Olahan Nanas Purbalingga Raup Pasar Global, Libatkan 900 Petani Lokal

Olahan Nanas Purbalingga Raup Pasar Global, Libatkan 900 Petani Lokal

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Selasa, 16 Sep 2025 15:06 WIB
NanasQu
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Nanas madu dari Desa Siwarak, Purbalingga, Jawa Tengah, kini tak hanya dijual dalam bentuk buah segar. Lewat tangan dingin Ngudiono, buah ini diolah menjadi aneka produk dengan merek Nanas-Qu, mulai dari jus, dodol, selai, hingga asinan.

Usaha ini lahir dari keresahan saat harga nanas sering anjlok ketika musim panen. Ngudiono kemudian menggandeng puluhan petani untuk menyerap hasil panen yang melimpah. Jumlah mitra petaninya kini berkembang pesat hingga mencapai hampir 1.000 orang.

"Lewat Pertapreneur Aggregator, saya belajar cara membangun rantai pasokan yang adil untuk petani, mengelola produksi agar lebih efisien, dan meningkatkan penghasilan, bukan hanya untuk saya tapi juga petani," ujar Ngudiono.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertapreneur Aggregator adalah program PT Pertamina (Persero) yang bertujuan mencetak UMKM aggregator agar mampu merangkul UMKM lain untuk naik kelas. Nanas-Qu menjadi salah satu binaan yang berkembang pesat lewat program tersebut.

Dari awalnya hanya memproduksi sekitar 1.200-1.500 cup olahan nanas per hari, kini kapasitas produksinya meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi 5.000 cup per hari. Peningkatan ini tak lepas dari bantuan hibah alat produksi dari Pertamina.

ADVERTISEMENT

Bertambahnya kapasitas juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Jika dulu Nanas-Qu hanya mempekerjakan tiga orang, kini jumlahnya sudah lima kali lipat. Ngudiono memperkirakan dalam dua tahun ke depan bisa menyerap hingga 30 pekerja lokal.

"Upaya ini diharapkan mampu mendorong peningkatan omzet sekaligus memperluas jangkauan produk inovasi berbasis nanas," kata Ngudiono.

Produk Nanas-Qu tak hanya merambah pasar domestik, tapi juga sudah masuk ke pasar internasional. Ngudiono optimistis ekspansi ke Timur Tengah dan Asia Timur bisa tercapai, setelah sebelumnya produknya berhasil diekspor ke beberapa negara.

Tak hanya soal bisnis, Nanas-Qu juga menjaga kelestarian lingkungan. Limbah kulit nanas yang dulu dibuang ke sungai kini diolah menjadi pakan ternak dan pupuk kompos. "Pertapreneur mengajarkan kami untuk peduli pada 2P, yaitu planet dan people, namun tetap harus profit," ujarnya.

VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan program Pertapreneur Aggregator memang dirancang agar UMKM bisa naik kelas, memperluas pemasaran, menambah jumlah karyawan, hingga memberi manfaat ekonomi ke kelompok petani sekitar.

"Naik kelas di sini tidak hanya pendapatan saja, tetapi UMKM mampu memperluas jangkauan pemasaran, serta mampu meningkatkatnya jumlah karyawan, kelompok petani, dan UMKM lain di sekitarnya yang mendapatkan manfaat ekonomi," jelas Fadjar.

Ngudiono kini bercita-cita mengembangkan desa agrowisata nanas yang bisa menjadi pusat edukasi sekaligus wisata. Ia yakin dengan pengembangan ekosistem industri olahan nanas lokal, kesejahteraan petani dan masyarakat desa akan ikut meningkat.

(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads