Berbagai metode digunakan untuk mengukur keuntungan suatu investasi, salah satunya adalah Return on Investment (ROI). Penggunaan ROI penting untuk menghitung anggaran modal dan mengambil keputusan dalam berbisnis.
Dalam melakukan melakukan investasi baru, investor sering kali bergantung pada ROI. Agar lebih jelas, simak berikut penjelasan lengkapnya dilansir dari berbagai literatur dan laman pemerintahan.
ROI Adalah
Dalam laman Kementerian Keuangan dijelaskan bahwa Return on Investment (ROI) adalah persentase kenaikan atau penurunan investasi selama periode tertentu. ROI merupakan rasio uang yang diperoleh atau sejumlah uang yang diinvestasikan pada kegiatan operasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ROI kerap kali juga disebut dengan Rate of Return (ROR), Rate of Profit, atau outcome suatu investment pada waktu sekarang, masa silam atau forecast di masa mendatang.
Perhitungan tersebut dihitung dengan mengambil selisih antara nilai saat ini dan nilai asli, dibagi dengan nilai asli dan dikalikan dengan 100. ROI secara umum dinyatakan dalam format persentase bukan dalam value desimal.
Seorang pebisnis terkadang tak bisa sekedar fokus pada keuntungan produk, namun seharusnya juga menghitung ROI secara tepat untuk mendapat perhitungan yang jelas apakah usaha yang dijalankan sudah aman belum, apakah sekiranya mampu dipertahankan, dan pertimbangan dalam pengambilan langkah berwirausaha.
Rumus Cara Menghitung ROI
Rumus perhitungan ROI adalah:
ROI = (total penjualan - investasi) : investasi x 100%
Nantinya setelah dihitung akan muncul hasil. Bila hasilnya positif maka ada profit dari investasi yang dilakukan. Bila hasilnya negatif maka ada pertanda investasi tersebut kehilangan profit dari investasi. Hasil ROI akan bervariasi tergantung pada angka mana yang dimasukkan sebagai pendapatan dan biaya.
Contoh ROI
Berikut contoh ROI dilansir dari website Kementerian Keuangan dan buku Analisa Laporan Keuangan oleh Kariyoto.
- X melakukan investasi senilai Rp 20.000.000 di perusahaan Y di tahun 2012, lalu menjual investasi tersebut di tahun 2015 dengan nilai Rp 25.000.000. ROI?
Jawab:
((Rp 25.000.000 - Rp 20.000.000) : Rp 20.000.000) x 100% = 25%.
Maka nilai ROI investasinya adalah 25 persen. - Di tahun 2013, P juga melakukan investasi dengan nilai yang sama di perusahan Q. Investasi tersebut kemudian dijual dengan nilai Rp 25.000.000 di tahun 2018. ROI?
Jawab:
((Rp 25.000.000 - Rp 20.000.000) : Rp 20.000.000) x 100% = 50%.
Maka nilai ROI investasinya sama dengan X, yaitu berjumlah 25 persen. - Investasi senilai Rp 10.000.000 mendapat penjualan senilai Rp 15.000.000. ROI?
Jawab:
Maka secara sederhana menghitung ROI dalam persentase adalah
((Rp 15.000.000 - Rp 10.000.000) : Rp 10.000.000) x 100% = 50%.
Berarti mendapat keuntungan senilai Rp 5.000.000.
Faktor yang Berpengaruh pada ROI
ROI dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain volume penjualan, efisiensi penggunaan biaya, profit margin dan struktur modal. Faktor yang mempengaruhi yaitu:
Profit Margin
Faktor pertama yakni profit margin atau besar keuntungan operasi dalam persentase dan jumlah penjualan bersih.
Turnover Operating Assets
Faktor kedua yakni turnover operating assets atau tingkat perputaran aktiva yang digunakan untung operasi. Laman Universitas Binus menjelaskan bahwa dengan menghitung tingkat perputaran akan diketahui sampai berapa jauh tingkat efisiensi perusahaan dalam mendayagunakan persediaan kas.
Receivable Turnover
Menilai berhasil tidaknya kebijakan penjualan kredit suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara melihat tingkat perputaran piutang. Menurut Kasmir dalam buku Analisis Laporan Keuangan, receivable turnover memperlihatkan rasio perputaran piutang yang tinggi mencerminkan kualitas piutang yang semakin baik. Semakin cepat perputaran piutang berarti semakin cepat modal kembali.
Inventory Turnover
Perputaran persediaan atau inventory turnover digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam satu periode. Perputaran persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut.
Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin rendah.
Nah detikers, itulah tadi penjelasan lengkap mengenai ROI dalam bisnis. Sekarang kamu sudah mengetahui caranya, kan? Kamu bisa menerapkan penghitungan ROI dalam bisnismu. Semoga bermanfaat, ya!
(aau/fds)