Jakarta -
Menjadi pegawai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mungkin menjadi impian bagi banyak orang. Namun, seorang wanita bernama Mika Riandita memilih untuk keluar dari pekerjaan tersebut supaya lebih dekat dengan keluarga dan mengembangkan bisnis.
Benar saja, keputusan Mika berbuah manis. Keputusan Mika mengembangkan usaha dengan nama Cilok Djoedes sukses dan menghasilkan omzet hingga puluhan juta per bulan.
Mika terjun ke bisnis ini bisa dibilang tanpa sengaja. Ia mengaku merupakan penggemar pentol yakni makanan sejenis bakso. Ia pun coba-coba untuk menawarkan ke rekan kerjanya di OJK mengingat pentol jarang kala itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika bikin, terus saya masih kerja waktu itu di OJK, bikin itu, eh mau coba deh buka PO (pre order) untuk teman kantor. Coba buka PO tahun berapa ya, tahun 2018," katanya kepada detikcom, ditulis Selasa (4/1/2022).
Tak disangka, pentol buatan Mika mendapat respons positif. Lama kelamaan, Mika kebanjiran pesanan dari teman-temannya.
Nama pentol sendiri kemudian sengaja ia ganti dalam mengembangkan usahanya. Sebab, pentol kurang familiar.
"Waktu itu aku bingung ngasih namanya, di sini kan kalau pentol itu kurang familiar ya. Kalau kaya gitu namanya cilok, tapi kalau cilok kan biasanya dari aci aja, kalau yang Cilok Djoedes ini aku kasih daging, jadi kerasa krenyel-krenyel," terangnya.
detikcom mau kasih modal Rp 10 juta buat suami kamu nih. Cek di sini.
Lihat juga video 'OJK Sebut Pandemi COVID19 Peluang Investasi Lebih Besar':
[Gambas:Video 20detik]
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Seiring berjalannya waktu, bisnisnya pun berkembang. Ia pun memberanikan diri untuk membuka booth di dekat rumahnya di kawasan Serpong. Respons masyarakat pun cukup baik.
Pada tahun 2019, Mika pun memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya di OJK. Padahal, ia telah 10 tahun bekerja di regulator industri keuangan tersebut.
"Saya akhirnya tahun 2019 kemarin, itu resign karena kan pengin dekat keluarga juga. Kita kerja kantoran sampai jam 5, belum lagi macet-macetnya. Pengin ngurus keluarga aja lebih nyantai," terangnya.
"Sudah nanya suami diizinin, sama orang tua sudah diizinin, ya udah fokus di bisnis sama di rumah aja," sambungnya.
Jika dihitung, Mika mengatakan, modal yang ia keluarkan untuk bisnis tidak sampai Rp 15 juta. Modal itu dikeluarkan secara bertahap seiring kebutuhan peralatan.
Harga Cilok Djoedes sendiri beragam. Untuk produk beku alias frozen dibanderol dari Rp 22 ribu hingga Rp 45 ribu. Sementara, untuk yang sudah jadi alias siap makan dari Rp 10 ribu hingga Rp 39 ribu, tergantung paket yang diambil.
Singkat cerita, bisnis Mika pun berkembang. Dalam mengembangkan bisnis ini pun ia juga menggandeng mitra di sejumlah daerah. Dia mengatakan, omzet per bulannya untuk saat ini telah mencapai Rp 60- 80 juta per bulan.
"Omzet per bulan itu sekarang di angka sekitar Rp 60 juta sampai Rp 80 juta. Kadang Rp 50 juta juga pernah, karena pandemi nggak tentu juga," katanya.
Produk Cilok Djoedes sendiri dapat dibeli secara offline di sejumlah outlet seperti di Serang, Palembang, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Tangerang, Depok, dan Bekasi. Sementara, untuk online bisa ditemukan di Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada dan Blibli dengan nama akun cilokdjoedes.