Saatnya Jadi Bos

Mantan TKW Ini Bisnis Modal Singkong, Kantongi Jutaan Per Hari

Anisa Indraini - detikFinance
Minggu, 28 Sep 2025 20:00 WIB
Mantan pekerja migran Indonesia (PMI) juga bisa sukses selepas pulang dan membangun bisnis di Tanah Air - Foto: Dok. Qtello Ayu
Jakarta -

Mantan pekerja migran Indonesia (PMI) juga bisa sukses selepas pulang dan membangun bisnis di Tanah Air. Seperti Siti Fatimah (46), menjadi pebisnis usai kembali ke Indonesia pada Mei 2017 setelah lima tahun bekerja sebagai TKW di Hongkong.

Perempuan asal Trenggalek, Jawa Timur itu merasa bekerja sebagai TKW tidak berkembang dan belum cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Akhirnya ia pulang dan memilih membangun bisnis dari rumah.

"Di sana saya kok mikirnya gini-gini saja, sedangkan kebutuhan makin banyak. Saya dulu itu single parent menghidupi anak-anak, jadi saya punya niat untuk merintis usaha di rumah," kata Fatimah kepada detikcom, Minggu (28/9/2025).

Pada akhir 2017, Fatimah membuat aneka jajanan tradisional berbahan dasar singkong untuk dijual dengan nama produk 'Qtello Ayu', perpaduan kata ketela dan ayu (cantik). Saat itu modal awalnya Rp 700 ribu, yang berasal dari sisa tabungannya.

"Karena saya itu nggak mau balik lagi merantau, harus bisa uang Rp 700 ribu itu membuka usaha apapun itu," tekad Fatimah.

Awalnya varian produknya hanya tiga yakni ongol-ongol, getuk dan kelepon. Namun kini berkembang menjadi sembilan varian dengan tampilan warna-warni termasuk sarang burung, getuk bakar, talam lapis, talam pisang, hingga singkong goreng modern seperti Singju Krispi dan Cendol Ayu.

Bahan bakunya sederhana, tetapi dikemas dengan inovatif menjadi menarik secara visual. Strategi pemasaran memanfaatkan WhatsApp, grup alumni, hingga media sosial dengan metode getok tular atau dari mulut ke mulut.

Berkat usaha dan kerja kerasnya, bisnis Qtello Ayu semakin berkembang hingga memiliki pelanggan tetap dari dalam dan luar daerah. Dengan produksi hingga 400 kotak per hari, omzet hariannya rata-rata mencapai Rp 1 juta.

"Kadang kurang, kadang lebih, kadang Rp 2-3 juta, rata-rata Rp 1 juta gitu. Penjualan dari area Tulungagung dan Trenggalek, juga luar kota dibawa ke oleh-oleh Surabaya, Probolinggo atau Jakarta sudah biasa," jelas Fatimah.

Untuk memenuhi permintaan pesanan, Fatimah tidak bekerja sendiri, melainkan dibantu oleh keluarga dan dua karyawan harian. Semua dijalankan dari rumah, sembari tetap menjaga kualitas dan kesegaran produk.

Berkat hasil usahanya, Fatimah tidak hanya bisa memperbaiki kondisi ekonomi, tetapi juga bisa melunasi utangnya hingga membeli mobil untuk operasional. Salah satu anaknya yang sudah berkeluarga bahkan membuka cabang Qtello Ayu di Bandung.

"Mudah-mudahan bisa buka di kota-kota karena banyak permintaan di kota-kota itu. Buat yang mau bisnis, usaha apapun sama, dengan proses yang tidak mudah. Di saat semangat menurun, ingat kembali tujuan usaha itu," pesan Fatimah.

Penasaran mau coba jajanan tradisional dari ubi atau singkong milik Fatimah? Harganya mulai dari Rp 8 ribuan per box saja, cocok untuk snack saat sedang mengadakan acara. Selengkapnya cari tahu di Instagram resmi @qtello_ayu.




(aid/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork