Dudi Rahmadi, dari Pegawai IT Kini Cuan Jualan Roti

Saatnya Jadi Bos

Dudi Rahmadi, dari Pegawai IT Kini Cuan Jualan Roti

Sudrajat - detikFinance
Senin, 21 Agu 2023 09:49 WIB
Jakarta -

"Di mana ada kemauan di situ ada jalan." Rupanya Dudi Rahmadi menyimak betul pepatah tersebut. Baginya, asalkan memberikan rezeki yang halal apa pun siap dilakoninya.

Berbekal ijazah STM bidang otomotif di Pagaden, Subang pada 2004 Dudi pernah bekerja di warnet hingga perusahaan teknologi informasi atau dunia IT. Saat lockdown pertama di masa pandemi Covid-19 dia banting setir menjadi pembuat kitchen set, dan kini mantan sebagai penjual Roti Bakar Zayn.

"Ya, pokoknya semua dijalani dengan hepi dan ikhlas saja. Insyaallah rezeki tak akan mengkhianati ikhtiar," kata Dudi Rahmadi saat berbincang di area car free day di South City, Cinere, Minggu (19/8/2023) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selepas dari STM dia selama dua tahun bekerja di warung internet (warnet) di kawasan Cipete, Jakarta Selatan. Pembawaannya yang supel, mandiri, punya rasa ingin tahu dan selalu mau belajar hal-hal baru menarik perhatian Faiz Tadjoedin. Pembuat situs liveconnector.com untuk menyaingi Friendster itu menawarinya bergabung.

Semula, Dudi yang sudah pindah kerja di sebuah restoran di kawasan Grogol, Jakarta Barat cuma sebagai tenaga lepas (freelance). Baru pada 2007 dia menjadi pegawai penuh.

ADVERTISEMENT

"Dia pendiri sosmed pertama di Indonesia dengan member lebih dari satu juta, mengalahkan Kaskus saat itu. Saya menjadi admin," ujarnya.

Di perusahaan IT membuat Dudi Rahmadi berkeliling ke banyak daerah. Saat di Bali selama setahun, Dudi banyak melihat model kedai tempat nongkrong para turis asing maupun lokal. Hal itu menjadi inspirasi saat dirinya membuka kedai ayam bakar pada 2014/2015.

Dudi Rahmadi tengah beraksi mengolah roti bakar zayn di South Gate - Cinere, Minggu (19/8/2023)Dudi Rahmadi tengah beraksi mengolah roti bakar zayn di South Gate - Cinere, Minggu (19/8/2023) Foto: Sudrajat / detikcom

Dia memutuskan keluar dari perusahaan IT karena merasa jenuh. Juga karena sudah menjadi tekadnya bila sudah memasuki usia 30 tahun harus punya usaha sendiri.

"Saya jenuh sekali. Lagi pula buat apa membesarkan perusahaan orang lain terus, mending mandiri. Senang-susah kan di perusahaan milik sendiri," kata Dudi.

Berbekal tabungan dan modal dari kakak iparnya dia mencoba usaha ayam bakar mozarella. Desain kedai dan semua perlengkapannya dia kerjakan sendiri. Pengetahuannya selama di Bali menjadi sumber inspirasi. Juga mencuri ilmu dari tayangan YouTube. Kedainya di Jalan Saidi, Cipete - Jakarta Selatan ia namai 'Saidi Corner'.

"Menu dari ayam goreng dan bakar itu sudah banyak sekali tapi yang menambahkan toping mozarela justru belum ada. Saya mencoba memanfaatkan celah tersebut," ujarnya.

Dudi mulai bisnis roti bakar. Cek halaman berikutnya.

Respons pasar sungguh menggembirakan. Selain memanfaatkan media sosial untuk promosi, dia juga rajin mengikuti bazar dan festival kuliner. Selain melayani makan di tempat dan melalui aplikasi, ayam bakar mozarela juga menerima pesanan dalam jumlah besar.

"Alhamdulillah kalau ada acara-acara seminar atau rapat, pesanan dari Bank Indonesia, Kementerian PUPR, beberapa WO (wedding organizer) sering banget memesan ayam geprek mozarela," kata Dudi Rahmadi bangga.

Tak puas dengan cuma berjualan ayam bakar, dia mulai melirik makanan lain. Pada 2019 Dudi melihat Roti John sedang booming. Dia lalu memodifikasi bahan dasar dengan kualitas lebih baik tapi harga sedikit lebih murah. Nama produknya Roti Bakar Zayn.

"Itu saya ambil dari nama anak kedua, Hazeland Zayn. Atau bisa juga sih dianggap plesetan dari Roti John," kata Dudi diiringi tawa. Dia mematok harga satu kotak Rp 38-50 ribu.

Dudi Rahmadi tengah beraksi mengolah roti bakar zayn di area car free day South City, Cinere, Minggu (19/8/2023).Dudi Rahmadi tengah beraksi mengolah roti bakar zayn di area car free day South City, Cinere, Minggu (19/8/2023). Foto: Sudrajat / detikcom

Untuk efisiensi Roti Zayn hingga sekarang masih buka satu atap dengan ayam geprek mozarela. Hanya saja secara operasional sehari-hari ayam geprek sudah dipegang sang isteri, Kiki Sri Rezeki.

Pada awal Januari 2020 dia pun percaya diri untuk mengembangkan sayap usahanya dengan membuka cabang di kawasan Kemang. Tepatnya di Kemang Foodcourt 15 Park, Jalan Kemang Raya No. 14-15 tak jauh dari pom bensin.

Motto yang dipegangnya, "Urusan Bumbu & kelembutan si daging ayam, Ayam Bakar Saidi Nikmatnya Gak ada yg Nandingin!!!"

Sayang, kehidupan tak selalu berjalan linear. Memasuki April, pandemi Covid-19 mulai merajalela. Usaha ayam geprek dan roti zayn pun terdampak hebat. Apalagi kemudian diberlakukan semacam lockdown yang membuat warga tak bebas bergerak. Toh begitu Dudi dan Kiki mencoba bertahan dengan tidak memulangkan semua pegawainya.

Naluri survival Dudi diuji. Suatu hari datang tawaran dari pelanggan ayam bakar dan roti zayn yang tertarik dengan desai Saidi Corner. Si pelanggan meminta dibuatkan kitchen set berbahan kayu jati Belanda. "Pesanan itu untuk di One Bell Park. Satu unitnya sekitar Rp 60 jutaan," ujar Dudi.

Seiring membaiknya kondisi pandemi, usahanya pun kembali pulih. Selain di Saidi Corner dan Kemang, Dudi Rahmadi bersama beberapa stafnya aktif mengikut bazar dan festival kulineran untuk mempromosikan produknya. Arena car free day di South Gate, Cinere termasuk yang menjadi incarannya.

Sejak Mei lalu dia biasa mengikuti bazar kuliner setiap minggu pagi di situ. Dudi biasa membuka lapak sejak pukul 06.00-11.00. Hasilnya, dia mengaku bisa mengantongi sekitar Rp 5 juta dalam tempo setengah hari. "Alhamdulillah kalau selama bazar di South Gate ini kami bisa menjual 100-140 potong roti," ujarnya.


Hide Ads