Pelaku usaha hampir selalu memiliki brand atau merek pada produk mereka. Karena itulah, brand guideline atau pedoman brand menjadi penting untuk menampilkan brand kepada khalayak secara konsisten.
Dalam artikel ini, kita akan mempelajari lebih lengkap tentang brand guideline. Mulai dari manfaat, elemen penting, hingga cara membuat brand guideline yang baik dan benar. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Apa Itu Brand Guideline?
Menurut Emmanuel Mogaji dalam bukunya Brand Management, brand guidelines adalah informasi dan dokumentasi yang rinci terkait identitas brand. Brand guidelines menyoroti nilai dan identitas suatu brand dan menyajikan informasi detail soal brand meliputi komposisi, desain, dan contoh penggunaannya dalam template serta keperluan marketing.
Brand guideline ini sering dikenal juga dengan sebutan brand bible, brand book, atau style guide.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, mengutip situs bynder.com, brand guideline adalah aturan dan standar yang jelas untuk menampilkan dan mengkomunikasikan suatu brand kepada publik. Brand guideline menurut situs tersebut membantu bisnis agar konsisten dalam mendemonstrasikan brand dan perusahaan.
Manfaat Brand Guideline
Karena umumnya bisnis memiliki brand, maka sebaiknya pebisnis juga menyusun brand guideline yang bisa menjadi pedoman dalam promosi dan marketing. Berikut manfaat brand guideline selengkapnnya, mengutip situs digitalglue.agency dan icandydesign.com.
1. Membangun Identitas Brand yang Kuat
Brand guideline dapat membantu pelaku usaha membangun identitas brand yang kuat melalui konsistensi. Konsistensi tersebut bisa diwujudkan dengan adanya seperangkat pedoman yang menjadi petunjuk bagaimana menampilkan brand kepada audiens.
2. Mengelola Citra Profesional
Konsistensi di atas juga bisa menciptakan citra profesional pada brand dan pelaku usaha. Audiens akan lebih yakin pada brand yang konsisten dalam menampilkan produk dan brand-nya daripada yang menampilkan brand secara suka-suka dan tidak konsisten. Di sini brand guideline berguna untuk menampilkan citra profesional dan kompeten pada bisnis.
3. Meningkatkan Pengenalan Brand
Audiens akan lebih mudah mengenal dan mengingat brand yang ditampilkan secara konsisten. Ketika kita melihat tiga garis merah-biru-kuning, kita pasti akan teringat pada sebuah minimarket, kan? Hal ini jadi tertanam pada benak audiens karena konsistensi yang diterapkan minimarket tersebut pada semua franchise miliknya.
4. Menjadi Pedoman Bagi Pegawai
Pegawai di sini bisa siapa saja dalam perusahaan, tetapi khususnya bagi mereka yang berada di bagian promosi dan desain. Adanya brand guideline dapat membantu para pegawai ini menempatkan brand dengan tepat dalam desain maupun kegiatan promosi dan pemasaran. Warna, font, ukuran logo, dan tagline yang digunakan seragam dan tidak berubah-ubah.
5. Menaikkan Pendapatan
Konsistensi brand ternyata berkorelasi dengan pendapatan dan keuntungan perusahaan. Analisis Forbes yang dikutip oleh situs icandydesign.com menyebutkan bahwa bisnis yang menerapkan konsistensi pada brand sesuai dengan brand guideline mengalami peningkatan pendapatan hingga 23 persen.
6. Memperluas Jangkauan Brand
Karena brand sudah memiliki identitas yang kuat, akan lebih mudah bagi pelaku bisnis untuk memperluas jangkauan brand-nya sehingga dikenal oleh semakin banyak orang. Apalagi jika tampilan identitas brand tersebut mudah menarik perhatian karena unik dan membawa pesan tertentu yang membedakannya dengan brand lain.
7. Membangun Loyalitas dan Kepercayaan Konsumen
Konsumen atau pelanggan akan semakin yakin menggunakan suatu produk atau brand jika brand tersebut tampak terpercaya. Nah, tampilan yang dapat dipercaya ini membutuhkan brand guideline. Jika kepercayaan konsumen sudah terbangun, maka konsumen akan lebih mudah bersikap loyal pada brand tersebut.
Elemen Penting dalam Brand Guideline
Untuk membangun identitas brand yang kuat dan konsisten, brand guideline biasanya dilengkapi oleh 6 elemen penting. Berikut ulasannya mengutip situs creativecircusagency.com.
1. Brand Story
Brand story atau kisah tentang sebuah brand menunjukkan perjalanan brand tersebut dari awal, mengapa brand tersebut diciptakan atau dibentuk dan apa yang akan dilakukan dengan brand tersebut. Brand story ini menjadi dasar yang esensial bagi sebuah brand guideline, karena nilai-nilai yang ada dalam brand story akan membentuk elemen-elemen berikutnya.
2. Logo
Elemen penting kedua adalah logo. Logo merupakan representasi visual dari brand kita. Biasanya logo ini mengandung sebuah pesan yang menyeluruh yang ingin disampaikan oleh brand. Misalnya logo restoran cepat saji mengandung pesan kelezatan dan kehangatan.
Bentuk dan jenis logo bervariasi, mulai dari logo huruf, logo gambar, logo maskot, logo abstrak, atau kombinasi dari berbagai jenis tersebut. Logo bisa terdiri atas nama, simbol, dan warna tertentu yang mewakili bisnis. Bicara tentang warna, mari kita bahas elemen berikutnya.
3. Color Pallete
Warna dapat mewakili suatu pesan dan membangkitkan emosi tertentu. Color pallete atau palet warna pun menjadi penting dalam membentuk identitas brand. Palet warna adalah kombinasi warna primer dan sekunder yang digunakan untuk mendesain brand. Biasanya jika sudah menentukan beberapa warna dalam brand guideline, maka hanya warna-warna itu saja yang akan digunakan dalam seluruh aspek bisnis.
4. Typography
Selain warna, huruf atau typography juga dapat mewakili identitas suatu brand. Ada huruf yang menunjukkan kesan menyenangkan, ada yang menunjukkan kesan serius, dan sebagainya. Setiap jenis huruf memiliki karakteristik sendiri sehingga pelaku usaha atau pemilik brand harus cermat dalam memilih jenis huruf yang akan digunakan untuk brand-nya.
Sebagai contoh, jenis huruf atau font serif merupakan font gaya lama, sehingga biasanya font ini digunakan untuk brand yang mengusung nilai-nilai klasik. Sedangkan font sans serif lebih sederhana dan minimalis, sehingga biasanya digunakan untuk brand yang lebih modern.
5. Image Guideline
Image guideline atau panduan gambar merupakan elemen yang akan membantu perusahaan untuk menampilkan brand dalam bentuk gambar yang representatif. Image guideline ini mencakup komposisi dan nuansa gambar seperti apa yang harus digunakan untuk menampilkan brand.
Sama seperti warna dan huruf, gambar yang tepat juga dapat menimbulkan emosi tertentu pada benak audiens. Brand yang menggunakan gambar A ingin memunculkan kesan mahal dan eksklusif, sementara gambar B lebih cenderung memunculkan kesan masif dan merakyat.
6. Tone of Voice
Elemen yang terakhir ini berkaitan dengan suara, bagaimana brand kita akan disampaikan dengan medium suara manusia, bagaimana kita ingin audiens mendengar tentang brand kita. Misalnya untuk brand parfum laki-laki akan lebih cocok menggunakan tone of voice yang maskulin dan bersuara berat. Kemudian untuk brand jajan anak-anak menggunakan tone of voice yang ceria.
Cara Membuat Brand Guideline
Setelah memahami berbagai manfaat dan elemen dalam brand guideline, sekarang kita bisa mencoba membuat brand guideline sendiri. Berikut langkah-langkah untuk membuat brand guideline mengutip situs 99designs.com.
1. Kumpulkan Inspirasi Brand Guideline
Kita bisa mengumpulkan berbagai contoh yang menginspirasi brand guideline kita. Misalnya produk kita adalah olahan pangan, maka kita bisa mencari seperti apa produk olahan pangan biasanya ditampilkan secara visual maupun audio. Inspirasi tersebut bisa kita jadikan patokan untuk membuat brand guideline sendiri.
2. Tentukan 6 Elemen Brand Guideline
Kita sudah memahami keenam elemen penting dalam brand guideline. Nah, kita perlu menentukan keenam elemen tersebut dalam brand guideline kita. Brand story apa yang ingin kita sampaikan, huruf dan warna apa yang akan dipakai, serta tone of voice yang bagaimana yang ingin kita gunakan.
3. Atur Tampilan Brand Lebih Detail
Apakah 6 elemen di atas saja cukup? Tentu tidak. Kita juga perlu mengatur tampilan brand lebih detail lagi, menyesuaikan dengan jenis produk. Apakah produk kita hanya tersedia digital? Maka kita perlu memperkuat brand guideline dalam hal tampilan di internet. Apakah produk kita berupa fisik? Maka kita juga perlu mengatur tentang tampilan kemasan.
4. Buat Outline
Setelah menentukan keenam elemen beserta tambahannya di atas, kita bisa membuat outline agar brand guideline kita rapi dan mudah dipahami. Sebaiknya urutkan dari elemen paling awal yaitu brand story, kemudian dilanjutkan hingga elemen paling akhir. Jangan lupa untuk mencantumkan contoh berupa tampilan website, kemasan, dan sebagainya.
5. Tampilkan Perubahan Brand
Entah itu masih rencana atau sudah diberlakukan, kita juga perlu memasukkan perubahan brand dalam brand guideline. Misalnya di awal peluncuran produk, logo kita masih rumit. Kemudian seiring waktu berjalan, logo tersebut akan semakin sederhana. Logo sederhana ini menunjukkan bahwa brand kita semakin dikenal meskipun logo tidak sedetail yang dulu lagi, yang artinya bisnis kita sudah semakin berkembang.
Nah, sekarang detikers sudah lebih memahami tentang brand guideline dan bagaimana cara membuatnya. Semoga bermanfaat untuk mengembangkan usaha Anda ya, detikers.
(des/fds)