Visioner! Pria di Likupang Sulap Sampah Jadi Kerajinan Tangan Cantik

Jelajah Desa BRILian

Visioner! Pria di Likupang Sulap Sampah Jadi Kerajinan Tangan Cantik

Angga Laraspati - detikFinance
Jumat, 01 Des 2023 10:14 WIB
BRILian Palaes
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Minahasa Utara - Botol plastik bekas hingga daun kering mungkin dianggap seperti barang bekas atau sampah bagi sebagian orang. Tapi, botol bekas maupun daun-daun kering juga bisa dianggap ladang uang bagi sebagian orang yang kreatif.

Hal inilah yang dilihat oleh Dolvi Bindura, salah satu perajin yang mengolah sampah botol bekas, daun kering, bambu kuning atau batok kelapa menjadi sebuah kerajinan tangan yang cantik dan menawan. Warga Desa Pulisan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara ini sudah 'menyulap' barang bekas jadi barang-barang cantik sejak 2017.

Awal mulanya, Dolvi melihat kawasan Likupang tengah dijadikan destinasi pariwisata super prioritas. Ia beranggapan kawasan tempat ia tinggal akan didatangi wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Dari situlah ia terpikir untuk membuat sebuah souvenir.

"Terus saya mulai berpikir di Pulisan tidak ada souvenir atau oleh-oleh untuk para wisatawan yang datang dan pulang. Jadi saya coba terapkan usaha saya ke souvenir dengan pembuatan oleh-oleh termasuk gantungan kunci, lalu dan lain-lain," ungkap Dolvi kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.

Gayung bersambung, Dolvi yang juga masuk ke dalam sebuah komunitas pecinta alam tengah melakukan bersih-bersih pantai dan desa. Karena banyak sampah yang dikumpulkan, Dolvi dan juga rekan-rekan komunitasnya berpikir untuk menjadikan sampah tersebut menjadi sebuah produk yang cantik.

Singkat cerita, Dolvi pun mencoba untuk membuat beberapa produk dari daun pisang kering, bambu batik, bambu kuning, dan batok kelapa. Dolvi yang punya darah seniman yang diturunkan dari bapak dan ibunya mulai membuat hal-hal kecil.

"Kalau memulai usaha ini saya merintis apa yang sudah dirintis oleh ibu dan Bapak. Ibu saya itu seorang perajin anyaman, seperti anyaman pandan, bambu, rotan, dan lain-lain. Kalau Bapak melukis juga bisa mengukir. Jadi saya cuma belajar dari mereka, terus saya terapkan kerjanya ini ke, usaha mereka itu kerajinan lah, ke souvenir," tutur Dolvi.

BRILian PalaesVisioner! Pria di Likupang Sulap Sampah Jadi Kerajinan Tangan Cantik Foto: Andhika Prasetia/detikcom

Produk yang dihasilkan pun juga beragam mulai dari miniatur pohon kelapa, kapal layar, mangkuk, gantungan kunci, gelas, celengan dan produk lainnya. Produk yang dihasilkan Dolvi pun juga pernah mejeng di salah satu pameran di Jakarta.

"Adapun bahan yang digunakan itu seperti daun pisang kering, bambu batik, bambu kuning, dan batok kelapa itu saya sudah sempat bawa ke Taman Mini untuk ikut pameran. Kalau pemasaran, kita belum luas. Jadi mungkin ke depan ada yang bisa support kita, bantu kita lewat pemasaran," imbuhnya.

Untuk produk yang paling kecil, Dolvi biasanya membuat anting dari sampah plastik. Ada juga anting dengan ukuran standar sekitar 1 cm. Sedangkan untuk produk yang paling besar miniatur Pantai Paal dengan tinggi 40 cm.

Soal harga masing-masing produk, gantung kunci dijual dengan harga Rp 10.000-Rp 50.000 tergantung dari tingkat kesulitan dan juga bahan baku. Dalam 1 hari, Dolvi bisa memproduksi hingga 50 buah lebih.

Untuk urusan modal usaha, Dolvi menuturkan di tahun 2019 ia mengajukan pinjaman ke BRI. Dari pinjaman itu, ia merasakan dampaknya seperti proses pekerjaan lebih mudah, karena sudah memiliki beberapa peralatan yang menunjang, proses produksi meningkat serta bisa lebih memenuhi permintaan konsumen lah.

"Yang awalnya saya ketika ada pesanan gantungan kunci 100 buah, saya kewalahan karena mesinnya nggak memadai. Ketika punya segalanya yang sudah dibeli, saya merasa lebih ditantang lagi. Kalau ada yang mau pesan banyak, silahkan," imbuhnya.

Sementara itu, Pemimpin Cabang BRI Bitung Ronald Engelbert Pinontoan mengatakan BRI melihat pariwisata di Likupang punya potensi yang baik, sehingga BRI masuk lewat beberapa aspek. Adapun aspek yang dimaksud antara lain pengembangan desa BRILian, digitalisasi desa, kredit super mikro hingga UMi, serta digitalisasi pembayaran.

BRI memberikan bantuan modal kepada pelaku usaha yang berada di sana. Untuk membantu tugas dari kantor cabang maupun unit, BRI memiliki perpanjangan tangan yang ada pada agen-agen BRILink di beberapa lokasi.

BRILian PalaesVisioner! Pria di Likupang Sulap Sampah Jadi Kerajinan Tangan Cantik Foto: Andhika Prasetia/detikcom

"Agen BRILink itu di antaranya badan usaha milik desa yang ada di Likupang. Jadi kita fokus bagaimana caranya pengelola wisata di sana untuk mengembangkan cepat karena sempat terkendala karena COVID-19. Nah itu diperlukan stimulus, kita memberikan kemudahan akses yang cepat dekat sehingga di situ ada agen BRILink," imbuh Ronald.

Sebagai informasi, detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah Desa BRILian yang mengulas potensi dan inovasi desa di Indonesia baik dari segi perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata serta dampaknya terhadap masyarakat lokal maupun nasional. Untuk mengetahui informasi program Desa BRILian lebih lanjut, ikuti terus informasinya hanya di jelajahdesabrilian.detik.com!


(akn/ega)

Hide Ads