Belasan Tahun Jadi Dosen, Wanita Ini Resign Demi Kejar Mimpi Jualan Arem-arem

Belasan Tahun Jadi Dosen, Wanita Ini Resign Demi Kejar Mimpi Jualan Arem-arem

Danang Sugianto - detikFinance
Minggu, 28 Nov 2021 12:57 WIB
Tini Ismiyani Mantan Dosen resign boleh jualan arem-arem mie
Foto: Tini Ismiyani Mantan Dosen resign boleh jualan arem-arem mie
Jakarta -

Berprofesi sebagai dosen di Universitas Indonesia (UI) tak membuat Tini Ismiyani berpuas diri. Bayangkan, dia berani melepas profesinya sebagai dosen di universitas bergengsi itu hanya demi menjalani usaha arem-arem mie.

Tini sendiri mengaku sudah mengabdi sebagai dosen sejarah di UI selama 12 tahun. Dengan niatan mewujudkan mimpinya, dia memberanikan diri untuk meninggalkan profesinya itu.

"Ada beberapa faktor yang mendorong saya resign, yang pertama karena saya ingin lebih punya banyak waktu untuk anak-anak saya dan yang kedua karena saya ingin mewujudkan mimpi-mimpi saya, dan langkah awal yang saya lakukan untuk mewujudkan mimpi saya adalah dengan menseriusi usaha arem-arem mie ini," ucapnya kepada detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bisnis arem-arem mie ini dia mulai pada 2020 atau baru 1 tahun berdiri. Bayangkan begitu besar keputusan yang dia ambil, merelakan profesinya demi untuk menjalani bisnis di masa pandemi COVID-19. Padahal saat itu banyak pelaku usaha yang tengah ketar-ketir akan nasib usahanya.

Salah satu hal yang mendorongnya untuk berani menjajal bisnis kuliner ini adalah ketika dia memiliki banyak waktu saat WFH. Waktu luangnya dia habiskan lebih banyak di dapur untuk memasak makanan untuk keluarganya.

ADVERTISEMENT

"Saat sibuk memasak itu terlintas pikiran untuk jualan kuliner. Kemudian saya ingat dengan arem-arem mie yang biasa dibuat ibu. Saya kemudian belajar bikin arem-arem mie ke ibu dan mencoba menjualnya di kalangan terdekat, dari tetangga dan teman-teman," ucapnya.

Ternyata hasil belajar dari ibunya itu berhasil dia terapkan. Respons dari kerabatnya yang telah mencicipi arem-arem mie itu sangat positif dan menghasilkan pesanan yang banyak.

Awalnya, usaha yang dia namai Aremie Hj Rully ini hanya dia jalani berdua dengan suaminya. Namun karena pesanan terus bertambah, akhirnya dia dan suami memberanikan diri untuk membuka gerai arem-arem mie pada 5 Oktober 2020.

Modal yang dia keluarkan hanya Rp 300 ribu. Baca di halaman berikutnya

Modal yang dia keluarkan pertama kali juga hanya Rp 300 ribu. Dari modal yang tidak seberapa itu, akhirnya terus bergulir dan membuat dia semakin yakin untuk serius menjalani bisnisnya.

"Untuk membuka gerai pertama kami yang terletak di Cimanggis, Depok, cukup besar menguras semua tabungan kami. Tapi ini adalah langkah yang perlu kami ambil untuk menseriusi bisnis kuliner kami," terangnya.

Tini mengungkapkan alasannya memilih arem-arem mie untuk menjadi usahanya. Pertama karena dia menilai makanan itu terbilang unik dan sudah jarang ditemui. Menurut pemantauan Tini juga belum ada brand besar yang mengeluarkan produk arem-arem mie ini.

"Kompetitornya blm banyak sehingga kami masih punya pasar yang cukup besar. Apabila dibandingkan dengan arem-arem mie produk kompetitor, salah satu keunggulan kami adalah rasanya enak, mudah disantap dan dikemas dengan kekinian," tambahnya.

Untuk strategi yang dia gunakan saat ini masih fokus pada pengenalan brand dan produknya. Sebab saat ini masih jarang masyarakat yang mengenal arem-arem mie.

Untuk pemasaran produknya dia memanfaatkan berbagai food delivery channels seperti Gofood, Grab, Tokopedia, Shopee Food, Traveloka Eat dan lain sebagainya. Tujuannya untuk mempopulerkan arem-arem mie ini dengan mengenalkan Aremie Hj. Rully sebagai brand makanan tradisional yang kekinian.

"Tidak hanya untuk konsumsi sendiri tapi juga bisa dikemas sebagai hampers, jadi menjadikan arem-arem mie ini sebagai the next level of arem arem," tuturnya.

Saat ini Tini memiliki 16 pegawai. Rata-rata penjualan saat ini sudah mencapai 20 ribu arem-arem mie per bulannya. 1 box Aremie berisi 10 dengan harga Rp 70 ribu.

"Untuk profit memang saat ini masih di angka 10-12% karena baru 1 tahun bisnis ini berjalan sehingga masih dalam proses menutup BEP," tambahnya.

Tini mengakui profesinya yang dia jalani saat ini memang jauh berbeda. Sebagai dosen dia menganggapnya sebagai pengabdian untuk negara.

"Kini menjadi pengusaha menjadi pengabdian saya yang baru. Saya berharap bisa membuka banyak lapangan pekerjaan, bisa memiliki pabrik arem-arem mie yang mempekerjakan ribuan tenaga kerja sehingga bisa membantu ekonomi masyarakat Indonesia. Selain itu saya juga ingin arem-arem mie yang adalah makanan tradisional Indonesia ini bisa mendunia," terangnya.

Ke depan, Tini berencana untuk membuka lebih banyak cabang lagi. Mulai dari Jabodetabek hingga ke seluruh Indonesia.

Dia juga tengah mempersiapkan diri agar bisa masuk ke pasar global yang marketnya bisa lebih besar. Untuk itu Tini saat ini membangun sistem, terutama operasional, marketing dan finance.

"Mudah-mudahan dengan pengelolaan manajemen yang baik dan strategi pemasaran yang tepat, Arem-arem Mie Hj. Rully bisa berkembang besar dan bisa menebar manfaat untuk bangsa dan rakyat Indonesia," tutupnya.



Simak Video "Importir Jadi Eksportir Produk Kitchenware Halal ke Negeri Sakura"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads