Kini, Ulur Wiji telah dikenal dengan produk batik urban dengan konsep eco fesyen. Bagi Nasta, Ulur Wiji adalah salurannya berbagi kebaikan, menghidupi banyak orang melalui bisnis pakaian. Semangat tak pantang menyerah Nasta membuahkan hasil. Ia terpilih menjadi salah satu dari 20 peserta Women Ecosystem Catalyst (WEC) 2024.
WEC merupakan program yang digagas PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui Payung Program Keberlanjutan "Sampoerna Untuk Indonesia" (SUI) bersama Perkumpulan Imajinasi Penaja Mula dan Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merek Ulur Wiji dicetuskan oleh suami Nasta. Merek ini dipilih bukan tanpa makna. Ia mengisahkan, secara filosofis, Ulur Wiji bermakna benih, biji kecil yang bisa bertumbuh.
"Walau bisa juga mati kapan saja. Tetapi, kalau mampu bertumbuh dengan baik secara organik akan menjadi lebih kuat. Jadi, Ulur Wiji ingin menyemai biji/benih kebaikan melalui pakaian," ujar Nasta.
Bagi Nasta, "kelahiran" Ulur Wiji juga menjadi titik baliknya bangkit dari fase terendah dalam hidupnya.
"Saya pernah merasa minder banget, tidak percaya diri dengan apa yang saya lakukan. Setelah brand Nasta shut down, saya tidak percaya diri untuk bangkit lagi. Saya rasanya ingin sembunyi, dan saya muncul melalui Ulur Wiji, karena semangat ingin terus bertumbuh," lanjut dia.
Pemasaran produknya sebagian besar masih di dalam negeri, tetapi sudah mulai merambah ke beberapa negara melalui penjualan retail, di antaranya ke Singapura, Malaysia, dan Austria. Ulur Wiji juga bermitra dengan salah satu pengusaha di Kanada yang memperkenalkan produk Ulur Wiji.
"Mereka bangga dan senang bekerja sana dengan artisan lokal Indonesia. Semoga ke depannya lebih berkembang lagi," kata dia.
WEC yang baru selesai digelar pada awal Juni lalu, membawa banyak cerita bagi Nasta. Rangkaian WEC yang berlangsung sejak Januari 2024, memberikan berbagai wawasan dan ilmu. Bahkan, kata Nasta, ia sampai tak bisa tidur karena merefleksikan materi yang didapatkan dari WEC dan memikirkan bagaimana mengimplementasikannya bagi pengembangan Ulur Wiji.
"Saya tidak menyangka sebenarnya bisa terpilih sebagai 20 peserta terbaik, dari ribuan pendaftar. Dan saya kalau mengikuti event seperti ini selalu mengosongkan gelas, karena benar-benar ingin belajar," kata Nasta.
WEC memberikannya berbagai pengalaman baru. Ia menyebutkan, baru pertama kali bertemu venture capital, mendapatkan pendampingan secara intens dari para ahli, dan diajak merefleksikan bisnis yang sudah dijalaninya selama ini.
(fdl/fdl)