Dalam berjualan, tentunya kita berharap mendapatkan hasil lebih atau keuntungan. Tapi berapa sebenarnya pendapatan yang disebut untung? Bagaimana pula menghitung keuntungan yang didapatkan dari penjualan, apakah hanya sesederhana lebih banyak daripada modal awal saja?
Nah, dalam artikel ini, kita akan membahas rumus dan cara menghitung hasil penjualan tanpa ribet! Simak penjelasan di bawah ini.
Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Penjualan?
Sebelumnya, kita perlu memahami dulu faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan penjualan. Dilansir Rogi Gusrizaldi dan Eka Komalasari dalam Jurnal Valuta Volume 2 No. 2 Oktober 2016, mengutip Basu Swastha (2008), berikut keempat faktor tersebut.
1. Kondisi Pasar
Penjual dan pembeli melakukan transaksi di pasar. Nah, sebelum menjual sesuatu, pihak penjual harus memahami beberapa hal terkait kondisi pasar, antara lain: jenis pasar, jenis dan karakteristik barang, harga produk, dan kelengkapan barang.
2. Kondisi dan Kemampuan Penjual
Selain melihat kondisi pasar, penjual harus mencermati juga kondisi dan kemampuannya sendiri, apakah mampu meyakinkan pembeli dan menjual dengan tepat sasaran. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan di sini adalah lokasi menjual, cara pembayaran, dan promosi.
3. Modal
Keuntungan penjualan juga harus dilihat dari segi modal. Modal tidak hanya diperuntukkan bagi produksi barang saja, tetapi juga mempromosikan barang tersebut kepada calon konsumen. Penjual harus memiliki modal yang cukup, kemudian keuntungan dilihat dari pemasukan selain daripada modal tersebut.
4. Kondisi Organisasi Perusahaan
Kondisi organisasi juga mempengaruhi keuntungan yang masuk. Perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih susah dalam pembagian tugas dan tanggung jawab untuk penjualan karena personel yang sedikit.
Tapi bukan berarti perusahaan besar lebih mudah, karena cost yang dikeluarkan perusahaan besar juga cenderung lebih tinggi sehingga berpengaruh pada pemasukan dan keuntungan.
Rumus Menghitung Keuntungan Penjualan
Nah, setelah memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan, sekarang kita pelajari cara menghitung keuntungan penjualan. Keuntungan sendiri dibagi menjadi dua, yakni laba kotor dan laba bersih. Berikut penjelasan lengkapnya mengutip Jurnal KU 3 dari situs respository.unim.ac.id.
1. Laba Kotor
Laba kotor adalah laba perusahaan yang pertama kali didapatkan oleh perusahaan sebelum dikurangi biaya-biaya yang tergolong beban perusahaan. Mengutip Kasmir (2012: 303), penghitungan laba kotor adalah total pendapatan dari penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Perhatikan rumus di bawah.
Laba kotor = Total pendapatan penjualan bersih - Harga pokok penjualan
Dalam perhitungan keuntungan, laba kotor disebut juga X1. Laba kotor ini diperlukan untuk menghitung laba bersih, yang akan dijelaskan berikut ini.
2. Laba Bersih
Laba bersih adalah laba perusahaan setelah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan serta pajak dalam periode tertentu. Menurut Kasmir (2012: 303), laba bersih dihitung dari laba kotor dikurangi beban operasi dan beban pajak. Perhatikan rumus berikut.
Laba bersih = Laba kotor - Beban operasi - Beban pajak
Dalam operasi penghitungan, laba bersih dilambangkan dengan X3. Sementara X2 merupakan laba operasi yang merupakan selisih antara penjualan dengan seluruh biaya operasi.
Contoh Menghitung Keuntungan Penjualan
Sebagai gambaran, mari kita perhatikan contoh menghitung keuntungan penjualan dari usaha Pia Melati di Kelurahan Mariyai, Kabupaten Sorong, Papua Barat berikut ini, mengutip Doan Irando Fanindi dan kawan-kawan dalam ejournal.unsrat.ac.id.
Fanindi dan kawan-kawan mengumpulkan data yang dianalisis dengan menghitung selisih antara penerimaan dan biaya yang digunakan. Data disajikan dalam bentuk variabel yang dianalisis secara deskriptif, lalu diukur dengan rumus Analisis Revenue Cost berikut.
TR = Q . Pq
- TR: Total penerimaan
- Q: Jumlah produksi yang dijual
- Pq: Harga satuan produk.
Sedangkan pendapatan dihitung dengan rumus berikut.
I = TR - TC
- I: Pendapatan (keuntungan)
- TR: Total penerimaan/revenue
- TC: Total biaya/cost.
Lalu untuk mengetahui apakah industri pia tersebut untung atau tidak, dihitung menggunakan rumus berikut.
a = R/C = (Py.Y) / (FC + VC)
- a: Revenue cost ratio
- R: Revenue/penerimaan
- C: Cost/biaya
- Py: Harga output
- Y: Output
- FC: Fixed cost/biaya tetap
- VC: Variable cost/biaya variabel
Peneliti menghimpun dan menghitung berbagai data dari usaha Pia Melati, mulai dari harga bahan baku, biaya produksi, harga produk, hingga biaya tetap dan biaya variabel. Kemudian menghasilkan data total penerimaan dan total biaya sebagai berikut.
TR: Rp 77.625.000
TC: Rp 57.612.654
Jika dihitung, maka keuntungan Pia Melati adalah:
Rp 77.625.000 - Rp 57.612.654 = Rp 20.012.346
Apakah ini termasuk untung atau rugi, perlu dihitung dengan R/C ratio. Hasilnya sebagai berikut.
77.625.000 / 57.612.654 = 1,35
Jika nilai R/C kurang dari 1, maka usaha dapat disebut rugi. Jika lebih dari 1, maka usaha disebut untung.
Melihat hasil di atas, maka usaha Pia Melati dapat dikatakan untung.
Demikian pembahasan mengenai cara menghitung hasil penjualan, apakah untung atau rugi. Semoga bermanfaat untuk usaha Anda, detikers!
Simak Video "Video: Kemensos Salurkan 1,6 Juta Bansos yang Tersendat di Triwulan Kedua"
(des/fds)