Dalam mempromosikan produk atau jasa, kini sudah banyak perusahaan yang menggunakan strategi KOL marketing. Pada umumnya, strategi ini dilakukan di media sosial untuk menarik banyak konsumen sehingga perusahaan bisa meruap banyak cuan.
Lantas, apa sih sebenarnya strategi KOL marketing itu? Lalu bagaimana strategi ini diterapkan dalam mempromosikan bisnis secara luas? Apakah ada jenis-jenis strategi KOL marketing saat ini? Simak penjelasannya secara lengkap dalam artikel ini yuk detikers.
Apa Itu KOL Marketing?
Dilansir situs Influencer Marketing Hub, Key Opinion Leader atau disingkat menjadi KOL adalah seseorang yang mampu memberikan dampak besar kepada masyarakat luas dengan mempengaruhi pikiran dan psikologi mereka untuk membeli produk yang ia tawarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang-orang yang bekerja sebagai KOL dipercaya oleh pihak perusahaan karena dapat mengajak calon konsumen untuk membeli produk yang dijual, sehingga produk bisa laris manis dan perusahaan meraih keuntungan besar.
Strategi marketing ini sudah banyak dilakukan oleh sejumlah perusahaan menengah hingga besar. Pada umumnya perusahaan menggunakan jasa para artis/aktor ternama, influencer, dan seseorang yang ahli dalam bidang tertentu untuk dijadikan sebagai KOL.
Mereka akan diajak kerja sama untuk mengiklankan produk atau layanan yang dimiliki oleh perusahaan secara luas melalui media sosial masing-masing. Dengan menerapkan strategi tersebut, diharapkan banyak pengikut (followers) yang mulai tertarik dengan produk atau layanan yang dipromosikan.
Namun perlu diingat, untuk memilih seorang KOL tidak bisa dilakukan secara sembarangan detikers. Perusahaan harus melakukan riset terlebih dahulu, apakah para KOL ini mau mengiklankan produk milik mereka, menyiapkan dana untuk mengikat kontrak dengan KOL, serta memperhitungkan seberapa besar dampak yang diberikan dengan mengiklankan produk atau layanan bersama para KOL.
Tujuan Menggunakan KOL Marketing
Menggunakan strategi KOL marketing tak hanya sekadar mempromosikan produk atau layanan yang dimiliki oleh perusahaan saja. Dilansir situs Hubspot, berikut tujuan menggunakan strategi KOL marketing.
1. Dapat Memilih Target Audience yang Tepat
Tujuan pertama dari penggunaan strategi KOL marketing adalah dapat memilih target audiens yang sesuai dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Strategi ini dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi serta menjangkau audiens dengan tepat dan cepat, sehingga produk atau jasa yang dijual berhasil tepat sasaran.
Sebagai contoh, detikers memiliki perusahaan yang bergerak di bidang otomotif dengan menjual aksesoris kendaraan. Agar produk bisa laris manis di pasaran, akhirnya kamu menggunakan strategi KOL marketing dengan mengajak influencer atau artis yang gemar dengan dunia otomotif, lalu mempromosikan sejumlah produk unggulan di media sosial masing-masing.
2. Mengenalkan Suatu Produk Baru Secara Luas
Tujuan selanjutnya dari penggunaan strategi KOL marketing adalah mengenalkan sebuah produk kepada masyarakat secara luas. Apabila produk yang kamu jual termasuk baru dirilis, strategi KOL marketing sangat ampuh digunakan sebagai cara untuk mengenalkan produk baru kepada calon konsumen.
3. Menambah Jumlah Konsumen
Sebagai pengusaha pasti kamu berharap jika produk yang dijual bisa laris manis dibeli oleh konsumen. Nah, agar hal tersebut bisa terjadi coba gunakan strategi KOL marketing dalam mempromosikan produk andalan.
Dengan melakukan promosi di media sosial, para KOL berusaha mengajak seluruh followersnya untuk membeli produk tersebut. Apabila strategi ini berhasil diterapkan, maka jumlah konsumen akan terus bertambah dan produk berhasil laku keras.
