Gunawan Nekat Berhenti Jadi Pilot dan Pilih Jualan Teh, Hasilnya Tak Terduga

Gunawan Nekat Berhenti Jadi Pilot dan Pilih Jualan Teh, Hasilnya Tak Terduga

Tim detikcom - detikFinance
Sabtu, 09 Sep 2023 19:00 WIB
Gunawan House of Tea
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Tak ada yang bisa menebak perjalanan hidup. Setidaknya, ini yang dirasakan Satria Gunawan Suharno, pemilik usaha House of Tea, yang bergerak di sektor pembuatan teh. Bayangkan, Gunawan yang tengah menekuni profesi sebagai pilot, harus banting setir menjadi petani teh.

Kisahnya menarik. Dari awalnya memproduksi jenis teh yang massal, kini Gunawan bersama House of Tea-nya memproduksi teh spesial yang berkualitas alias artisan tea. Teh artisan dikenal sebagai teh yang diolah dari bahan baku berkualitas tinggi dan dikombinasikan dengan bahan alami lain seperti rempah, bunga, dan buah.

Gunawan sendiri tak pernah terpikir menjadi petani teh. Pada tahun 1985, ia mulai bergelut dengan teh karena harus meneruskan usaha orang tuanya. Padahal ia sebelumnya adalah seorang pilot.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya masuk ke petani, sebenarnya musibah membawa berkah. Itu yang saya rasakan, karena apa? Karena saya pendidikan bukan pertanian, tapi latar belakangnya adalah seorang pilot. Saya saat itu spesialis pilot helikopter," kisah Gunawan, ditulis Sabtu (9/9/2023).

Ia mengaku membutuhkan waktu beberapa tahun untuk benar-benar mendalami mencintai teh. Titik baliknya saat tahun 1987, kala Gunawan harus menangani kontrak ekspor teh ke Italia. "Dari situ, hari demi hari harus berhadapan dengan tanaman teh dan produksi teh," ujar dia.

ADVERTISEMENT

Interaksi yang intens dengan para pembeli dari sejumlah negara yang sangat memahami teh memaksa Gunawan untuk menyelami dunia teh lebih jauh.

Lama kelamaan, ia melihat sesuatu yang unik dari teh. Keunikan itu, menurut dia, dari satu tanaman teh bisa diolah menjadi berbagai macam varian. Di sinilah kecintaannya terhadap teh mulai muncul. Dari awalnya terpaksa, kini jadi cinta.

"Awalnya saya tidak tertarik, hingga mulailah mencintai dan mengenal teh," kata Gunawan.

Pada 2009, Gunawan mulai mencoba menggeluti teh artisan, dan masih berjalan hingga saat ini. Awalnya, ia memasarkan teh artisan ini di lingkungan terbatas, seperti keluarga dan teman-temannya.

Setelah melihat ada potensi pasar yang menjanjikan, Gunawan mendirikan usahanya sendiri, House of Tea, pada 2011. Empat tahun berikutnya, 2015, didirikanlah kafe House of Tea yang berlokasi di kawasan Gandaria Selatan, Jakarta Selatan.

"Alhamdulillah saat ini House of Tea berdiri sendiri. House of Tea lebih ke membina petani kecil," ujar Gunawan.

House of Tea memproduksi teh dari perkebunan teh yang ada di beberapa wilayah seperti Cianjur, Jawa Barat; Solok, Sumatera Barat; Batam, Kepulauan Riau; dan Kulon Progo, DI Yogyakarta. Gunawan mengaku tak punya sejengkal tanah pun yang di atasnya ditanami tanaman teh. Ia memilih untuk mengajak para petani untuk bermitra.

Lanjut halaman berikutnya.

Teh yang diolah House of Tea merupakan teh organik. Gunawan memastikan, produk hasil panen para petani mitra harus organik. Menurut dia, tanah Indonesia merupakan tanah yang subur dan bisa menyuburkan tanaman yang ditanam di atasnya.

"Kami percaya tanah Nusantara itu luar biasa, saya tidak ingin merusak itu dengan bahan kimia. Semua natural. Dan produk kami harus dari bahan baku organik. Untuk itu, ke petani, kami beri pemahaman, bahan baku seperti apa yang digunakan, bagaimana memetik teh, kapan waktu memetiknya, dan bagaimana cara produksinya," kata Gunawan.

Kualitas teh Indonesia, lanjut dia, sangat bisa bersaing di pasar global. Menurutnya, teh yang ditanam di Indonesia diyakininya memiliki kualitas yang sangat baik.

Bagi mereka yang baru merintis usaha, Gunawan berpesan, menjadi seorang wirausahawan tidak mudah, tetapi harus yakin jika sudah menjalaninya. Kuncinya, niat dan mental yang kuat, serta punya kemauan yang gigih. "Menjadi entrepreneur itu menarik. Kalau kamu punya kemampuan, kemauan, ayolah jadi entrepreneur," kata Gunawan.

Kini, House of Tea, mendapatkan kesempatan besar untuk membawa teh artisan asli Indonesia ke pasar global. House of Tea yang merupakan salah satu UMKM binaan Sampoerna yang terpilih untuk berpartisipasi dalam Wiki Export 2023 di Jepang pada Agustus 2023.

Wiki Export, yang diluncurkan pada 2022, digagas Kamar Dagang Indonesia (KADIN) bersama Japan External Trade Organization (JETRO). Tujuannya, meningkatkan skala perusahaan menengah untuk menjadi bagian dari rantai pasokan global. Bagi Gunawan, kesempatan ini menjadi kejutan yang luar biasa bagi House of Tea.

"Bukan surprise lagi, untung saja jantung saya kuat. Ketika dikabarin, Subhanallah ini apa lagi yang diberikan Allah kepada saya melalui SETC," kata Gunawan.

(fdl/fdl)

Hide Ads