Solvabilitas adalah gambaran tentang kemampuan suatu perusahaan, dalam memenuhi maupun menjaga kemampuannya agar mampu memenuhi kewajibannya.
Umumnya, penggunaan rasio solvabilitas (leverage) akan disesuaikan dengan tujuan masing-masing perusahaan. Jadi, perusahaan bisa menggunakan rasio leverage secara keseluruhan maupun sebagian dari masing-masing jenis rasio solvabilitas yang ada.
Pengaturan rasio solvabilitas yang baik tentu alam memberikan banyak tujuan dan manfaat bagi perusahaan. Rasio solvabilitas apa saja? Simak penjelasan arti solvabilitas, jenis, hingga manfaatnya berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Solvabilitas Adalah
Dikutip dari e-book Memahami Rasio-rasio Keuangan bagi Orang Awam oleh Ir. Kuswadi, MBA, maksud dari solvabilitas adalah kemampuan untuk membayar utang atau tagihan jangka panjang. Utang tersebut bisa berupa utang pokok maupun bunganya.
Pada suatu organisasi/perusahaan solvabilitas bergantung pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, karena cicilan utang pokok maupun bunganya dibayar dengan dana kas. Sementara, besarnya dana kas bergantung pada besarnya laba yang masuk dalam perusahaan (bentuk uang kas).
Dalam hal ini, jika perusahaan yang tidak menggunakan utang, artinya mereka menggunakan 100% modal sendiri. Jadi, pengertian solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk selalu membayar utang secara tepat waktu.
Menurut I Made dikutip dari repositori.unsil.ac.id oleh A Nugraha Prasetiana, rasio solvabilitas berfungsi untuk mengukur berapa besar perusahaan menggunakan utang dalam pembelanjaan perusahaan.
Jenis-jenis Solvabilitas
Adapun jenis rasio yang bisa digunakan untuk mengukur solvabilitas, yaitu:
1. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)
Debt ratio yaitu rasio utang yang digunakan sebagai pengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Perusahaan akan mengetahui seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
2. Debt to Equity Ratio
Rasio solvabilitas dibahas dalam Debt to Equity Ratio (DER). DER yaitu rasio utang terhadap modal. Pengertian debt to equity ratio atau rasio utang jangka panjang atas modal yaitu rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.
Rasio ini akan mengukur seberapa jauh perusahaan didanai oleh utang. Semakin tinggi rasio artinya menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan. Jenis rasio solvabilitas ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang (termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas).
Adapun rumus menghitung Debt To Equity Ratio (DER) = Total liabilities : total shareholder equity
Atau
(Kewajiban jangka panjang : modal) x 100% = .... %
3. Long Term Debt to Equity Ratio
Rasio utang terhadap ekuitas jangka panjang merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuan perhitungan rasio ini yaitu untuk mengukur berapa bagian dana dari setiap modal sendiri, yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
Cara menghitung long term debt to equity ratio adalah dengan membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri (yang disediakan oleh perusahaan).
4. Times Interest Earned Ratio
Times interest earned ratio digunakan untuk menunjukan besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga utang secara jangka panjang.
5. Long Term Debt to Non Current Asset
Rasio ini digunakan untuk membandingkan antara utang jangka panjang aktiva selain aktiva lancar. Tujuannya yaitu untuk menilai solvabilitas perusahaan dengan standar rata-rata yaitu sebesar 50%.
6. Tangible Assets Debt Coverage (TADC)
TADC merupakan jenis rasio yang digunakan untuk mengetahui rasio antara aktiva tetap berwujud dengan utang jangka panjang. TADC menunjukan setiap dana aktiva berwujud, yang digunakan untuk menjamin utang jangka panjangnya.
Selain itu, rasio ini juga digunakan untuk menunjukan kemampuan perusahaan dalam mencari pinjaman baru menggunakan jaminan aktiva tetap.Dalam hal ini, semakin tinggi rasio ini makan semakin besar jaminan yang ada.
Dengan begitu, kreditor jangka panjang akan semakin aman (terjamin). Jenis rasio ini biasanya 100% atau 1:1. Di mana, Rp 1 utang jangka panjang akan dijamin oleh Rp 1 aktiva tetap yang ada.
7. Current Liabilities to Net Worth Rasio
Jenis rasio solvabilitas ini berfungsi untuk menunjukan dana pinjaman yang segera ditagih. Sehingga, rasio ini merupakan rasio antara utang lancar dengan modal sendiri.
Tujuan rasio yaitu untuk mengetahui seberapa besar bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan utang lancar. Apabila rasio kecil, maka akan semakin baik.
Sebab modal sendiri yang ada di perusahaan, akan semakin besar untuk menjamin utang lancar yang ada. Batas yang paling rendah dari rasio ini yaitu 100%.
Tujuan dan Manfaat Solvabilitas
Adapun tujuan analisis rasio solvabilitas dan manfaat rasio solvabilitas bagi perusahaan, yaitu:
- Mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajibannya kepada pihak lain (kreditor).
- Sebagai penilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban, yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).
- Menilai keseimbangan nilai aktiva, khususnya aktiva tetap dengan modal.
- Menilai berapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
- Menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan ke pengelolaan aktiva.
- Mengukur berapa bagian dari setiap uang modal sendiri, yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
- Menilai berapa dana pinjaman yang perlu dibayar.
Faktor yang Mempengaruhi Rasio Solvabilitas
Mengutip repository UMSU oleh Juni Aisyah Lubis, faktor-faktor yang mempengaruhi rasio solvabilitas adalah sebagai berikut:
- Kebijakan dalam metode penyusutan.
- Penggantian atau penghentian aktiva tetap.
- Perubahan tingkat harga.
- Kebijakan yang berhubungan dengan dividen.
- Perbedaan kebijaksanaan dalam pembiayaan aktiva dan-lain-lain.
Demikian penjelasan tentang solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya atau membayar utang. Detikers jadi tahu bukan, apa yang dimaksud solvabilitas dan contohnya?
(khq/fds)