Modal Oven Hasil Doorprize, Retno Jadi Pengusaha Kue Kering Lebaran

Modal Oven Hasil Doorprize, Retno Jadi Pengusaha Kue Kering Lebaran

Rifkianto Nugroho - detikFinance
Jumat, 28 Mar 2025 15:13 WIB
Retno melakukan penjualan kue kering secara online di Dapur Rinola, Cicadas, Kabupaten Bogor, Selasa (25/3/2025). Produksi kue kering rumahan ini mampu mencetak lebih dari 1000 toples kue, pemesanan yang meningkat membuat Retno tak berhenti memproduksi kue kering.
Foto: Rifkianto Nugroho
Bogor -

Menjelang hari raya Idul Fitri masyarakat mulai sibuk mencari bingkisan atau biasa disebut hampers, hal itu terbukti juga dari sibuknya Dapur Rinola yang memproduksi kue kering untuk keperluan hampers. Tak tanggung-tanggung dalam satu bulan Retno mampu memproduksi hingga 1.000 toples kue kering.

Berada di desa Cicadas, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor sebuah rumah produksi masih sibuk menyelesaikan orderan kue kering, Retno Dwi Lestari dibantu dua karyawannya tengah mempersiapkan adonan yang akan dimasukkan ke dalam loyang. Rumah produksi yang telah ada sejak tahun 2008 ini bermula saat suami Retno mendapatkan doorprize mesin oven, bukannya dijual ia justru mencari cara agar mesin itu dapat mendatangkan uang.

"Awalnya sekitar tahun 2008 saya produksi kue kering Lebaran dengan satu oven itu juga dari doorprize kantor suami, saya saat itu sebagai ibu rumah tangga. Bisnis kue itu sampingan aja sambil urus anak," cerita Retno saat dikunjungi detikcom di Dapur Rinola, desa Cicadas, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Selasa (25/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usai memiliki mesin oven ia langsung mencoba secara otodidak, membeli buku resep, hingga mengikuti sejumlah kursus. Berbagai ramuan itu dia coba namun masih menemui beragam kegagalan, jika dihitung mungkin ribuan kali gagal namun ia tak menyerah, setiap kesalahan ia catat dengan teliti agar tidak mengulang kesalahan yang sama.

Retno melakukan penjualan kue kering secara online di Dapur Rinola, Cicadas, Kabupaten Bogor, Selasa (25/3/2025). Produksi kue kering rumahan ini mampu mencetak lebih dari 1000 toples kue, pemesanan yang meningkat membuat Retno tak berhenti memproduksi kue kering.Retno menjual kue kering secara online di Dapur Rinola, Cicadas, Kabupaten Bogor, Selasa (25/3/2025). Produksi kue kering rumahan ini mampu mencetak lebih dari 1000 toples kue, pemesanan yang meningkat membuat Retno tak berhenti memproduksi kue kering. Foto: Rifkianto Nugroho

Kegigihan itu membawanya menemukan satu formula yang pas, kue itu lantas diedarkan ke tetangga dan teman terdekat. Gayung bersambut mereka cocok dengan kue buatan Retno, kini owner Dapur Rinola itu memiliki total 14 varian kue kering.

ADVERTISEMENT

"Belajar sendiri saya otodidak, ingin bisa aja beberapa resep saya coba semua. Kalo gagal ribuan kali saya pernah bikin kue sudah bagus di loyang pas keluar dari oven jadi satu gumpalan besar dan nggak bisa kemakan itu sudah sering. Dari satu resep itu trial dan eror sampe bisa bikin resep yg enak, saya coba kasih ke tetangga ke teman mereka suka nah itu resep yang saya pake sampe sekarang," lanjut Retno.

Wanita yang juga aktif sebagai instruktur senam itu mengaku menggunakan bahan premium, bahkan beberapa bahan didatangkan langsung dari Malaysia dan Australia. Meski begitu ia tetap memastikan bahwa bahan - bahan itu tetap halal, impor bahan juga membuat harga kue kering Dapur Rinola terus naik mengikuti dollar. Oleh sebab itu kue kering buatannya masuk ke dalam segmen menengah atas, sebab harganya pun bisa dibilang tak murah.

Harga kue kering Dapur Rinola mulai dari Rp 65.000-Rp 95.000, cake dan brownies Rp 50.000-Rp 120.000 dan cake ulang tahun mulai dari Rp 150 ribu sampai jutaan rupiah. Harga mahal itu sebanding dengan bahan yang dipilih karena Retno tak menggunakan gula pasir melainkan gluten free, tepung singkong, maizena tepung beras dan gula palem sehingga bagus untuk anak-anak autis, down syndrome, diabetes dan autoimun.

"Bahan - bahan dari Malaysia, Australia dan saya pastikan semua sertifikasinya halal. Saya ikut komunitas baking juga dari situ kita banyak share mana produk-produk yang halal jadi banyak referensi dari situ," lanjut Retno.

Meski berada di kelas menengah atas kue buatannya itu selalu tembus pasar luar pulau, setiap tahunnya Retno rutin mengirim kue ke Kalimantan dan Sumatera. Memang klien yang didapatnya itu merupakan rekan-rekan eks kantor suaminya, hingga saat ini sang suami berpindah kantor hingga empat kali dan setiap kantornya itu memiliki pelanggan sendiri yang menjadi pelanggan tetap.

