Perjuangan Marsiyah Kuliahkan Anak hingga Jadi Sarjana dari Jualan Nasi Bebek Mercon

Perjuangan Marsiyah Kuliahkan Anak hingga Jadi Sarjana dari Jualan Nasi Bebek Mercon

Niken Widya Yunita - detikFinance
Kamis, 28 Mar 2024 02:52 WIB
Nasi Bebek
Marsiyah, pemilik Nasi Bebek Mercon Sambal Hitam/Foto: Niken Widya Yunita/detikFinance
Jakarta -

Rona kebahagiaan terpancar dari wajah Marsiyah tatkala mengingat kembali saat anaknya dapat lulus menjadi sarjana hukum dari hasil jerih payahnya berjualan. Penjual nasi bebek mercon sambal hitam itu tidak menyangka dapat mencetak anak sukses. Padahal dia hanya sekolah sampai tamat Sekolah Dasar (SD).

Perempuan berusia 52 tahun itu merupakan penjual nasi bebek mercon sambal hitam di kawasan Tendean, Jakarta Selatan. Dia memulai usahanya sejak tahun 2014. Saat itu dengan modal Rp 20 juta dia berjualan bersama suaminya. Omzet yang didapat dari berjualan nasi bebek mercon sambal hitam berkisar Rp 3 juta per hari.

"Uang dari hasil jualan disisihkan sekitar Rp 200 ribu untuk membayar kuliah anak," tutur Marsiyah, kepada detikFinance, baru-baru ini di kawasan Tendean, Jakarta Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak Marsiyah berkuliah jurusan hukum di sebuah kampus swasta di Surabaya, Jawa Timur. Uang kuliah anaknya saat itu Rp 9 juta per semester. Setiap bulan dia harus mengirimkan uang buat anaknya Rp 6 juta untuk biaya kos, makan, dan biaya penunjang kuliah seperti buku dan sebagainya.

"Saya tiap bulan cicil 2 kali untuk kirim ke anak. Pertama Rp 3 juta, lalu Rp 3 juta lagi," kata Marsiyah.

ADVERTISEMENT

Anak Marsiyah kini melanjutkan perjuangannya bersama suaminya di Palembang, Sumatera Selatan. Marsiyah memiiki 1 anak lagi namun tidak melanjutkan kuliah.

Nasi BebekGerobak Nasi Bebek Mercon Sambal Hitam Marsiyah/ Foto: Niken Widya Yunita/detikFinance

COVID-19 Muncul, Usaha Terkikis

Saat pandemi Covid-19, usahanya terkikis. Untungnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) memberikan pinjaman uang pada Marsiyah lewat Kupedes senilai Rp 100 juta pada 2020. Dia pun mencicil pinjaman Rp 3,9 juta per bulan dengan jangka waktu 3 tahun. Pencairan uang berlangsung cepat yakni hanya selama 1 minggu.

Karena pembeli tidak banyak yang membeli produknya, Marsiyah pun mengambil keringanan 6 bulan pada BRI. Jadi dia hanya membayar bunga pinjaman selama 6 bulan.

Kini pinjaman Marsiyah dari BRI sudah lunas. Marsiyah pun ingin top up pinjaman BRI. "Inginnya mau cari Kredit Usaha Rakyat (KUR), biar lebih ringan sedikit," harap Marsiyah.

Marsiyah kini berjualan sendiri dari pukul 16.00-24.00 WIB. Suaminya telah meninggal belum lama ini akibat sakit. Marsiyah memasak 10 ekor bebek setiap harinya. Dia juga menjual ayam dan memasak 15 ekor ayam setiap harinya. Belum ditambah tahu goreng, tempe goreng, dan hati ampela. Dia memasak bersama anak-anaknya yang sudah berkeluarga. Meski demikian, anaknya menjual nasi bebek mercon sambal hitam di Cilandak, Jakarta Selatan.

Marsiyah juga termasuk penjual yang gigih bekerja. Ketika Sabtu Minggu tiba, dia tetap berjualan namun porsinya dikurangi separuh.

Dari menjual bebek, ayam, tahu goreng, tempe goreng, dan ati ampela, Marsiyah kini mendapat omzet Rp 1,5 juta-1,8 juta per hari. Keuntungan bersih yang didapatnya Rp 500 ribu per hari. Dia juga menyediakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) BRI bagi konsumennya.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu menyebut, hingga September 2023 pertumbuhan Kupedes mencapai angka 57,5%. Dari total kredit mikro pada kuartal III-2023, nilai Kupedes BRI mencapai Rp 201,4 triliun.

Nasi BebekQRIS BRI Nasi Bebek Mercon Sambal Hitam/Foto: Niken Widya Yunita/detikFinance
(nwy/hns)

Hide Ads