Ayam bakar menjadi menu yang dapat dengan mudah diterima oleh kebanyakan lidah masyarakat Indonesia, bermula dari dapur rumahan kecil Ayam Bakar Madu Hijrah kini sukses membuat Anty menjadi Mitra Mentor Bimbel GrabMerchant Jabodetabek simak tips and triknya.
Ditemui detikcom di kios Ayam Bakar Madu Hijrah di jalan Sirsak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (24/4/2024) Owner Ayam Hijrah, Anty blak blakan tentang kiat-kiat usaha ayam bakar.
1. Berani Mencoba
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keberanian Erfianty dalam membuka usaha dimulai dengan 3 ekor ayam yang dipotong 12 bagian, sebelumnya resep masakannya dites food kepada anak dan para tetangga. Tanpa malu Anty menanyakan kekurangan apa dari resep buatannya lalu apakah laik jual atau tidak.
2. Membuka Penjualan Online.
Hari pertama Anty membuka penjualan melalui aplikasi menu ayam bakarnya langsung diorder hingga tiga kali oleh satu pelanggan yang sama, hal itu memberikan sinyal untuk Anty meningkatkan stok ayam. Berjalannya waktu orderan terus meningkat hingga 150 order dalam satu aplikasi, saat itu Anty membuka toko online hingga 4 aplikasi.
3. Membuka Kios dan Branding
Sadar akan orderan yang terus meningkat, Anty memberanikan diri membuka kios serta mengukuhkan nama brand Ayam Hijrah miliknya sebagai hak atas kekayaan intelektual (HaKI) selain itu brandnya tersebut juga bersertifikat Halal.
4. Memanfaatkan KUR (Kredit Usaha Rakyat)
Membuka kios tentu memerlukan modal yang tak sedikit, saat itu Anty ditawari pinjaman KUR oleh BRI Unit Jagakarsa. Beruntung pada saat pandemi program KUR tanpa adanya bunga alias 0 persen. KUR senilai Rp 35 juta digunakannya untuk membuka kios dan menambah peralatan.
5. Menambah Karyawan
Seiring kesibukan dapur yang terus ngebul membuat Anty kewalahan, ia lantas membuka lapangan kerja untuk membantunya dalam urusan membakar ayam hingga meladeni orderan online. Saat itu Anty dibantu 5 karyawan.
6. Ikut Pelatihan dan Grup UMKM
Dunia enterpreneur yang baru digelutinya tak membuat Anty cepat puas, ia turut ikut dalam pelatihan - pelatihan yang dilakukan oleh Kementerian, dinas - dinas terkait dan juga BUMN ilmu tersebut yang membuatnya berkenalan dengan para pelaku UMKM lainnya yang dijadikannya teman berdiskusi dalam menghadapi penjualan yang naik ataupun turun.
7. Mengembangkan Menu Bisnis
Omzet penjualan yang sudah bagus tak cukup baginya, Anty juga tidak menghabiskan omzet untuk hura-hura, sebaliknya ia justru melihat peluang lain seperti mengembangkan menu yang tengah hits seperti ayam geprek, sambal kemasan hingga nasi box.
8. Rutin Ikut Bazar
Bazar jadi salah satu ladang omzet tambahan, Anty juga tak bosan-bosannya mengikuti berbagai bazar. Selain mendulang omzet tambahan bazar juga diikuti untuk branding nama Ayam Bakar Madu Hijrahnya.
9. Sedekah Langit
Niat berbagi namun sekaligus meningkatkan penjualan ayam dilakukan Anty dengan nama Sedekah Langit, ia rutin menggalang sumbangan dari rekan-rekannya untuk saling berbagi ke panti asuhan setiap jumatnya. Anty membuat paket senilai Rp 50 ribu untuk dua porsi, dari situ ia mampu mengumpulkan muzakki atau donatur hingga 100 porsi lebih. Selain mendapatkan pendapatan kegiatan itu juga mendulang pahala.
10. Pembayaran Digital
Masyarakat kini semakin modern hal itu membuat Ayam Bakar Madu Hijrah turut mengikuti trend dengan menyiapkan scan QRIS BRI, Anty mengungkapkan bahwa saat ini mayoritas pembayaran sudah digital salah satunya dengan QRIS.
Diketahui QRIS dapat dicetak oleh Bank BRI caranya cukup mudah seperti memiliki rekening, menyiapkan identitas diri, menyiapkan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau akta pendirian usaha, mengisi formulir, pilih antara opsi EDC+QRIS dinamis atau statis, mengisi kolom yang sudah disediakan, menunggu verifikasi nantinya jika BRI akan datang ke lokasi usaha untuk memasang QRIS.
(hns/hns)