Hobi beternak ayam pelung (Gallus gallus Domesticus) ternyata mendatangkan rejeki bagi Wakhid Yusuf Permana (25). Bahkan di tengah pandemi COVID-19, permintaan ayam berkokok panjang itu bertambah ramai.
"Selama pandemi COVID malah sampai inden permintaan. Jadi (pandemi) tidak ada dampaknya, malah tambah ramai," ungkap Wakhid pada detikcom, Rabu (17/11/2021) siang di kandang peluang Klaten (KPK) Desa Jatipuro, Kecamatan Trucuk, Klaten, Jawa Tengah..
Menurut Wakhid, selama pandemi dari kandangnya terjual sekitar 200 ekor. Mayoritas masih usia 0-1 Minggu dengan tetasan alami.
"Karena antre pesanan, ayam tetasan 0-1 minggu sudah ditunggu. Tidak diketahui jantan atau betinanya Rp 50.000 per ekor," kata Wakhid warga dusun Gesing.
Diceritakan Wakhid, hobi memelihara ayam asli Jawa barat itu ditekuninya tahun 2017. Awalnya memelihara ayam kampung biasa tapi hitungan laba tidak cocok.
"Dulu saya ternak ayam kampung tapi dari sisi pakan dan hasil tidak cocok. Saya coba beli ayam pelung Rp 500.000 sepasang," papar Wakhid.
Setelah hasilnya cukup bagus, lanjut Wakhid, dirinya ketagihan beternak ayam tersebut. Ayam pelung punya kelebihan sehingga harga jual stabil.
"Kelebihan di seni suara, bobot sampai 8 kg dan ciri fisiknya mencirikan ayam yang khas dari ujung kaki sampai kepala. Beda dari ayam yang lain," papar Wakhid.
Dapat berapa dari jualan ayam pelung? Lihat di halaman berikutnya.
Simak Video "Telor dan Madu, Pakan Khusus Agar Stamina Ayam Pelung Terjaga, Cianjur"
(ang/ang)