Dilansir dari The Narrative Pakistan, Kamis (29/8/2019), Shahid pindah ke AS di usianya yang baru menginjak 16 tahun, tepatnya pada tahun 1966. Kala itu, ia hanya membawa uang sebesar US$ 500 atau setara dengan Rp 189.000 (kurs kala itu Rp 378).
Shahid ke AS untuk mengejar mimpinya belajar untuk menjadi seorang arsitek. Di tahun pertamanya di Illinois University, Khalid memutuskan untuk tak melanjutkan kuliahnya di bidang arsitektur. Ia menganggap, arsitektur tak akan menghasilkan pendapatan yang besar. Ia percaya, ketika seseorang menciptakan teknologi baru seperti mesin pencuci piring, peluang tersebut lebih menggiurkan dari segi penghasilannya.
Ia sangat berambisi untuk menjadi orang kaya. Ia kemudian pindah jurusan ke jurusan teknik, tepatnya teknik industri pada tahun 1971. Setelah itu, Shahid meraih pekerjaan pertamanya di Flex-N-Gate sambil kuliah di University of Illinois Urbana-Champaign (UIUC). Setelah lulus, ia menjabat sebagai direktur teknik di Flex-N-Gate.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia kemudian menciptakan cetak biru proyeknya, yakni Bumper Works. Bumper Works adalah perusahaan yang membuat bumper atau onderdil depan dan belakang mobil lebih rendah dari tinggi kendaraan namun dengan berat yang sangat ringan.
Pada tahun 2018, Shahid Bumper Works berhasil mengakuisisi Flex-N-Gate dari mantan bosnya, Charles Gleason Butzow. Kini, Shahid sudah memiliki 64 pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia yang menyerap tenaga kerja hingga 24.000 orang.
Shahid juga berinvestasi di klub futbol dan klub sepak bola yang ternama. Shahid membeli klub NFL's Jacksonville Jaguars pada tahun 2012. Lalu, ia juga membeli klub sepak bola Inggris, Fulham di tahun 2013.
Shahid juga memiliki kapal pesiar mewah atau Superyacth Kismet seharga US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,8 triliun. Kapal pesiar sepanjang 95,2 meter ini membutuhkan waktu hingga enam tahun untuk membuatnya. Kapal tersebut biasa disewakan pada artis-artis ternama untuk berlibur.
(dna/dna)