Retno melakukan penjualan kue kering secara online di Dapur Rinola, Cicadas, Kabupaten Bogor, Selasa (25/3/2025). Produksi kue kering rumahan ini mampu mencetak lebih dari 1000 toples kue, pemesanan yang meningkat membuat Retno tak berhenti memproduksi kue kering.Retno menjual kue kering secara online di Dapur Rinola, Cicadas, Kabupaten Bogor, Selasa (25/3/2025). Produksi kue kering rumahan ini mampu mencetak lebih dari 1000 toples kue, pemesanan yang meningkat membuat Retno tak berhenti memproduksi kue kering. Foto: Rifkianto Nugroho

Baru Ramadan tahun ini Retno mencoba terjun di pasar online melalui live Tiktok, ia kaget dalam satu jam ia mampu menjual hingga 10 toples dan dalam satu hari biasanya Retno hanya melakukan siaran live selama tiga kali. Dengan penambahan orderan itu ia menyesal baru mencoba jualan online pada tahun ini.

"Pasar online live penjualan lumayan satu jam aja bisa jual 10 toples, kalo setiap hari 3 kali lumayan 30 toples dari live aja. Kenapa nggak dari tahun-tahun kemarin kalau tau penjualannya tinggi lewat live, karena di live saya suka kasih diskon, sampai ada yang bilang 'tips irit beli kue beli saat live'. Jadi untuk mereka mau nonton aja itu saya kasih reward diskon seribu sampai dua ribu pertoples itu sangat berarti bagi mereka," ungkap Retno.

Dalam membuat kue, Retno dibantu dua hingga tiga karyawan yang juga merupakan tetangga, jika orderan membludak jumlah tetangga yang ikut membantunya pun bertambah. Retno juga mengaku pernah tidak tidur tiga hari dua malam saat mendapatkan banyak pesanan, salah satu karyawan Retno bernama Wiwik mengaku telah ikut serta membuat kue sejak tahun 2021.

Wiwik yang masih bekerja di pabrik garmen ini mulanya tidak memiliki basic membuat kue, semua dipelajari secara pelan - pelan di sini. Ia termasuk rutin membantu Retno terutama saat bulan ramadan dan penghasilannya cukup untuk mempersiapkan hari raya.

"Bergabung sekitar tahun 2021, nggak ada basic saya nggak bisa apa-apa belajar sambil jalan jadi dikasih tau prosesnya. Saya nggak tetap kalo lagi ada orderan banyak dipanggil kalo puasa begini full satu bulan lebih, penghasilan bisa lah buat beli baju lebaran buat ke salon karena persiapan lebaran wajib tampil maksimal," cerita Wiwik.

Jauh sebelum orderan kue kering tembus 1000 toples dalam satu bulan, Retno hanya memiliki tiga oven listrik dan satu oven gas, dengan total produksi hanya 600 toples. Bertambahnya peminat membuatnya mencari cara untuk dapat mendatangkan oven dengan kapasitas yang lebih besar.

Retno akhirnya tergabung di dalam kluster kue kering, di sana ia mendapat saran untuk mengajukan pinjaman KUR BRI. Usai pengajuan ke BRI Unit Gunung Putri, Dapur Rinola disurvei dan dalam dua sampai tiga hari uang KUR Rp 75 juta cair. Uang itu langsung digunakannya untuk mendatangkan alat dengan kapasitas besar dan waktu produksi yang lebih singkat.

"KUR di tahun 2024 kemarin di BRI unit Gunung Putri, Cabang Cibubur. Dari pengajuan disurvei seminggu kemudian lalu dua sampai tiga hari langsung cair, saya dapat Rp 75 juta untuk dua atau empat tahun namun yang jelas bunganya rendah banget," lanjut Retno.

Bertambahnya kapasitas produksi disertai dengan jumlah order yang lebih banyak kini omzet yang didapat Retno pun naik, khusus di hari raya ia mampu mendulang omzet Rp 50 hingga 80 juta namun di luar itu perbulannya Rp 6 hingga 7 juta. Angka itu masih tergolong aman karena cicilan KUR setiap bulannya di angka Rp 2,2 juta.

Kluster BRI

Guna meningkatkan inklusi keuangan di masyarakat yang kebanyakan UMKM yang tengah berkembang terutama jenis usaha baru, BRI melalui mantri di setiap kantor unitnya mengelompokkan jenis usaha yang serupa ke dalam sebuah kluster. Nantinya kluster itu akan diberi pendampingan dan bimbingan termasuk jika membutuhkan permodalan.

"Kluster itu kelompok usaha yang sama, kita memberikan bimbingan mengarahkan atau mengembangkan usaha tersebut agar bisa lebih fokus. Mantri juga harus mengunjungi kluster untuk mengetahui apa saja kekurangan dari kluster, apa yang dibutuhkan agar mereka berkembang, kita beberapa kali melakukan pelatihan kepada kluster bagaimana produksi, menjaga mutu, packaging, pemasaran, bagaimana bentuk pengelola keuangan, serta pengelolaan modal yang baik," Terang Pimpinan Cabang BRI Cibubur I Gusti Gede Supanca Mahardika saat ditemui di Kantor BRI Cabang Cibubur, Selasa (25/3/2025).

Nantinya dari kluster tersebut akan terbentuk satu entrepreneur yang diharapkan dapat bertumbuh dan menembus pasar internasional, BRI juga rutin menggandeng UMKM untuk mengikuti pameran bergengsi, terbaru pada Januari 2025 BRI menggelar BRI UMKM EXPO(RT) di ICE BSD yang menampilkan hasil produksi UMKM binaan BRI dari masing-masing wilayah se-Indonesia.

Selain memberikan bimbingan, BRI turut menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada nasabah yang tergabung ke dalam kluster itu. BRI Cabang Cibubur menggelontorkan dana KUR mikro sebanyak Rp 242 miliar, sementara KUR Ritel Rp 69 miliar total untuk KUR BRI Cabang Cibubur menyalurkan Rp 311 milyar dari target penyaluran di bulan Maret sebesar Rp 308 miliar.

(hns/hns)

Hide Ads