Sulap Sampah Pantai Jadi Kerajinan, Perajin Likupang: Bekas Jadi 'Doi'

Jelajah Desa BRILian

Sulap Sampah Pantai Jadi Kerajinan, Perajin Likupang: Bekas Jadi 'Doi'

Angga Laraspati - detikFinance
Jumat, 01 Des 2023 10:57 WIB
BRILian Palaes
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Minahasa Utara -

Peluang mendulang cuan bisa didapat dari hal-hal di sekitar, bahkan dari barang yang kerap dipandang tak bernilai seperti sampah. Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh perajin asal Likupang yang memandang barang bekas bisa menjadi 'doi' (Bahasa Manado dari kata uang).

Warga Desa Pulisan yang memiliki usaha bernama Tabadi Craft ini membuat beragam souvenir dari bahan-bahan bekas, seperti sampah plastik, batok kelapa, bambu batik, bambu kuning, daun pisang kering, dan lain sebagainya.

Ia mengatakan usaha ini berdiri mulai tahun 2017. Dolvi menilai Desa Pulisan yang sudah menjadi bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang mulai banyak didatangi wisatawan, namun belum memiliki souvenir khusus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terus saya mulai berpikir di Pulisan tidak ada souvenir atau oleh-oleh untuk para wisatawan yang datang dan pulang. Jadi saya coba terapkan usaha saya ke souvenir dengan pembuatan oleh-oleh," tutur Dolvi saat ditemui detikcom beberapa waktu lalu.

Adapun bahan baku yang dipilihnya ialah sampah dari sekitar desa dan tempat wisata. Dolvi mengatakan dirinya bergabung dalam komunitas pencinta alam yang kerap melakukan aktivitas pendakian atau camping.

ADVERTISEMENT

Suatu hari, komunitasnya mencoba aktivitas lain seperti bersih-bersih lingkungan pantai dan desa. Hasil sampah yang dikumpulkan inilah yang dinilainya bisa menjadi ladang cuan jika dikelola dan didaur ulang dengan baik menjadi produk bermanfaat.

BRILian PalaesSulap Sampah Pantai Jadi Kerajinan, Perajin Likupang: Bekas Jadi 'Doi' Foto: Andhika Prasetia/detikcom

"Kenapa kita ngumpulin sampah untuk dijadikan kerajinan? Karena kita punya satu filosofi, yaitu dari bekas boleh jadi 'doi' (uang). Artinya? Artinya, dari barang yang sudah tidak terpakai bisa kita jadikan uang," ungkapnya.

Ia mengungkapkan bahan bekas seperti batok kelapa bisa 'disulap' menjadi berbagai macam kerajinan, seperti mangkuk, kapal layar, bunga, dan lain-lain. Sedangkan bahan bekas dari bambu bisa diolah menjadi gelas, celengan, hanger, dan lain sebagainya.

Dolvi juga mengolah daun pisang kering menjadi ragam kerajinan indah, seperti tas dan tempat tisu. Untuk sampah plastik, ia kerap membuatnya menjadi gantungan kunci hingga aksesori seperti kalung, anting, dan jepitan rambut. Menurut Dolvi, kepiawaiannya mengolah sampah menjadi kerajinan yang bernilai jual ini pun menurun dari orang tua.

"Ibu saya itu seorang perajin anyaman, seperti anyaman pandan, bambu, rotan, dan lain-lain. Kalau Bapak melukis juga bisa mengukir. Jadi saya cuma belajar dari mereka, terus saya terapkan kerjanya ini ke usaha kerajinan lah, ke souvenir," ujarnya.

Kendati memiliki bakat alami dan bahan yang mudah didapat dari lingkungan sekitar, Dolvi sempat mengaku kebingungan karena tidak memiliki modal dan alat untuk membuat produk. Setelah beberapa waktu mengandalkan dana pribadi saja, pada 2019 ia pun mengajukan kredit pinjaman dari BRI untuk mengembangkan usaha.

Ia menceritakan saat itu dirinya sangat membutuhkan modal untuk menambah mesin produksi. Untuk itu, Dolvi pun mengajukan pinjaman untuk modal membeli sejumlah alat produksi yang dibutuhkan.

"Dari hasil pinjaman itu, saya bisa merasakan dampaknya seperti proses pekerjaan lebih mudah, karena sudah memiliki beberapa peralatan yang menunjang, terus proses produksi meningkat, saya bisa lebih memenuhi permintaan konsumen lah," tutur Dolvi.

"Yang awalnya saya ketika ada pesanan gantungan kunci 100 buah, saya kewalahan karena mesinnya nggak memadai. Ketika punya segalanya yang sudah dibeli, saya merasa lebih ditantang lagi. Kalau ada yang mau pesan banyak, silakan," tandasnya.

BRILian PalaesSulap Sampah Pantai Jadi Kerajinan, Perajin Likupang: Bekas Jadi 'Doi' Foto: Andhika Prasetia/detikcom

Ia berharap ke depannya bisa semakin mengembangkan usaha kerajinan souvenirnya agar menjadi lebih baik. Dolvi pun berharap BRI senantiasa memberikan dukungan kepada pengusaha kecil sepertinya, tak hanya dari segi permodalan tapi juga meliputi pendampingan hingga promosi usaha.

Sebagai informasi, detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah Desa BRILian yang mengulas potensi dan inovasi desa di Indonesia baik dari segi perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata serta dampaknya terhadap masyarakat lokal maupun nasional. Untuk mengetahui informasi program Desa BRILian lebih lanjut, ikuti terus informasinya hanya di jelajahdesabrilian.detik.com!




(akn/ega)

Hide Ads