Arti Selling dan Perbedaannya dengan Marketing

Arti Selling dan Perbedaannya dengan Marketing

Rully Desthian Pahlephi - detikFinance
Selasa, 20 Sep 2022 06:00 WIB
Arti selling adalah kegiatan transaksi dengan alat tukar.
Foto: Cytonn Photography/Unsplash
Jakarta -

Pengertian selling dan marketing memang seringkali dianggap sama oleh sebagian orang, padahal kedua hal ini adalah dua hal yang berbeda. Sebagai pelaku bisnis, tentu kamu harus mengetahui arti selling dan mampu membedakannya dengan marketing.

Aktivitas selling merupakan sebuah aktivitas yang sangat penting dalam bisnis. Sebuah perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang besar jika mampu melakukan selling dengan baik.

Apa Arti Selling?

Arti selling adalah kegiatan bertransaksi yang melibatkan uang sebagai alat tukar. Dilansir Market Business News, selling dilakukan dengan proses untuk melakukan persuasi dan meyakinkan pelanggan untuk membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selling bisa diartikan juga sebagai pemenuh kebutuhan dua belah pihak, yaitu penjual dan pembeli. Penjual membutuhkan uang dari pembeli untuk mendapatkan keuntungan sedangkan pembeli membutuhkan barang dari penjual.

Selling bisa menjadi ukuran apakah suatu bisnis sudah berjalan dengan baik atau belum. Salah satu indikasi dari bisnis yang baik adalah mampu melakukan selling dalam jumlah yang tinggi.

ADVERTISEMENT

Jika aktivitas selling memiliki nilai yang tinggi, berarti banyak pelanggan yang membutuhkan barang tersebut. Sebaliknya, jika angka selling rendah maka bisa jadi terjadi kesalahan dalam bisnis, baik kesalahan dalam produk atau sasaran pasar yang kurang pas.

Tujuan utama dari kegiatan selling yaitu untuk mendapatkan keuntungan. Selain itu, selling juga bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan perusahaan supaya bisa memperbesar dirinya.

Perbedaan Selling dengan Marketing

1. Tujuan

Selling bertujuan untuk mencapai target angka penjualan tertentu sehingga perlu melakukan berbagai cara supaya orang punya keinginan untuk membeli produk yang ditawarkan. Sementara itu, tujuan utama dari marketing adalah meningkatkan market share atau menjangkau audiens melalui promosi produk.

2. Aktivitas

Aktivitas dalam selling berfokus pada tujuan untuk mendapatkan angka penjualan yang mencapai target dari perusahaan. Sementara marketing melakukan serangkaian aktivitas untuk memperkenalkan produk, brand, usaha, atau jasa sehingga lebih banyak orang yang aware terhadap produk yang diperkenalkan.

3. Waktu

Dari segi waktu, selling biasanya memiliki waktu yang lebih pendek. Misalnya dalam waktu satu bulan harus mencapai penjualan sesuai target perusahaan.

Sementara itu, marketing punya waktu pengerjaan yang lebih panjang. Seperti mengetahui kebutuhan pasar dan mengedukasi pasar dalam rangka meningkatkan market share.

Soft Selling

Soft selling merupakan salah satu teknik dalam penjualan. Dilansir dari Indeed, soft selling adalah teknik penjualan yang mengutamakan kebutuhan, informasi, dan kepercayaan pelanggan.

Soft selling dilakukan dengan pendekatan yang halus, tidak memaksa, dan membuat orang penasaran. Soft selling membuat calon pelanggan tidak merasa diburu-buru atau terpaksa harus segera melakukan pembelian seperti halnya teknik hard selling..

Sales yang menggunakan teknik soft selling akan melakukan persuasi secara halus dan memberi tahu bagaimana produk yang ditawarkan mampu menyelesaikan permasalahan yang dimiliki. Soft selling bukan tentang bagaimana cara menjual produk dengan cepat, tetapi untuk meningkatkan brand awareness, memperkenalkan produk, dan menciptakan kepercayaan dari konsumen.

Berikut ini adalah contoh penggunaan teknik soft selling:

1. Menawarkan Sample

Salah satu cara dalam teknik soft selling adalah dengan menawarkan sample. Sebuah brand akan memberi kamu sampel secara gratis lalu kamu akan banyak bertanya tentang produk yang kamu coba tersebut.

Nah, di sanalah soft selling bekerja, mereka akan membuat kamu merasakan produk mereka, menilai sendiri, dan mempengaruhi keputusanmu. Ketika kamu puas, maka ada kecenderungan kamu untuk membeli produk tersebut.

2. Iklan Terselubung

Misalnya ketika kamu mengidolai seorang bintang film dari Korea, maka kamu cenderung akan meniru idola kamu tersebut, termasuk dalam penggunaan barang-barang. Hal ini sering dimanfaatkan brand dalam melakukan soft selling.

Contoh iklan lainnya adalah iklan yang dilakukan oleh produk makanan. Biasanya iklan produk makanan akan menampilkan bintang iklan yang sedang nikmat mengonsumsi makanan, lalu konsumen akan penasaran dengan produk makanan yang diiklankan punya keinginan untuk merasakan kenikmatan makanan tersebut.

Personal Selling

Dilansir Economic Times, personal selling adalah bentuk komunikasi yang dilakukan secara tatap muka antara penjual dengan calon konsumen. Tujuannya tentu supaya calon konsumen membeli produk yang ditawarkan oleh penjual.

Saat melakukan teknik ini, sales akan menjelaskan secara langsung mengenai produknya, manfaatnya, serta hal lain yang berhubungan dengan produk. Personal selling bertujuan untuk meningkatkan penjualan sekaligus meningkatkan brand awareness.

Personal selling diharapkan bisa jadi cara pendekatan yang lebih mudah menjangkau calon konsumen dan memberikan penjelasan pada calon konsumen mengenai kelebihan dari produk yang ditawarkan oleh sales. Dengan metode ini, konsumen bisa mengerti mengenai informasi lebih detail mengenai produk yang belum diketahui oleh masyarakat luas.

Contoh penggunaan teknik ini adalah ketika brand menggunakan Sales Promotion girl (SPG) untuk mempromosikan produknya. SPG akan berkomunikasi secara langsung dengan konsumen dan bertugas untuk menjelaskan produk, menjawab pertanyaan pelanggan, serta meyakinkan konsumen untuk membeli produk.

Nah, itu dia arti selling dan perbedaannya dengan marketing. Selling adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan serta menumbuhkan perusahaan.




(khq/fds)

Hide Ads