Jual Pakan Burung di Pasar Pramuka, Sri Raup Jutaan Rupiah Sehari

Jual Pakan Burung di Pasar Pramuka, Sri Raup Jutaan Rupiah Sehari

Rifkianto Nugroho - detikFinance
Jumat, 22 Mar 2024 05:24 WIB
Sri Wati (58) pedagang pakan burung Pasar Pramuka
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Kicauan burung bersahutan seakan menyambut dan menggoda pengunjung untuk mampir ke salah satu kios, Pasar Pramuka memang sudah terkenal akan transaksi burung legalnya diketahui terdapat 250 pedagang yang menjajakan burung-burung cantik dan berbagai aksesorisnya.

Salah satunya kios Sri Wati (58), wanita asal Manggarai Jakarta ini tengah bergantian menjaga kios bersama sang suami, tak ada burung yang dijual sebab kios Sri ini menjual pakan burung, kucing, kelinci dan berbagai aksesorisnya.

Kios yang buka sejak 4 tahun lalu ini bermula dari Sri yang menjadi pegawai di perusahaan asuransi. Saat Pandemi menyerang, Sri melihat sahabat yang rutin membayar premi asuransi hingga Rp 30 juta secara lancar dari bisnis burung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak mau ketinggalan, Sri berusaha belajar tentang bisnis burung meski telah memiliki dasar bisnis di toko sembako yang dia punya di Kawasan Pasar Jangkrik, Pisangan Baru, Jakarta Timur. Empat bulan berselang dengan modal awal 50 juta Sri dan suami nekat membuka keran bisnis baru ini.

"Karena pandemi benar-benar bingung mau usaha apa, udahlah aku datang ke sahabat belajar tentang bisnis ini, meskipun aku punya sembako tapi belajar empat bulan akhinya aku jalanin bisnis ini." Ujar Sri sambil menyetrika pakaian di kiosnya di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (20/3/2024).

ADVERTISEMENT

Berdagang di pasar burung terbesar se-Asia Tenggara tak membuat Sri menunggu waktu lama, kiosnya yang cukup strategis membuatnya mudah menjangkau pelanggan. Sambil bercerita ia harus bolak balik melayani pelanggan yang membeli pakan burung.

Sri juga tak menyangka omset hariannya mencapai 2 juta rupiah dan akan melonjak pada akhir pekan yaitu 5 - 10 juta rupiah. Pembelinya pun berasal dari dalam dan luar Jakarta seperti Bogor, Serpong, Cibitung hingga Jawa.

"Kalo hari Sabtu, Minggu gede bisa 5-10 juta rupiah tapi kalo hari-hari biasa 2 juta rupiah perhari." Ujar Sri

Wanita yang telah memiliki 10 cucu ini juga bercerita tentang tokonya yang dilengkapi dengan pembayaran menggunakan transfer BRI, sebab sering terjadi pelanggan yang kekurangan saat akan membayar secara cash dan berujung pada pembayaran non tunai.

"Kadang-kadang (pelanggan) nggak megang uang cash terus kalo ke atm jauh, terus saya bilang bisa kok transfer ada m-banking jadi aku disini ada (rekening) BRI juga kebantu banget". Lanjut Sri.

Meski memiliki omset yang cukup besar, Sri masih ingin memperluas penghasilannya dengan cara menambah modal sebab Sri masih harus menambah stok barang yang belum ada di tokonya. Cara untuk menambah suntikan modal telah didapat dari rekannya yang meminjam KUR di BRI.

"Saya denger tuh temen saya minjem modal istilahnya KUR di BRI, karena pembayarannya lancar bisa nambah lagi". Tutup Sri.

Usai mengetahui hal itu Sri ingin menambahkan modal tokonya senilai Rp 50 juta rupiah, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang belum bisa ia sediakan Sri meyakini dengan komplitnya barang maka pemasukan baginya akan meningkat drastis. Ambisinya memperbesar bisnisnya itu tak lain karena masih harus membiayai sekolah anak bungsunya yang masih menimba ilmu di Fakultas Gizi UHAMKA, Jakarta

(hns/hns)

Hide Ads