Siapa bilang Depok tidak punya oleh-oleh camilan khas? Ada Pawon Narasa, camilan egg roll sehat dari tepung gluten-free yang cocok untuk anak autis.
Inilah kisah Acep Nugraha Permana (48) pemilik UMKM Pawon Narasa di Jatimulya, Cilodong, Depok. Sarjana Teknik Sipil UGM ini baru saja pulang dari mengantar kue egg roll Pawon Narasa ke Bogor, ketika detikFinance datang ke rumahnya.
Di rumah dua lantai itu, ruang tamunya menjadi etalase Pawon Narasa. Egg roll aneka rasa tersusun rapi di rak pajang. Kamar di lantai bawah menjadi ruang pengepakan. Tampak ada 2 pegawai sedang bekerja. Di ruang belakang rumah, seorang pegawai pria membuat egg roll memakai mesin khusus. Sementara di ruangan samping, seorang pegawai perempuan membuat cheese stick.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal mula Pawon Narasa
![]() |
Acep bercerita, awal mula Pawon Narasa adalah hobi sang istri untuk berjualan kue-kue Lebaran ke tetangga di tahun 2008. Acep pun saat itu masih kerja kantoran.
Kemudian, mereka mendapatkan orderan besar dari saudaranya untuk membuat kue egg roll sebanyak 200 kg berbahan terigu. Saat itu mereka sampai membeli alat dan menyewa tempat. Akhirnya, mereka pun melanjutkan usaha membuat egg roll untuk dijual ke pasar-pasar di Depok.
Tahun 2015, Acep memutuskan untuk berhenti kerja dan fokus membuat egg roll. Mereka pun mencoba mengembangkan egg roll dari bahan non terigu. Akhirnya, Pawon Narasa membuat egg roll dari tepung yang bersifat gluten free. Hal ini membuat produk mereka menjadi lebih sehat dan cocok untuk konsumen yang autis.
"2015 itu beralih ke non terigu, mencoba cari tepung-tepung lokal. Ada singkong, ubi, talas dan sorgum. Nah dari situ baru bikin kemasan retail untuk masuk ke toko-toko oleh-oleh," kata Acep.
Dari sejak 2015 itu Acep mulai memakai nama Pawon Narasa dan mengurus aneka perizinan usaha terkait Dinas Koperasi dan UMKM Depok termasuk sertifikat halal. Acep pun ikut Pelatihan Keamanan Pangan dari Dinas Kesehatan Kota Depok.
"Dan sama dinas difasilitasi untuk lain-lainnya kayak sertifikasi halal, terus pelatihan-pelatihan. Dan kita mulai terbuka," kata dia.
Omzet Pawon Narasa
Acep mengatakan omset bulanan Pawon Narasa adalah Rp 50 juta/bulan dengan kapasitas produksi 3.000 kemasan/bulan. Dulu Pawon Narasa padat karya dengan 6 pegawai, sekarang memakai mesin dan cukup 2 pegawai.
"Dulu padat karya karena masih tradisional pakai alat jepit dan masih pakai kompor. Sekarang sudah pakai mesin cukup dioperasikan 1 orang," kata Acep.
Acep pun mengajak detikFinance melihat ruang pembuatan egg roll. Ada satu mesin yang berputar menuang adonan, dipanggang lalu digulung jadi egg roll dan itu dioperasikan satu orang.
"Pakai mesin sejak Februari tahun lalu. Ini juga dapat restrukturisasi dari Kemenperin. Jadi UMKM bisa beli mesin terus minta penggantian ke Kemenperin. Mesin dalam negeri dapat penggantian 40%, mesin luar negeri dapat penggantian 20%," kata dia.
Untuk penjualan egg roll Pawon Narasa, Acep bilang mereka masih fokus 95% penjualan di offline, terutama toko oleh-oleh di Jabodetabek, Bandung, Indramayu, Subang, Garut dan Yogyakarta. Penjualan online dilakukan di Shopee dan Tokopedia.
"Jualan online sih sejak 2017 ya," imbuhnya.
