Bisnis Sembako Digital, Emak-emak Raup Cuan di Tengah Pandemi

Saatnya Jadi Bos

Bisnis Sembako Digital, Emak-emak Raup Cuan di Tengah Pandemi

Siti Fatimah - detikFinance
Senin, 31 Mei 2021 17:52 WIB
Aplikasi Dagangan Indonesia
Foto: Siti Fatimah/detikcom: Emak-emak raup cuan di tengah pandemi lewat bisnis sembako digital

Ditanya soal additional income (pendapatan tambahan), Siti menuturkan tergantung grade akun reseller. Selama satu bulan, dia berhasil memenuhi target sekitar Rp2,5 juta dan 7 persennya masuk dalam kantong pribadi.

"Sebenarnya kalau dari pemasukan masih kecil, tapi bisa mengurangi pengeluaran berlebih dan nutup kebutuhan dapur," ungkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang bayangan tambah lagi target capaian jadi kalau bisa Rp 9 juta per tiga bulan, kita dikasih emas batangan. Baru mulai April kemarin. Dari harga sembako hampir sama lumayan enggak ada ongkos jalan ke pasar jadi ngebantu ibu-ibu yang sambil jaga anak," sambung Siti.

Sementara itu, Founder Dagangan Indonesia Wilson Yanaprasetya mengatakan, aplikasi ini memang dibuat khusus untuk masyarakat yang tinggal di pedalaman dengan akses infrastruktur yang masih tertinggal. Sehingga, kata dia, harga sembako atau kebutuhan masyarakat akan jauh lebih murah ketimbang harus membeli dengan jarak tempuh yang lebih jauh dan membutuhkan biaya tambahan.

ADVERTISEMENT

"Orang-orang di desa, dia harus turun gunung atau jalan sekilometer, dua kilometer untuk belanja ke pasar terdekat untuk membeli barang. Dan itu pun harganya enggak murah karena harganya beda dengan harga pasar induk di Bandung," ujar Wilson.

"Kita bisa dibilang social e-commerce company. Kita membuat jaringan-jaringan di mana orang-orang (reseller) ini akan bisa jadi drop of point (logistik), mereka menampung demand (permintaan) yang ada di daerah tersebut. Setiap kali kita mendapat satu demand, mereka order ke kita dan langsung kita kirim," jelas Wilson.

"Mereka (reseller) yang akan membagikan, jadi kebutuhan per-orang akan dikumpulkan di satu tempat dan akan kita kirim barangnya hari itu juga. Dia (reseller) bisa mendapatkan additional income atau uang tambahan melalui proses pengumpulan demand tadi," sambungnya.

Hingga saat ini, total reseller yang terdaftar dalam aplikasi Dagangan sudah sebanyak 20 ribu yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan sebagian kecil di Sumatera. Pencapaian tersebut didukung dengan jumlah transaksi rata-rata 300 sampai 400 kali pengantaran barang dalam waktu 24 jam dan di satu desa. "Masing-masing desa berbeda ya, ada yang bahkan lebih dari 400 pengantaran khususnya di Jawa," tuturnya.


(hns/hns)

Hide Ads