Modal Rp 400 Ribu, Eks Karyawan BUMN Ini Raup Rp 500 Juta dari Aksesoris

Saatnya Jadi Bos

Modal Rp 400 Ribu, Eks Karyawan BUMN Ini Raup Rp 500 Juta dari Aksesoris

Siti Fatimah - detikFinance
Jumat, 10 Sep 2021 07:00 WIB
Resign dari BUMN, Ibu Muda Ini Jual Aksesoris Beromzet Rp 500 Juta
Foto: Dok. Elye Craft
Jakarta -

Setelah resign dari BUMN, Linda Yuli Yani (31), ibu dua anak ini memilih untuk mulai berdagang. Dia keluar dari BUMN pada 2015 dan memberanikan diri untuk berjualan aksesoris.

Awalnya, Linda memulai bisnis dari hobi yang ia sukai yaitu membuat pernak-pernik hingga menjadi aksesoris seperti kalung, gelang, tas macrame, hingga strap masker dan connector masker. Dia sempat tak menyangka, usaha yang dibangun hanya dengan modal Rp 400 ribu ini bisa berkembang hingga sampai sekarang.

"Kalau untuk cerita awalnya gimana bisa bangun bisnis ini awalnya dari hobi. Awalnya nggak niat buat dijadikan bisnis yang menjanjikan, tapi karena seiring berjalannya waktu akhirnya diseriusin, didukung juga sama keluarga dan suami jadi alhamdulillah bisa sampai sekarang," kata Linda saat berbincang dengan detikcom, Kamis (9/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama ini, Linda hanya menggunakan Instagram sebagai media promosinya. Dengan bekal pengalaman di pekerjaan sebelumnya, dia mengaku cukup terbantu untuk persoalan marketing dan pelayanan kepada pembeli.

Usaha yang diberi nama Elye Craft tersebut sudah berjalan hingga 6 tahun menuju tahun ke-7. Meski begitu, di awal, dia sempat berhenti membuat kerajinan karena memiliki momongan dan seluruh waktunya difokuskan untuk mengurus anak.

ADVERTISEMENT
Resign dari BUMN, Ibu Muda Ini Jual Aksesoris Beromzet Rp 500 JutaResign dari BUMN, Ibu Muda Ini Jual Aksesoris Beromzet Rp 500 Juta Foto: Dok. Elye Craft

Hingga akhirnya, Linda berinisiatif untuk meneruskan bisnisnya dengan menambah produk dagangan dengan menjadi pemasok alat-alat pembuat kerajinan tangan.

"Setelah itu saya coba inisiatif buat supply bahan-bahannya, karena kalo untuk bahan-bahannya itu kan nggak perlu ada proses pembuatan hanya cuman ngejual bahan mentahnya aja, nah dari situ mulai saya jualin perintilan bahan-bahan craft-nya," paparnya.

Sampai saat ini, bisnis kerajinan aksesoris Linda telah berkembang dan menambah tiga cabang kerajinan yaitu satu cabang bisnis menjual bahan-bahannya, menjual hasil karya berupa strap masker dan lain-lain, serta satu lagi menjual hasil karya tas macrame (tali temali). Tak hanya itu, Linda juga telah mempekerjakan 11 karyawan di bisnisnya tersebut.

Omzet yang didapat dari modal awal Rp 400 ribu pun mulai berkembang, dari Rp 3 juta per bulan di tahun pertama menjadi Rp 500 juta per bulan saat ini.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Perjuangannya mempertahankan bisnis aksesoris dilalui dengan berbagai tantangan. Apalagi jika berhubungan dengan aksesoris akan bergantung pada kreasi dan minat pembeli. Bisnisnya pun sempat terdampak pandemi, namun berhasil bangkit dengan inovasi yang ia ciptakan hingga menjadi berkah bagi usahanya.

"Dari yang biasanya kirim 40 paket ke atas itu sehari cuman 3 dan itu benar-benar kita lagi diuji banget, tapi alhamdulillah kita harus terus inovatif cari peluang, kesempatan sekarang yang lagi banyak diminta customer dan terciptalah produk strap masker dan connector masker. Alhamdulillah meledak dan booming sampai sekarang. Pandemi jadi lebih kaya banyak hikmah dan berkahnya, benar-benar sampai bingung ngerjainnya karena banyak banget permintaan," ungkapnya.

Resign dari BUMN, Ibu Muda Ini Jual Aksesoris Beromzet Rp 500 JutaResign dari BUMN, Ibu Muda Ini Jual Aksesoris Beromzet Rp 500 Juta Foto: Dok. Elye Craft

Dia mengatakan, berbisnis di bidang kriya memiliki tuntutan untuk terus memberikan produk yang unik dan menarik. Aksesoris akan terus berkembang mengikuti zaman. Keberadaan kompetitor pun harus dijadikan sebagai acuan untuk menciptakan produk yang lebih baik.

"Tetap harus punya identitas atau keunikan tersendiri, biar gimana walaupun produk kita banyak di pasaran tapi kita kasih sesuatu yang unik biar value-nya beda sama yang lain," ujarnya.

Oleh karena itu, meski sudah mencapai omzet ratusan juta, Linda tetap menambah pengetahuannya melalui berbagai platform misalnya seperti Pinterest, Instagram atau YouTube. "Pokoknya banyak-banyak belajar, cari inspirasi, modifikasi, adaptasi dan kita keluarkan lagi barang yang baru dan unik setiap musimnya. Harus pintar membaca situasi, sekarang musimnya apa dan keluarkan produk yang banyak diminati," katanya.

Produk buatannya kini telah tersebar ke penjuru Indonesia dari Aceh sampai ke Jayapura. Aksesorisnya pun diminati di luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Taiwan, hingga Hong Kong.


Hide Ads