Tahapan Produksi: Tujuan, Proses, dan Indikator Keberhasilannya

Tahapan Produksi: Tujuan, Proses, dan Indikator Keberhasilannya

Aditya Mardiastuti - detikFinance
Rabu, 21 Sep 2022 14:14 WIB
Presiden Joko Widodo tinjau fasilitas produksi vaksin COVID-19. Jokowi turut saksikan proses penyuntikan vaksin Corona yang tengah dalam tahapan uji klinis itu.
Foto ilustrasi: dk. Biro Pers Sekretariat Presiden
Jakarta -

Tahapan produksi merupakan salah satu langkah penting dalam menjalankan bisnis. Tahapan produksi ini meliputi proses perencanaan, penentuan alur, hingga pengiriman produk dan follow up-nya.

Menciptakan produk yang bisa memuaskan kebutuhan pelanggan merupakan tujuan inti dari bisnis. Hal ini untuk memastikan bisnis tetap berjalan berkesinambungan dan menghasilkan keuntungan.

Simak selengkapnya tentang tahapan produksi di bawah ini ya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Tahapan Produksi?

Mengutip Study Smarter, tahapan produksi merupakan proses di mana faktor-faktor produksi yaitu input sumber daya, diubah menjadi output yang bermanfaat.

Sementara itu faktor produksi terdiri dari modal, tenaga kerja, teknologi, tanah dan sumber daya lain yang digunakan untuk menciptakan output atau barang dan jasa.

ADVERTISEMENT

Tujuan Tahapan Produksi

Menurut Prof Indra Bastian dalam buku Manajemen Keuangan Publik, tujuan tahapan produksi terdiri dari:

  1. Untuk menghasilkan suatu produk (barang).
  2. Untuk menjaga keberlangsungan hidup suatu organisasi.
  3. Untuk memberikan nilai tambah/value terhadap suatu barang.
  4. Untuk mendapatkan keuntungan sehingga tercapai tingkat kemakmuran yang diinginkan.
  5. Untuk mengganti produk yang rusak, kedaluwarsa, atau telah habis.
  6. Untuk memenuhi permintaan pasar atau kebutuhan masyarakat.

Proses Tahapan Produksi

1. Planning atau Perencanaan

Perencanaan biasanya merupakan kebutuhan dasar dari semua proses produksi. Tahap ini membantu untuk menentukan tujuan dan bagaimana tujuan produksi dapat dicapai dengan baik.

2. Routing atau Penentuan Alur

Penentuan alur ini merupakan tahap kedua dalam proses produksi. Tahap ini meliputi di mana bahan mentah dapat diperoleh, diproses, diselesaikan, diperiksa kualitasnya, dan didistribusikan. Keputusan dibuat mengenai kuantitas dan kualitas barang dan jasa serta tempat produksi.

Penentuan alur ini adalah tahap penting dalam proses produksi.

3. Scheduling atau Penjadwalan

Penjadwalan berarti menentukan waktu proses produksi. Misalnya berapa banyak waktu yang harus dilakukan setiap tahap produksi, berapa lama setiap orang harus bekerja pada alur kerja tertentu.

4. Dispatching atau Pengiriman

Tahap ini adalah awal produksi yang sebenarnya. Tahap pengiriman ini melibatkan penyediaan barang-barang yang diperlukan, pemeliharaan catatan, pemantauan alur kerja seperti yang direncanakan, pencatatan berapa kali mesin bekerja, waktu idle mesin, dan lain-lain.

5. Follow-up

Tahap follow up ini merupakan tahap terakhir dari proses produksi. Tahapan ini mengukur produksi aktual versus produksi yang diharapkan.

Follow up membantu mendeteksi masalah dan menghilangkannya untuk membantu kelancaran proses produksi.

Contoh Tahapan Produksi

Mengutip Study Smarter, berikut contoh tahapan produksi biskuit. Berikut tahapan produksinya:

1. Penentuan Lokasi Pabrik

Tahapan awal dimulai dari penentuan lahan untuk mendirikan unit produksi.

