnya seluruh teman kantornya sangat menyukai kue-kue buatan Rina.

"Sampai suatu hari ada teman kantor yang pesan kue ulang tahun. Wah surprise dong, senang banget. Awalnya ragu terima pesanan itu, tapi bismillah saya kerjakan juga hasilnya memuaskan, alhamdulillah," kenang dia.

Setelah itu mulai banyak pesanan kue-kue dalam kotak untuk beberapa acara di kantor. Dia juga sempat ragu tak bisa memenuhi pesanan tersebut, tapi akhirnya dengan yakin dia kerjakan dan hasilnya memuaskan.

Rina menceritakan DiFa Cakes merupakan gabungan nama depan anak-anaknya yaitu Dhiya' dan Fakhri. "Sejak mendirikan DiFa Cakes ini, pengin usaha ini bisa jadi sumber penghasilan dengan bekerja di rumah saja, supaya bisa punya banyak waktu untuk mendampingi Dhiya' dan Fakhri," ujarnya.

Ada perbedaan yang paling terasa saat dia bekerja kantoran dan di rumah. Mulai dari punya banyak waktu untuk anak-anak dan keluarga besar serta bisa mengatur waktu kapan bekerja dan istirahat.

Selain itu juga jadi lebih perhatian ke kesehatan sendiri dan keluarga. Kemudian Rina juga sekarang rutin berolahraga dan menjaga pola tidur yang baik dan beribadah juga lebih tenang.

"Dan saya juga lebih bebas berinovasi dan berkarya sesuai passion saya, dari sisi penghasilan pun alhamdulillah jauh lebih besar sekarang," tambah dia.

Modal awal yang dikeluarkan Rina untuk membangun DiFa Cakes ini sebesar Rp 1 juta dan sekarang omzet yang dihasilkan mencapai Rp 30 juta per bulan. Sekarang DiFa Cakes menyediakan berbagai macam kudapan dan makanan. Tapi yang paling laku adalah klappertaart mulai dari harga Rp 9.000 sampai Rp 27.000. Lalu ada juga Rempeyek Krezzzz yang dibanderol Rp 13.000.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Saat ini DiFa Cakes memiliki produk baru yaitu bumbu siap saji yang baru diluncurkan awal 2021 ini yang dinamakan Resep Oeti. Awalnya karena Rina ingin melestarikan resep masakan almarhumah ibunya yang memang terkenal enak.

Hal ini karena pada 1985 sang ibu sempat memiliki usaha katering di Medan yang melayani pesanan di acara pernikahan dan juga kantor. Kemudian Rina melihat tren bumbu masak siap pakai yang sekarang banyak dibutuhkan dan diminati, terutama oleh ibu-ibu yang tingkat kesibukannya tinggi.

"Daripada waktunya habis untuk kupas, rajang dan giling bumbu, mereka lebih pilih pakai bumbu siap pakai, praktis dan tinggal cemplung. Apalagi bumbu masak kami diproduksi rumahan bukan pabrikan, jadi rasanya seperti ngulek bumbu sendiri di dapur. Kami juga pakai bahan alami dan non MSG sehingga rasanya benar-benar alami dan aman dikonsumsi siapa saja," imbuh dia.

Harga yang dibanderol untuk bumbu siap cemplung ini Rp 6.000 per bungkus. Rina juga membuka kesempatan sebesar-besarnya untuk calon reseller bumbu Resep Oeti. "Kami lagi buka reseller, lumayan bisa jadi penghasilan untuk yang membutuhkan, semoga bisa membantu yang punya impian ingin kerja dan berpenghasilan dari rumah seperti saya," ujar dia.

Untuk pemesanan produk DiFa Cakes bisa langsung mengirimkan DM Instagram atau inbox di Facebook DiFa Cakes. Untuk produk tertentu juga sudah bisa didapatkan melalui GoFood dan Shopee. "Kalau mau offline untuk yang lokasinya di sekitar Kediri bisa langsung datang ke Toko DiFa Cakes di Griya Kota Asri Kediri," tambahnya.

Rina memiliki impian Resep Oeti bisa menembus pasar internasional. Hal ini karena dia yakin bumbu siap saji ini punya pasar yang besar di luar negeri, seperti komunitas warga Indonesia yang berada di luar negeri.

Tips buat Anak Muda

Rina membagikan tips untuk anak muda yang ingin memulai usaha. Menurut dia harus ada niat dan kemauan yang kuat. Hal ini karena kesuksesan itu tak ada yang instan dan semua membutuhkan proses.

Jadi jangan takut memulai, just do it, belajar sambil jalan lalu disempurnakan. Lalu pilihkah usaha yang sesuai dengan passion yang dimiliki. Hal ini agar ketika membangun usaha tidak merasa jenuh walaupun pasti akan menemui banyak tantangan.

"Saya lebih suka menyebutnya tantangan daripada kendala. Karena tantangan itu pasti akan ada di setiap usaha, justru dari tantangan itulah kita akan makin terlatih dan kreatif," jelasnya.


Hide Ads