Top! Emak-emak Ekspor Arang saat Pandemi, Kantongi Rp 2,5 M

Top! Emak-emak Ekspor Arang saat Pandemi, Kantongi Rp 2,5 M

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 22 Apr 2021 10:28 WIB
Usaha Ekspor Arang
Foto: Dok. Istimewa

Saat ini ada 130 orang tenaga kerja yang merupakan ibu-ibu di sekitar desa. Para ibu itu terlibat untuk proses pengemasan produk.

"Daripada menganggur, apalagi sekarang kan pandemi, ibu-ibu di sekitar saya kasih kerjaan untuk packing. Alhamdulilah. Program PKE LPEI ini sangat membantu saya. Berkat LPEI kini saya mau buka cabang pembakaran batok sendiri di NTT," tambah dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Istikanah mengajak UMKM di berbagai daerah untuk turut serta memanfaatkan program tersebut karena terbukti perusahaan yang dikelolanya mampu terus tumbuh, bisnis semakin berkembang, juga mampu menambah lapangan pekerjaan.

Istikanah mengungkapkan masa pandemi COVID-19 ini tak mempengaruhi bisnisnya. Dia percaya di balik musibah pasti ada hikmah yang bisa diambil.

ADVERTISEMENT

Dia menceritakan di masa pandemi, para pembelinya di Timur Tengah menyebut supplier briket arang sangat sulit untuk memenuhi permintaan di sana. Hanya Istikanah yang dinilai mampu memenuhi permintaan tersebut.

Apalagi dengan pembatasan aktivitas di negara-negara itu membuat orang tak bisa keluar rumah. "Karena COVID-19 kan negara banyak yang dibatasi, orang-orang yang tadinya shisa di luar jadinya kumpul di rumah sama keluarga. Karena mereka hampir sama dengan orang kita, lebih baik nggak makan daripada nggak merokok," tambah dia.

Di hari Kartini ini, Istikanah memiliki pesan untuk para emak-emak di seluruh Indonesia. Walaupun perempuan harus memiliki mental baja dan mental pengusaha.

Menurut dia jangan pernah sekali-kali menyebut dengan ucapan negatif karena itu sebenarnya bisa menjadi spirit di dalam diri. "Harus optimis ya, usaha terus dan jangan berhenti. Walaupun tujuan usaha kita A tapi dapatnya B ya kita syukuri, jangan menyesal dan harus yakin yang kita lakukan benar," tambah dia.

Jika para perempuan ingin menjadi pengusaha maka harus tulus, ikhlas dan niat yang kuat. "Saya pernah ada yang bercanda, masa ratunya arang naiknya Calya, ya tidak apa-apa yang penting pabriknya di mana-mana," tambah dia.

Dia menyebut perempuan harus tetap semangat menjalankan usaha dan meraih mimpi-mimpinya. Jangan pernah memikirkan apa kata orang lain.


(kil/fdl)

Hide Ads