Bagi Suryo, memimpin di sebuah perusahaan asal Belanda ini menjadi hal baru dan sebagai tantangan tersendiri. Apalagi Philips sudah mengalami pasang surut bisnis di Indonesia, termasuk sempat dinasionalisasi pada era tahun 1950-an.
"Philips sejak 1895, ini pertama kalinya dipimpin oleh orang Indonesia, sudah 120 tahun," kata mantan Presiden Direktur Utama IBM Indonesia ini saat berkunjung kantor detikcom, Kamis (13/6/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama kali saya masuk, sempat heran, wah ini perusahaan lampu bohlam ya," katanya tertawa.
Ia mengatakan bisnis Philips di Indonesia tak hanya lampu namun beberapa produk lainnya yaitu produk consumer lifestyle dan alat kesehatan.
Suryo mencontohkan lampu yang dibuat perusahaannya tak hanya untuk keperluan rumah tangga, namun sangat bervariasi segala aspek kehidupan konsumen seperti lampu HID untuk mobil, lampu khusus untuk anak-anak, lampu untuk monumen bangunan seperti jembatan dan gedung, lampu sensor canggih dan lainnya.
"Di dalam bisnis lampunya saja luas dari ujung ke ujung," katanya.
Menurutnya di kantor barunya, Suryo harus memimpin orang-orang asing yang sudah makan asam garam di bidangnya masing-masing. Misalnya kepala devisi perlampuan Philips dipegang oleh orang Hong Kong hingga Singapura. Salah satu kesamaan antara IBM dan Philips yaitu mengedepankan inovasi produk.
Pengganti Suryo Suwignjo di IBM Indonesia adalah Gunawan Susanto, yang baru berusia 35 tahun. Hal ini tentunya juga menjadi catatan tersendiri bagi sumber daya manusia Indonesia yang mulai banyak dipercaya memimpin perusahaan-perusahaan multinasional.
Sebelum berlabuh ke Philips Indonesia, Suryo sudah berkarir selama 24 tahun di IBM, dan sempat menjadi orang nomor satu di IBM Indonesia selama tujuh tahun.
"Bahwa kualitas orang Indonesia tak kalah dengan orang asing jadi harus percaya diri," katanya tersenyum.
(hen/ang)