2. Pembelian Mesin

Dalam proses produksi biskuit, perusahaan akan membutuhkan mesin untuk mencampur semua bahan yang diperlukan. Mesin produksi ini berupa oven untuk memanggang biskuit, mesin pengemas produk, dan pelabelan biskuit. Semua ini akan menjadi penyertaan modal bagi perusahaan.

3. Tenaga Kerja

Perusahaan juga akan membutuhkan tenaga kerja untuk mencampur semua bahan menjadi satu, memisahkannya ke dalam batch produksi dan rasa yang berbeda. Kemudian mengatur tingkat output mesin dan suhu oven, tim pengemas produk, dan pengawas sistem produksi secara keseluruhan.

Jika semua faktor tersebut terpenuhi, maka produksi biskuit dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan kebutuhan bisnis dan pelanggan.

Indikator Keberhasilan Tahapan Produksi

Pengukuran indikator keberhasilan produksi digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan produktivitas kerja. Mengutip Arif Suharson dalam bukunya Kriya Kreatif Keramik SMK/MAK, berikut indikator keberhasilan tahapan produksi:

1. Produktivitas

a. Perhitungan Produktivitas dalam Perusahaan

Produktivitas diukur dari tingkat efisiensi produksi masukan seperti tenaga kerja dan modal. Salah satu perhitungan produktivitas yang paling umum adalah menghitung produksi kotor selama 1 jam kerja, perhitungan ini dapat menghitung seberapa efisien penggunaan tenaga kerja untuk menghasilkan produksi keluaran.

b. Dimensi Keberhasilan Produktivitas

Ada lima faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja yaitu:

  • Dimensi sikap kerja: indikator sikap dalam melayani, sikap dalam melaksanakan pekerjaan, dan sikap melakukan inisiatif kerja.
  • Dimensi tingkat keterampilan: indikator keterampilan pencapaian tugas, keterampilan melaksanakan program dan keterampilan mengevaluasi pencapaian program.
  • Dimensi hubungan antarlingkungan kerja: indikator hubungan kerja dengan pimpinan, hubungan kerja antarbagian dan hubungan kerja dengan rekan kerja.
  • Dimensi efisiensi kerja: indikator jumlah tenaga kerja, pemanfaatan tenaga kerja dan pemanfaatan waktu tenaga kerja.
  • Dimensi kewiraswastaan: indikator kemampuan melihat potensi daerah, kemampuan melihat potensi diri dan kemampuan melihat potensi organisasi.

2. Kapasitas Produksi

Kapasitas adalah hasil produksi atau volume pemrosesan (throughput) atau jumlah unit yang ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas pada suatu periode waktu tertentu.

a. Jenis Kapasitas

Kapasitas Desain

Kapasitas yang bisa diperoleh oleh suatu desain produk jika desain produk tersebut dialokasikan kepada sumber daya yang cocok.

Kapasitas Efektif

Kapasitas yang dapat diperoleh jika dihitung dari efektivitas desain dan sumber daya yang diperoleh.

b. Mengelola Permintaan

Dalam tahapan produksi, peluang ketidakcocokan antara permintaan aktual dengan kapasitas yang tersedia sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu berikut kasus-kasus penyelesaian dalam pengelolaan permintaan:

Jika Permintaan Melebihi Kapasitas

Perusahaan dapat membatasi permintaan dengan menaikkan harga, membuat penjadwalan dengan lead time yang panjang dan mengurangi bisnis dengan keuntungan marginal. Solusi jangka panjang yaitu meningkatkan kapasitas agar tidak mengurangi keuntungan.

Jika Kapasitas Melebihi Permintaan

Perusahaan merangsang permintaan melalui pengurangan harga atau pemasaran agresif, atau mungkin menyesuaikan diri terhadap pasar melalui perubahan produk.

Penyesuaian pada Permintaan Musiman

Perusahaan membuat produk sesuai dengan kapasitas permintaan. Sebab jika produksi berlebihan, barang tidak akan digunakan di luar musiman dan bisa memicu kerugian.

Nah itulah tahapan produksi yang perlu kamu tahu. Semoga bermanfaat detikers!




(ams/fds)

Hide Ads