4. Nama Perusahaan Jadi Dikenal Luas
Selain mengenalkan suatu produk secara luas, penggunaan strategi KOL marketing secara tidak langsung juga memperkenalkan nama perusahaan kepada calon konsumen. Bila bisnis yang kamu miliki baru saja dirintis, penggunaan strategi KOL marketing bisa menjadi salah satu cara agar nama perusahaan kamu bisa dikenal lebih luas lagi di masyarakat.
Jenis KOL Marketing
Untuk saat ini KOL marketing terbagi menjadi lima jenis yang tergantung dari jumlah pengikut (followers) di akun media sosial masing-masing. Mengutip situs Hashmicro, berikut kelima jenisnya.
1. Nano Influencer
Jenis KOL marketing yang pertama adalah nano influencer. Seseorang masuk ke dalam kategori nano influencer jika memiliki 1.000-10.000 followers di media sosial.
2. Micro Influencer
Setelah nino influencer, jenis KOL marketing selanjutnya adalah micro influencer. Dalam kategori ini, seseorang KOL harus memiliki jumlah followers antara 10.000-50.000 di media sosial.
3. Mid-tier Influencer
Seorang KOL yang bisa masuk ke dalam jenis mid-tier influencer yakni sudah memiliki 50.000-500.000 pengikut di media sosial. Jenis KOL marketing ini bisa dikatakan cukup terkenal di kalangan masyarakat.
4. Macro Influencer
Di atas mid-tier influencer ternyata masih ada lagi, yakni disebut macro influencer. Dalam jenis ini, seorang KOL memiliki jumlah followers antara 500.000-1.000.000 followers.
5. Mega Influencer
Jenis KOL marketing yang terakhir adalah mega influencer. Pada jenis ini, seorang KOL telah memiliki jumlah followers hingga lebih dari 1.000.000. Seorang KOL yang masuk dalam kategori ini bisa dibilang sangat terkenal dan mampu memberikan dampak besar.
Sebagai informasi, semakin tinggi jumlah followers seorang KOL maka dapat memberikan dampak lebih besar dalam mempromosikan produk atau jasa. Namun perlu diingat, biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan jasa seorang KOL juga semakin mahal.
Tugas Utama KOL Marketing
Tugas dari seorang KOL adalah mempromosikan kepada followers-nya di media sosial mengenai produk yang ia gunakan. Dengan promosi tersebut pihak perusahaan berharap dapat menambah jumlah pembeli, sehingga produk bisa laris manis diborong konsumen.
Lalu, apa saja tugas utama dari KOL marketing? Simak di bawah ini.
- Mempromosikan suatu produk atau layanan kepada followers-nya di media sosial, baik lewat Instagram, TikTok, atau Twitter.
- Bekerja sama dengan pihak perusahaan dan tim KOL marketing untuk membuat kampanye promosi, sehingga dapat menarik calon konsumen.
- Melakukan negosiasi kontrak dalam kerja sama antara perusahaan untuk mempromosikan produk atau jasa di media sosial.
- Melakukan riset bersama dengan perusahaan, apakah produk yang dipromosikan sesuai dengan target audiens.
- Menerapkan promosi yang harmonis kepada followers, sehingga followers tertarik untuk melihatnya.
Cara Memilih KOL yang Sesuai dengan Bisnis
Ada sejumlah tips dalam memilih KOL yang tepat dan sesuai dengan bisnis yang dijalankan. Sehingga, KOL bisa mempromosikan produk atau layanan dengan baik dan sesuai sasaran target audiens.
Mengutip situs Lime Cube, berikut cara memilih KOL marketing yang sesuai dengan bisnis:
1. Cari Orang yang Tepat
Saat ini sudah banyak artis/aktor, influencer, hingga seseorang yang tepat di bidangnya untuk diajak kerja sama sebagai KOL marketing di perusahaan kamu. Namun, kamu harus mengetahui latar belakang mereka masing-masing, apakah mereka cocok untuk mempromosikan produk tersebut atau tidak.
Sebab, jika memilih orang yang kurang tepat hal ini akan berpengaruh terhadap target audiens, jumlah pembeli, dan jumlah barang yang laku terjual. Jadi sebaiknya lakukan riset mendalam dengan tim marketing perusahaan untuk mencari orang yang tepat.
2. Pilih Jenis KOL yang Sesuai dengan Bisnis
Kalau detikers memiliki bisnis yang belum besar, kamu tetap bisa menggunakan seorang KOL sebagai sarana promosi produk atau jasa. Sebaiknya pilih jenis KOL dengan jumlah followers yang belum terlalu banyak, yakni antara nano influencer atau micro influencer.
Cara ini dilakukan agar menghemat biaya yang dikeluarkan untuk melakukan promosi suatu produk atau jasa. Semakin banyak jumlah pengikutnya, tentu harganya semakin mahal.
3. Pastikan KOL Tersebut Asli
Ketika kamu mencari seorang KOL yang tepat, pastikan mereka adalah seorang KOL yang asli dan bukan palsu. Bagaimana cara mengetahuinya? Kamu bisa melihat dari jumlah likes, komentar, dan shares di profil media sosial.
Selain itu, jika jumlah followers mereka banyak namun tak sebanding dengan jumlah likes dan comment pada setiap postingan, kamu harus menaruh curiga apakah followers tersebut asli atau palsu. Lalu, seorang KOL bakal rutin mengunggah konten setiap harinya di media sosial, salah satunya dengan mempromosikan berbagai produk dari sejumlah merek.
4. Pastikan KOL Memiliki Skill yang Dibutuhkan
Terakhir, pastikan KOL yang kamu pilih memiliki sejumlah skill yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Misalnya, sebuah perusahaan sepeda motor mencari seorang KOL dalam mempromosikan produk motor terbarunya, nah usahakan cari KOL yang paham dengan dunia otomotif.
Tak hanya menyasar target audiens saja, seorang KOL juga harus bisa mengendarai dan memahami sepeda motor tersebut.
Contoh KOL Marketing
Saat ini sudah banyak perusahaan yang menerapkan strategi KOL marketing. Mulai dari industri di bidang makanan dan minuman, pakaian, hingga barang elektronik mulai menggunakan strategi KOL marketing untuk memasarkan produk andalannya.
Sebagai contoh, sejumlah perusahaan yang bergerak di industri smartphone mulai menggunakan strategi KOL marketing untuk menarik minat calon konsumen. Dengan menjalin kerja sama pada sejumlah artis/aktor dan influencer yang memiliki nama besar, mereka bisa mempromosikan smartphone andalannya di media sosial dan mengajak para followers-nya untuk beralih ke smartphone tersebut.
Apa Perbedaan KOL dan Influencer?
Mungkin di antara detikers ada yang bingung apa membedakan antara KOL dengan influencer. Sebab, belakangan ini dunia marketing memang tengah ramai menggunakan influencer sebagai sarana promosi di media sosial.
Melansir situs Affable, meski KOL dan influencer sama-sama memiliki tugas untuk mempromosikan suatu produk atau jasa, namun keduanya memiliki sejumlah perbedaan. Salah satunya adalah KOL tidak hanya aktif melakukan promosi di media sosial, namun juga bisa muncul di acara TV, radio, konferensi pers, atau konten YouTube milik perusahaan.
Lain halnya dengan influencer, mereka lebih aktif melakukan promosi produk atau jasa di media sosial seperti Instagram, TikTok, hingga Twitter. Namun saat ini juga sudah banyak seorang KOL yang turut aktif di media sosial dalam mempromosikan produk atau layanan dari merek tertentu.
Selain itu, influencer sering melakukan komunikasi dua arah dengan para audiensnya di media sosial. Lain halnya dengan KOL, mereka cenderung menjalin komunikasi satu arah sehingga sangat jarang menanggapi pertanyaan, komentar, atau saran yang ditanyakan oleh para pengikutnya.
Nah itu dia detikers penjelasan mengenai apa itu KOL marketing beserta jenis, tujuan, contoh, dan perbedaannya dengan influencer. Semoga artikel ini dapat membantu detikers, terutama yang tengah mendalami strategi KOL marketing untuk perusahaannya.
(ilf/fds)