Kerupuk merupakan salah satu panganan khas masyarakat Indonesia. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki jenis kerupuk yang berbeda.
Di Dusun Kauman, Desa Selo, Kecamatan Tawangharjo, Grobogan, kerupuk pati menjadi jenis yang paling terkenal. Bahkan, beberapa warga menggantungkan hidupnya dari bisnis kerupuk ini.
Seorang warga Dusun Kauman, Susilowati (32) merupakan salah satu yang menggeluti bisnis kerupuk pati. Ia mengatakan bisnis ini telah ada sejak tahun 1975 dan diwariskan secara turun temurun ke generasi selanjutnya.
"Turun temurun dari ibunya bapak tahun 1928. (Sudah) tiga generasi, tapi bedanya dulu jual kerupuk beras. Kalau mayoritas warga sini memang jual kerupuk," ujarnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.
"Kalau kerupuk pati awalnya punya ibu. Karena ibu sudah sepuh jadi saya yang nerusin. (Dari) sekitar tahun 1975, udah lama banget, puluhan tahun. Dari aku belum lahir," tambahnya.
Meski meneruskan usaha ibunya, Susilowati mengatakan ia tetap menggunakan resep yang diwariskan ibunya. Dalam satu hari, ia dapat memproduksi hingga 1,5 kwintal kerupuk.
Adapun modal yang diperlukan untuk membuat kerupuk setiap harinya berkisar Rp 620 ribu. Modal tersebut ia gunakan untuk membeli tepung terigu dan tapioka.
"Setiap hari bisa produksi paling sedikit 75 kg, kalau ramai sampai 1 kwintal, 1,5 kwintal," katanya.
"Untuk sekali bikin itu untuk 2 karung tepung terigu sama 2 karung tepung tapioka. Sekarung itu 50 kg. Harga sekarung tepung terigu Rp 150 ribu, tepung tapioka sekarung Rp 160 ribu. (Modal) sekitar Rp 620 ribu untuk sekali bikin," lanjutnya.
(prf/hns)