Lilis Komariah tidak pernah menyangka jika dirinya bisa menjadi wanita yang sukses karena hanya menjual rujak cireng. Wanita asal Bandung ini awalnya menjual berbagai produk cookies buatannya sendiri. Namun, hal tersebut tidak bertahan lama.
Pada tahun 2012, Lilis mengaku bangkrut lantaran produk cookies yang dijualnya hanya laku pada musim-musim tertentu saja. Kebangkrutan ini pun membuat dirinya sangat terpukul bahkan dirinya mengaku sempat tidak memiliki uang sepeser pun.
"Karena kalau cookies itu lakunya di momen-momen tertentu, nah dari situ saya mengalami kebangkrutan, itu saya down banget," kata Lilis kepada detikcom, Jumat (304/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski sedang terpuruk, Lilis pun tidak menyerah begitu saja. Dirinya langsung berfikir dan memutar otak untuk menjalankan usaha baru. Tepat di Agustus 2012, dirinya memutuskan untuk berjualan rujak cireng dengan merek Cireng LS.
Untuk menjalani usaha itu, dirinya pun sempat kebingungan lantaran tidak memiliki uang sepeserpun untuk membeli bahan baku cireng.
"Saya dengan modal yang minim, habis down, saya mengalami tidak memiliki uang sepeserpun, hanya punya Rp 2.000 saja, saya mengalami seperti itu. Tapi saya berpikir, usaha itu tidak selalu modal dan modal, gimana caranya saya akhirnya punya kepercayaan untuk mengambil bahan baku dulu di salah satu pasar," ujarnya.
![]() |
Kebingungan itu pun akhirnya terpecahkan saat pedagang bahan baku langganannya di pasar memberikan utang kepada Lilis. Jadi, modal Lilis menjual cireng adalah utang bahan baku dari pedagang pasar.
"Iya, cuma modal kepercayaan, ngutang, dapat 7 kg bahan baku ke pasar, mungkin sekitar Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu dengan segala macam," katanya.
Dari situ, dirinya pun mulai mengolah seluruh bahan bakunya menjadi produk rujak cireng. Pada awal-awal, dia menceritakan banyak produk yang gagal. Setelah menghabiskan bahan baku sekitar 3 kg, Lilis pun akhirnya menemukan resep terbaiknya.
Pada saat itu, dia berhasil membuat cireng dari bahan baku sebanyak 2 kg. Hasilnya pun langsung dijual ke tetangga, saudara terdekat, terkadang dirinya pun harus berkeliling menjual dagangannya ke komplek perumahan hingga sekolah-sekolah.
Sampai pada akhirnya dirinya mendapat kesempatan untuk mengisi salah satu stand pada acara yang diadakan oleh salah satu sekolah TK tempat dirinya sering berjualan. Beruntungnya Lilis, dirinya bisa mengikuti acara tersebut dengan utang uang partisipasi.
"Saya berjualan di stand acara mereka, harusnya bayar tapi saya nego dengan kepala sekolah kalau saya tidak punya untuk bayar stand, kalau nanti laku baru saya bayar," ujarnya.
Tak disangka, 50 bungkus cireng LS pun ludes terjual. Pada saat itu, dirinya menjual satu bungkus cireng seharga Rp 10.000. Dari sini dirinya mulai menerima pesanan dan keinginan orang-orang menjadi reseller cireng LS.
Berlanjut ke halaman berikutnya.