Jakarta -
Keputusan Sofyani Mirah untuk terjun ke bisnis dibilang cukup berat. Bagaimana tidak, dia harus melepas pekerjaan yang ia geluti selama 25 tahun di sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Namun siapa sangka, keputusan ini berbuah manis. Melalui brand Bananania, warga Sleman, Yogyakarta ini menerima omzet puluhan juta dari bisnis keripik pisang aneka rasa.
Ia pun bercerita, memulai bisnis Bananania pada Mei 2019. Ia terjun ke usaha keripik pisang ini salah satunya karena permintaan suami agar dirinya tidak menghabiskan waktu untuk bekerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu selama 25 tahun itu saya kerja di kantor. Tapi anak saya kan tiga, sudah semakin besar, terus suami saya agak keberatan kok saya kerja terus," katanya kepada detikcom, Selasa (28/9/2021).
Dengan terjun ke dunia usaha, ia punya waktu yang dihabiskan bersama keluarga. Apalagi, ia dibantu dengan beberapa karyawan.
Pisang jadi komoditas bisnis Mirah karena ia ingin menghadirkan sebuah produk yang sehat untuk dikonsumsi. Di sisi lain, ia juga ingin memanfaatkan potensi pisang yang besar, apalagi pasokannya tidak mengenal musim.
"Jadi kalau misalnya dapat order banyak sekalipun saya tetap tidak akan kekurangan pisang," imbuhnya.
25 Tahun Ngantor, Wanita Ini Nekat Jual Keripik Pisang Beromzet Puluhan Juta Foto: Dok. Pribadi |
Membangun bisnis keripik pisang sebenarnya tidak butuh modal besar. Menurutnya, dengan modal Rp 5 juta saja bisnis itu bisa berjalan.
Modal Rp 5 juta itu bisa digunakan untuk membeli 1.000 kemasan di mana untuk tiap kemasannya Rp 2.000. Kemudian membeli pisang di awal 2-3 tandan per hari. Harga pisang per tandan di kisaran Rp 50-75 ribu. Modal itu juga digunakan untuk gaji karyawan.
"Terus saya butuh dana untuk bayar karyawan karena saya punya 2 karyawan. Saya butuh juga kompor, karena kan berbeda tidak boleh dicampur dapur rumah. Saya beli bumbu-bumbu sudah dengan 2 karyawan," tambahnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Seiring berjalannya waktu, Mirah membutuhkan peralatan tambahan seperti peniris, penyampur bumbu, dan lain-lain, sehingga modalnya diperkirakan Rp 20 juta.
Dalam hal pemasaran, Mirah mengincar toko-toko berjejaring dan toko oleh-oleh. Ia menitipkan produknya di toko-toko itu.
"Saat ini kami sudah masuk sekitar 400 toko, di antaranya ada 150 toko oleh-oleh. Jadi 250 swalayan supermarket dan ini ke depan insyaallah awal bulan depan saya tambah lagi 55 toko untuk Alfamart dan Alfamidi," tuturnya.
Pandemi COVID-19 memberi dampak yang besar bagi pelaku usaha, tak terkecuali Mirah. Dengan kondisi itu, ia pun cepat-cepat melakukan penyesuaian dengan melakukan pemasaran secara online. Ia pun masuk berbagai marketplace seperti Shopee, Tokopedia dan Blibli dengan nama Banania Official Store.
"Nggak berapa lama penjualan lumayan saya ditawarin ke Shopee ekspor. Saat ini sudah bisa diorder dari Malaysia, Singapura dan Filipina. Kami sudah sering juga dapat order dari Singapura dan Malaysia, namun Filipina belum pecah telur ini," ujarnya.
Produk Bananania ditawarkan seharga Rp 15.000 dengan berat 125 gram untuk ritel. Ia menawarkan harga berbeda tergantung relasinya apakah untuk agen, reseller, ekspor, dan business to business (B to B).
Ditanya omzet, rata-rata ia mengantongi Rp 38 juta per bulan. Omzet ini terhitung cukup besar untuk bisnis yang berjalan tiga tahun.
"Karena pandemi masih sedikit masih Rp 38 juta per bulan. ini kan belum masuk ke Alfamart dan Alfamidi. Saya punya harapan besar di situ," ungkapnya.
Bagi mereka yang ingin terjun bisnis, ia menyarankan agar 'mendekat' ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) maupun Dinas Koperasi dan UKM setempat. Dengan begitu, maka pelaku usaha bisa mendapat pengetahuan dan informasi tentang dunia usaha mulai dari perizinan, pelatihan, hingga menjalin relasi bisnis.
"Jadi kan nanti di dinas kita pasti dimasukkan ke grup-grup UMKM yang ada di bawah dinas. Itu juga penting kita bisa mengikuti itu karena di situ akan banyak informasi-informasi yang kita dapat. Misalnya, 'Ini loh, akan ada pelatihan ini. Ini loh ada kurasi ini'," terangnya.
Simak Video "8 Tips Jitu Bangun Usaha Bisnis di Masa Sulit COVID-19"
[Gambas:Video 20detik]