Sekarang ini, Acep masih mendistribusikan sendiri produknya ke toko-toko kecil. Acep masih berat untuk memasukkan produk ke toko ritel besar. Sehingga, keberadaan distributor akan meringankan pekerjaannya.
Egg roll sehat untuk anak Autis
![]() |
Acep pun bercerita kenapa akhirnya Pawon Narasa beralih ke bahan non terigu yang lebih sehat. Awalnya, Acep menaruh produk di sebuah toko oleh-oleh, lalu sang pemilik toko membuat permintaan khusus.
"Dia minta bisa nggak nih bikin dari yang non terigu, karena dia punya konsumen yang cari non terigu untuk anak-anak berkebutuhan khusus yang autis. Kan mereka nggak boleh. Kalau makan terigu, mereka jadi hiperaktif gitu kan," kata Acep.
Acep lalu mencoba tepung mocaf dari singkong dan masih memakai gula pasir. Kemudian dia pun mencoba beralih ke gula aren. Setelah itu, Acep mencoba aneka tepung lain seperti sorgum, talas dan ubi ungu.
"Tepung ini kan lebih mahal dari terigu dan ketersediannya pun terbatas. Jadi kita langsung ambil dari kelompok petaninya," kata dia.
Tepung talas diambil dari Bogor. Sorgum dari Cilacap, Jombang dan Banjarmasin. Tepung singkong diambil dari Bangka Belitung. Semua adalah hasil jejaring sesama komunitas UMKM.
"Kita hasil produk akhirnya juga sudah uji lab bahwa itu glutten free. Di Vicma Lab Cibinong," ujarnya.
Berkembang sejak BRIncubator
Pawon Narasa bisa berkembang seperti sekarang tidak terlepas dari program BRIncubator. Acep adalah nasabah BRI dan merupakan alumni dari program BRIncubator. Dia mengikuti program BRIncubator tahun 2019 dan mendaftar di BRI Jakarta Pusat. Acep tahu ada BRIncubator dari informasi di grup para pelaku UMKM.
"Saya cobalah ikut program inkubator bisnis. Kurang lebih 6 bulan lah pelatihannya. Ada belajar tentang digital marketing, ada belajar tentang keuangan, segala macem," kata dia.
Tidak berhenti di situ, Acep juga ikut BRIlianpreneur yang diadakan secara virtual saat pandemi COVID-19. Acep kembali ikut BRIlianpreneur tahun 2022 di JCC Jakarta. Kedua program ini sangat dirasakan manfaatnya oleh Acep.
"Kalau BRIncubator kan pasti kita nambah kompetensi ya untuk mengelola bisnis, terutama tentang keuangan ya, tentang marketing segala macam. Kalau BRIlianpreneur ini manfaat utama kita jadi punya eksposure luas," kata Acep.
BRIncubator dan Misi BRI untuk UMKM
![]() |
Faktor BRIncubator di balik suksesnya usaha Pawon Narasa adalah contoh dari misi Bank Rakyat Indonesia untuk kemajuan UMKM di Tanah Air. Senior Executive Vice President Ultra Mikro BRI, M Candra Utama, mengatakan sejak diluncurkan pada tahun 2018, BRIncubator telah menjadi bagian dari komitmen BRI dalam memberdayakan UMKM di Indonesia. Program ini berfokus pada peningkatan kapasitas dan kapabilitas pelaku UMKM binaan BRI.
"Agar lebih siap bersaing di pasar yang lebih luas, termasuk pasar ekspor," ujar Candra dalam keterangan yang diterima detikINET.
Pawon Narasa adalah UMKM makanan. Sektor industri ini masuk dalam kategori food and beverages yang memang menjadi salah satu prioritas pengembangan UMKM dalam program BRIncubator.
"Food & Beverages merupakan salah satu industri yang menjanjikan dan memiliki banyak peluang pasar," pungkas Candra.
Simak juga video: Pentingnya Camilan Sehat untuk Anak Menurut Zita Anjani