Aneka Kreasi Emak-emak di Binjai Mengais Rupiah-Hindari Gibah

Aneka Kreasi Emak-emak di Binjai Mengais Rupiah-Hindari Gibah

Sudrajat - detikFinance
Rabu, 21 Jun 2023 14:29 WIB
Beberapa perempuan membuat aneka kerajinan tangan di kluster UMKM Karya Bunda Binjai, Selasa (13/6/2023)
Foto: Sudrajat / detikcom
Jakarta -

Sekelompok perempuan beragam usia duduk berkelompok di teras sebuah rumah di Jalan Nuri, Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur, Selasa, 13 Juni 2023. Dua kipas angin di atas kursi membantu mengurangi udara panas imbas dari teriknya matahari siang itu.

Mereka terlihat khusuk mengerjakan kerajinan yang menjadi keahliannya masing-masing. Ada yang asyik menenun Uis (sebutan kain Ulos di Binjai, Sumatra Utara), merangkai karangan bunga acrylic, bunga artifisial, dan lainnya.

Marni Lestari (37 tahun) misalnya. Alumnus STAI Binjai itu sudah delapan tahun menekuni kerajinan berupa rangkaian bunga warna-warni dari bahan acrylic. Dalam sepekan rata-rata perempuan yang orang tuanya berasal dari Banyumas, Jawa Tengah itu bisa merangkai 100 tangkai aneka bunga. Satu tangkai dihargai Rp 20 ribu dan potnya Rp 60 ribu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya, lumayan lah sambil duduk-duduk di rumah menghasilkan rupiah, terhindar dari ghibah," ujarnya merendah.

Seorang ibu tengah membimbing putrinya belajar menenun ulis di kluster UMKM Karya Bunda Binjai, Selasa (13/6/2023)Seorang ibu tengah membimbing putrinya belajar menenun ulis di kluster UMKM Karya Bunda Binjai, Selasa (13/6/2023) Foto: Sudrajat / detikcom

Lain lagi dengan rekannya, Titin Suhaini (40). Perempuan yang orang tuanya berasal dari Cimahi - Bandung itu lebih menekuni usaha kuliner. Di kampung Mencirim, Binjai Timur aneka kue olahan perempuan berdarah Sunda itu sudah sohor kelezatannya. "Kami semua di sini awalnya cuma menyalurkan hobi, kalau pun kemudian jadi hoki itu bonusnya," ujar Titin diiringi tawa kecil.

ADVERTISEMENT

Sementara Eka Minarni (23 tahun) yang baru menyelesaikan kuliah di Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan lebih menekuni karangan bunga artificial dengan isi uang maupun snack. Ia mengaku membiayai kuliahnya dari hasil usaha membuat kerajinan tersebut.

"Ini tren sejak tahun lalu untuk suvenir ulang tahun atau perayaan lainnya," kata Eka.

Meski menyebutnya sebagai karangan bunga artificial, nyatanya Eka biasa menyelipkan bunga edelweiss warna-warni. Bunga jenis itu sengaja dipilih karena kerap dianggap sebagai simbol keabadian. "Memberikannya kepada orang tersayang dipercaya akan membuat hubungan semakin indah," ujarnya tersipu.

Eka biasa mempromosikan karya-karyanya di media sosial dengan nama @jarimanis_bouquets. Selain itu, pembeli juga dapat membeli langsung ke kediamannya di Jalan Rakino Hasan, Gg Baru Binjai, atau secara online.

Para perajin itu tergabung dalam klaster "Uis Karya Bunda" di bawah asuhan Ade Fitri, 46 tahun. Total ada 25 perajin di kluster tersebut. Sejak beberapa tahun lalu mereka mendapatkan sokongan dana dan pembinaan dari BRI setempat. Bahkan sejak Desember 2022, mereka juga memiliki galeri untuk menyimpan sekaligus memamerkan karya-karya yang telah dibuat.

"Iya, kami mendapat bantuan CSR BRI senilai Rp 50 juta pada November 2022 dalam bentuk bangunan permanen yang dimanfaatkan sebagai galeri," ungkap Ade Fitri yang merupakan alumnus SMA Panca Budi Medan.

BRI juga melengkapi galeri dengan fasilitas transaksi digital seperti QRIS dan aplikasi BRIMo. Dengan demikian setiap pengunjung yang berbelanja tak perlu repot dengan uang tunai. Dari pihak perajin pun tak perlu repot mencari uang receh bila memerlukan kembalian untuk pembelinya.

Para wartawan peserta fellowshif BRI bersama para perajin di UMKM Karya Bunda Binjai, Selasa (13/6/2023)Para wartawan peserta fellowshif BRI bersama para perajin di UMKM Karya Bunda Binjai, Selasa (13/6/2023) Foto: Sudrajat / detikcom

Di luar soal cuan untuk menambah pemasukan keluarga, Ade Fitri punya misi untuk melanjutkan tradisi dan budaya dengan menekuni usaha ini. Dia mengaku usaha yang dikelolanya tersebut merupakan kelanjutan dari orang tuanya. "Jadi sudah lama, saya generasi ketiga," ujarnya saat berbincang dengan para wartawan peserta Fellowship BRI 2023.

Seperti pelaku UMKM pada umumnya, dia dan emak-emak lain di kluster tersebut ikut terpukul selama pandemi COVID-19. Beruntung BRI Unit Soekarno Hatta Kota Binjai memberinya pinjaman lewat fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp25 juta. Kredit sebesar itu seperti nyawa tambahan yang membuat usahanya mampu bertahan sampai hari ini.

Selain dari BRI, Uis Karya Bunda juga mendapatkan bantuan dan bimbingan dari pemerintah daerah dan Dinas Koperasi setempat. Mereka bersinergi menjembatani untuk pemasaran produk melalui berbagai pameran, pelatihan desain, peralatan hingga pelatihan digitalisasi seperti fast track digitalisasi UMKM yang digelar Pemprov Sumut, Maret 2023. "Waktu itu kami masuk 300 besar dari 1.000 UMKM. Katalog kita sudah ada online," kata Ade Fitri.

Sementara itu, Branch Manager BO Binjai, Agung Prasetyo memuji klaster tenun Karya Bunda yang dinilainya berkembang cukup baik. Berkat pendampingan BRI mereka terus berinovasi dan melahirkan aneka produk turunan dari bahan dasar ulis. Di dalam galeri berukuran sekitar 3x3 meter terpajang aneka hasil kerajinan mereka, baik kain ulis dengan berbagai turunannya seperti tas ulis, kotak tisu, dompet, topi dan lainnya.

"Jadi, BRI memang tak cuma membantu permodalan tapi juga ikut ambil bagian dalam membantu pemasaran atau promosi dari produk yang dihasilkan. Juga memberikan pelatihan, serta menghubungkan klaster usaha ini dengan penjahit atau desainer agar mereka bisa meningkatkan produknya," papar Agung.

Tonton juga Video: Pemda DIY Gelar Fashion Show, Promosikan Produk UMKM Lokal

[Gambas:Video 20detik]




(jat/kil)

Hide Ads