Menjadi petani biasanya jarang dilirik anak muda karena dianggap kotor dan kurang menguntungkan. Pandangan itu berbeda bagi Jelsi Natosa (25) yang memilih menjadikan petani sebagai mata pencaharian utama sejak 2022.
Wanita asal Nganjuk, Jawa Timur itu cukup berani mengambil keputusan untuk beralih profesi menjadi petani bawang merah di kampung halamannya. Sebelumnya ia merantau di Surabaya dan bekerja sebagai karyawan untuk mengumpulkan modal.
"Dari awal sudah niat untuk menjadi petani karena aku kan perempuan, kalau umur 30 tahun ke atas mungkin sudah tidak dipakai oleh perusahaan, kalau di pertanian itu bisa sampai tua. Terus kalau nggak diteruskan sama generasi muda, bisa-bisa petani di Indonesia musnah," kata Jelsi saat berbincang dengan detikcom, Kamis (29/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun hanya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) multimedia pada 2017 dan tidak memiliki banyak pengetahuan tentang pertanian, Jelsi berhasil membuktikan kesuksesannya di dunia pertanian hingga saat ini memiliki lahan sendiri seluas 2.000 meter persegi.
"Ilmunya dari orang tua petani juga, lingkungan di sini juga rata-rata petani bawang merah semua. Jadi seumpama tanamannya ada yang kurang, nanti dibilangin sama yang lebih tua nanti dipraktekkan," ucapnya.
Buat menjadi petani, Jelsi mengaku butuh modal miliaran rupiah yang dikumpulkan hingga lima tahun lamanya untuk membeli lahan dan bibit bawang merah. Selain punya sendiri, ia juga memiliki lahan sewaan.
![]() |
Dengan modal yang besar, kini Jelsi juga mendapatkan omzet yang besar pula hingga ratusan juta per tahun. "Panen 1 tahun lima kali. Kemarin itu kita panen di 150 RU 2 bulan itu bisa tembus di Rp 45 juta, itu kalau jadi dan harganya bagus," tambahnya.
Tentu perjalanannya menjadi petani muda tidak berjalan mulus begitu saja. Jelsi mengaku pernah mengalami kegagalan panen seperti adanya serangan hama dan cuaca yang tidak mendukung.
Menjadi petani juga diakui memiliki pendapatan yang tak pasti. Saat komoditas bawang merah sedang jatuh dan dihargai murah oleh pengepul, ia mencari solusi dengan menjualnya secara online melalui TikTok Shop.
"Harga bawang merah naik turun naik turun toh. Kalau bawang merahnya harganya nggak mendukung tapi kualitasnya bagus, kita jual di TikTok jadi kita ecer sendiri," imbuhnya.
Saat ini Jelsi menjual bawang merahnya secara eceran Rp 33.000 per kg. Sementara di pengepul dihargai di bawah Rp 15.000 per kg.
Berdasarkan pengalamannya, Jelsi mengajak anak muda lainnya untuk tidak malu menjadi petani. Jika kerja keras dan cerdas pasti hasil dari apa yang ditanam bisa dituai.
"Sebenarnya kita juga bisa tetap keren menjadi petani, bisa berpenghasilan tiga digit dalam satu bulan, bisa ratusan juta dalam satu tahun, tergantung kamu mengelola keuangannya itu gimana," ucapnya.
Jelsi pun memiliki tips bagi anak muda yang ingin menjadi petani namun memiliki modal terbatas. "Mungkin bisa belinya yang tahunan dulu. Sebisa mungkin kalau modal tanam bisa 3-4 kali untuk meminimalisir kegagalannya," pungkasnya.
![]() |