Dalam menjalankan bisnis, Anda perlu melakukan tindakan efektif dan efisien namun tetap mendapatkan hasil optimal. Dengan Prinsip Pareto, Anda bisa mengetahui bagian mana dari proses pekerjaan yang menghambat.
Dengan menerapkan Prinsip Pareto, Anda juga dapat menerapkan strategi yang lebih efektif. Simak penjelasan terkait Prinsip Pareto beserta jenis dan manfaatnya di bawah ini.
Pengertian Prinsip Pareto
Prinsip pareto adalah suatu prinsip yang digagas oleh ahli ekonomi Italia pada era awal abad ke-20, Vilfredo Pareto. Dilansir dari laman Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Prinsip Pareto adalah cara digunakan untuk meningkatkan efisiensi bekerja dengan menggunakan sistem 80/20, sehingga prinsip ini juga sering disebut prinsip 80/20.
Apa maksud 80/20? Vilfredo menemukan prinsip ini ketika meneliti persebaran kekayaan di Italia pada tahun 1906. Dia menemukan fakta bahwa 80 persen kekayaan Italia bersumber dari 20 persen masyarakat Italia.
Rupanya prinsip ini juga digunakan oleh konsultan manajemen Amerika Serikat, Joseph Juran, untuk meneliti kontrol kualitas produksi. Dia juga menilai 80 persen produk cacat disebabkan 20 persen masalah dalam produksi yang bisa diperbaiki.
Sebetulnya, angka 80 dan 20 tersebut bukanlah angka pas, melainkan hanya perkiraan. Maksudnya ialah masalah yang bersumber dari persentase kecil dapat menyebabkan 80 persen kegagalan. Begitu juga sebaliknya, dari 20 persen input yang baik maka dapat menghasilkan 80 persen kesuksesan.
Jenis Prinsip Pareto
Setidaknya ada dua jenis Prinsip Pareto.
1. Berdasarkan Fenomena
Prinsip pareto dapat digunakan untuk menganalisis berbagai hal berdasarkan fenomena yang terjadi. Fenomena ini kaitannya dengan hasil-hasil yang tidak diharapkan, sehingga dapat dicari sumber masalah utama yang ada.
Yang dimaksud fenomena di sini ialah hal-hal yang berkaitan dengan:
- Kualitas, yaitu masalah hasil produksi yang jelek, adanya kerusakan, kegagalan, keluhan, perbaikan.
- Pengiriman, yaitu terkait masalah keterlambatan pengiriman, keterlambatan pembayaran.
- Biaya, yaitu terkait beban pengeluaran, kerugian yang diperoleh.
- Keamanan, yakni berkaitan dengan kelalaian, kecelakaan, gangguan dari berbagai hal.
2. Berdasarkan Penyebab
Prinsip pareto juga bisa dipakai untuk menganalisis hal-hal terkait penyebab dalam suatu proses, sehingga dapat diketahui penyebab dari masalah perusahaan. Beberapa hal yang dapat diteliti berdasarkan penyebabnya, antara lain:
- Bahan baku, yaitu terkait dengan pengadaan bahan baku.
- Operator, yaitu berkaitan dengan keahlian, pengalaman, sikap kerja sama.
- Mesin, yaitu kaitannya dengan kondisi peralatan dan perlengkapan.
- Proses operasi, yaitu terkait dengan prosedur operasi, metode kerja, sistem pengaturan.
Manfaat Prinsip Pareto
Dilansir dari laman Referensi Manajemen Kualitas, Prinsip Pareto bermanfaat untuk mengendalikan mutu sehingga memperoleh hasil maksimal. Prinsip ini juga bisa dijadikan suatu pendekatan untuk mengetahui masalah-masalah utama dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Prinsip pareto ini dapat digambarkan dengan diagram pareto yang menjadi sebuah perangkat pemecahan masalah dengan kompleksitas tinggi. Melalui diagram pareto, kita dapat mengklasifikasikan data berdasarkan urutan ranking. Dengan demikian akan terlihat skala prioritas masalah mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
Selain itu, diagram pareto juga menunjukkan bagaimana proses kinerja suatu perusahaan. Dalam diagram akan terlihat apakah ada proses yang tidak sesuai, kemudian perubahan setelah dilakukan perbaikan.
Keberhasilan penerapan Prinsip Pareto ini sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain partisipasi aktif dari personel yang diamati, penetapan tujuan secara tepat, kondisi keuangan dalam proses perbaikan. Hal yang perlu diingat yaitu jangan membuat persoalan terlalu kompleks tetapi jangan pula terlalu menyederhanakan pemecahan masalah.
Contoh Penerapan Prinsip Pareto
Lalu bagaimana penerapan Prinsip Pareto secara konkret? Dalam laman Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan dijelaskan contoh aplikasi Prinsip Pareto ini. Berikut contoh-contoh yang telah kami rangkum.
- Dalam manajemen perusahaan, Prinsip Pareto bisa diterapkan dalam pemberian bonus atau reward bagi 20 persen pegawai yang telah berkontribusi pada 80 persen peningkatan kinerja perusahaan. Selanjutnya, perusahaan akan melakukan pelatihan terhadap 20 persen karyawan yang tidak mendapatkan reward. Hal ini dilakukan agar hasil kinerja perusahaan semakin positif.
- Prinsip pareto juga bisa digunakan dalam membangun media sosial agar lebih optimal. Caranya dengan menganalisis pengakses media sosial perusahaan. Dapat dilihat berapa usia 20 persen dari pengunjung media sosial Anda. Kemudian dapat dianalisis pula waktu kunjungan dari 80 persen pengunjung media sosial Anda. Dengan demikian, Anda dapat mengetahui segmen media sosial Anda dan kapan waktu terbaik untuk mengunggah konten.
- Di bidang pendidikan, Prinsip Pareto juga dapat digunakan untuk melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. Pendidik dituntut kreatif untuk menemukan strategi pembelajaran yang tepat.
Dengan menemukan 20 persen strategi pembelajaran yang tepat, maka akan diperoleh 80 persen keberhasilan dalam mengajar. Dengan demikian, pembelajaran dapat berjalan berdasarkan target, menghemat waktu dan tenaga, serta akan mengurangi respons negatif.
Demikian tadi adalah penjelasan mengenai apa itu Prinsip Pareto, apa saja jenis, manfaat, serta contoh penerapannya. Nah, untuk meningkatkan keberhasilan perusahaan Anda, coba gunakan Prinsip Pareto ini.
Simak Video " Rugikan Negara, Ratusan Bal Pakaian Bekas Senilai 10 M Dimusnahkan Kemendag"
[Gambas:Video 20detik]
(bai/fds)