Cara yang akan dia lakukan banyak, tapi dari sisi ekonomi, di antaranya adalah menggenjot nilai perdagangan antara Indonesia-China dari saat ini US$ 62 miliar per tahun, menjadi US$ 100 miliar per tahun. China merupakan negara dengan nilai perdagangan tertinggi di dunia, dan sudah mengalahkan Amerika Serikat (AS).
Lalu kedua, pria yang sudah menjalankan karir 30 tahun di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) ini juga akan menarik investasi lebih banyak dari China ke Indonesia yang saat ini masih dinilai rendah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sektor pariwisata juga akan menjadi salah satu yang akan didorong Sugeng, agar makin banyak kunjungan wisatawan China ke Indonesia. Dari 100 juta orang wisatawan asing asal China di seluruh dunia, Indonesia hanya kebagian 800 ribu saja. "Target saya kalau bisa 3 juta dalam 3 tahun ke depan," kata pria yang sebelumnya menjabat Inspektorat Jenderal Kementerian Luar Negeri ini.
"Pokoknya, saya akan mengeksplorasi semua kesempatan yang ada di China dan kita akan memfasilitasi," ujar Sugeng.
Sugeng mengaku banyak mendapatkan informasi tentang China dari berbagai literatur. Salah satu yang bisa dipelajari adalah soal China yang tidak pernah kekurangan pangan, padahal jumlah penduduknya 1,4 miliar jiwa.
"China punya cadangan makanan hingga 2 tahun kapasitasnya. Ketahanan energi China juga kuat, dia kuat mengembangkan energi terbarukan," tutur Sugeng.
Pada kesempatan itu, Sugeng berbagi sedikit soal filosofi China sehingga bisa menjadi negara maju seperti saat ini. "Untuk jadi negara maju, infrastruktur harus nomor satu. Indonesia saat ini tidak punya pelabuhan internasional sekelas Singapura, padahal kita negara maritim," jelasnya.
(dnl/hen)