Dirumahkan Imbas Pandemi, Pramugara Ini Dagang Sate Taichan Omzet Puluhan Juta

Saatnya Jadi Bos

Dirumahkan Imbas Pandemi, Pramugara Ini Dagang Sate Taichan Omzet Puluhan Juta

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 31 Mei 2022 14:23 WIB
Peluang usaha pramugara bisnis sate taichan
Foto: Dok. Taichanenajasa
Jakarta -

Pandemi COVID-19 menghantam para kru penerbangan. Mereka terpaksa dirumahkan lantaran pesawat jarang terbang. Kondisi itu pula dialami Luky Evando (34), seorang pramugara yang diminta cuti tanpa dibayar selama hampir 2 tahun.

Selama cuti itu dimanfaatkan Luky mencari peluang baru yakni membuka usaha sate taichan yang jadi makanan favoritnya. Dia mengajak dua sahabatnya yang juga bekerja di maskapai penerbangan yang berbeda dengannya.

"Saya ajak teman saya yang bisa masak dan salah satunya lagi kerabat. Jadi antara persahabatan itu berembuk, kita membuka usaha sate taichan karena memang basic-nya kita pecinta makan taichan. Jadi itu kita buka di 4 Juli 2020," kata Luky saat berbincang dengan detikcom, Selasa (31/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bisnis dengan nama Taichan Ena' Jasa milik Luky dan rekannya itu bisa dibilang sukses tidak butuh waktu terlalu lama. Meski dibuka saat pandemi COVID-19, animo masyarakat sangat besar, terlihat di hari pertama yang habis 800 tusuk hanya dalam waktu 3 jam.

Omzetnya di hari pertama mencapai Rp 2 juta per hari, sedangkan rata-rata saat ini Rp 1,5 juta/hari atau Rp 45 juta/bulan. Luky pun membeberkan rahasia bisnis sate taichan yang berlokasi sekitar 15 menit dari Bandara Soekarno Hatta itu bisa sukses seperti sekarang.

ADVERTISEMENT

"Sate taichan di Tangerang Kota itu saingannya sangat sedikit. Selain itu juga cita rasa dari kita cukup kuat bukan pada umumnya yang sambalnya cair, dagingnya kecil. Kalau kita enggak dan pembedanya varian menu kita cukup banyak," jelasnya.

Jika ditarik ke belakang, modal awalnya untuk bisnis sate taichan sekitar Rp 60 juta. Modal itu didapatkan dari hasil patungan bertiga untuk sewa ruko kurang lebih Rp 20 juta/tahun, beli bahan baku, hingga peralatan penunjang seperti freezer hingga panggangan.

Luky pun membeberkan tips bagaimana cara membesarkan bisnis hingga mempunyai cabang di Bandung seperti sekarang. Menurutnya, yang terpenting adalah pemilihan lokasi yang tidak banyak kompetitor di lokasi tersebut, melakukan promosi secara konsisten di media sosial, hingga aktif mengundang food blogger.

"Hari pertama kita bisa sampai 800 tusuk karena sebelum opening itu kita ada campaign di media sosial kayak opening soon gitu-gitu. Kurang lebih 80 porsi itu habis dalam waktu 3 jam dan omzet itu kita sampai Rp 2 juta (per hari)," bebernya.

"Up and down pasti ada namanya bisnis, tapi kita inisiatif untuk mengundang food blogger, kita kerja sama dengan salah satu stasiun televisi untuk mereview," tambahnya.

Bisnis sate taichan milik Luky menyediakan menu dan harga beragam yang dijual per porsi. Ada taichan daging Rp 27.000, taichan campur Rp 23.000, taichan kulit bakar bumbu manis/ori Rp 23.000, taichan kulit crispy Rp 25.000, taichan ceker crispy tulang lunak Rp 25.000, dan yakitori Rp 25.000.

Buat yang tertarik ingin mencoba sate taichan Ena' Jasa, langsung saja datang ke lokasi gerai atau pesan melalui aplikasi pesan antar makanan. Informasi selengkapnya bisa cari tahu lewat akun Instagram @taichanenajasa.

Halaman berikutnya berkah pandemi COVID-19. Langsung klik

Luky menganggap pandemi COVID-19 menjadi berkah tersendiri baginya. Selain jadi memiliki bisnis taichan, belum lama ini dirinya mengaku dipanggil kembali oleh maskapai tempatnya bekerja.

"Kalau nggak ada pandemi mungkin saya nggak ada bisnis dan hanya bekerja. Jadi berkah yang saya dapat saat pandemi ini adalah saya bisa create suatu bisnis dan dipekerjakan seperti biasa," ungkap Luky.

Dia juga akan meneruskan bisnis dan menjadi pramugara secara beriringan. Bisnisnya yang sudah berjalan hampir dua tahun dinilai bisa dimonitor dari jarak jauh, apalagi saat ini ada 4 karyawan yang cukup dipercayanya.

Selain itu, Luky menceritakan pertemuannya dengan sang istri adalah berkat usaha sate taichan yang dirintisnya. Istrinya merupakan seorang pramugari yang sempat viral membuka bisnis Nasi Balap Puyung Khas Lombok karena terdampak pandemi COVID-19, di mana kiosnya bersebelahan dengannya.

"Kita berteman seperti biasa, tapi seiring waktu berjalan, tiap hari juga banyak menghabiskan waktu di tempat tersebut akhirnya kita cinlok (cinta lokasi), 4 Juli saya buka kios, Oktober (2020) itu kita nikah. Bukan ta'aruf sih tapi lebih kayak kalau mau serius kita langsung nikah," ujarnya.

Seiring mulai menggeliat kembali bisnis penerbangan, Luky menjelaskan satu partner bisnisnya memilih mundur sejak sate taichan sudah berjalan satu tahun. Rekannya itu disebut memilih fokus menjalankan pekerjaannya sebagai pramugara di salah satu maskapai.

"Akhirnya sekarang ini saya berdua sama yang bisa masak, urusan resep lah pokoknya dia. Kalau saya bisa dibilang pegang operasional, marketing. Tapi sampai sekarang hubungan kita bertiga baik-baik saja karena memang keluarnya karena alasan pekerjaan," katanya.


Hide Ads