Tanggal 10 Desember 2019 menjadi hari paling bersejarah bagi Sanna Marin dan 5 jutaan orang Finlandia. Pada saat itu, perempuan yang berusia 34 tahun ini dilantik sebagai Perdana Menteri Finlandia dan menjadikannya sebagai pemimpin termuda di dunia.
Pada saat terpilih sebagai perdana menteri, banjir ucapan selama untuk Sanna Marin. Beberapa pejabat atau pimpinan wanita lain di dunia turut memberikan selamat kepadanya. Seperti dari Presiden Komisi Eropa, Ursula Vonder Leyen, serta pemimpin politik perempuan di seluruh dunia.
Setelah terpilih, Sanna Marin tidak terbuai dengan pemberitaan dirinya mengenai pergantian pemerintahan. Dirinya justru fokus pada acara KTT Uni Eropa di Brussels pada 12 Desember 2019. Dirinya sangat fokus terhadap kebijakan iklim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak terlalu konsentrasi pada liputan media tentang pergantian pemerintahan. Saya telah berkonsentrasi pada fakta bahwa kami memiliki pekerjaan yang harus dilakukan," katanya seperti dikutip dari SuccessStory, Jumat (11/9/2020).
Perlu dicatat, para pemimpin di partai koalisinya semuanya adalah perempuan. Bahkan beberapa pemimpin partai masih berusia di bawah 35 tahun. Seperti Li Anderson yang berusia 32 tahun kini menjabar sebagai pemimpin Left Alliance Party, lalu Katri Kulmuni pemimpin Centre Party, Maria Ohisalo pemimpin Green League Party.
Sanna Marin mengaku sangat fokus terhadap acara KTT Uni Eropa dan dirinya mengungkapkan "Generasi baru mengharapkan kita untuk bertindak dan kita harus memenuhi harapan rakyat. Saya khawatir tentang masalah iklim. Kami harus berbuat lebih banyak. Kami harus melakukannya lebih cepat," katanya
Dengan sikap tersebut, Sanna Marin menunjukkan kepada dunia bahwa dirinya tidak seperti politisi lain di dunia. Dia terbuka membahas tentang dirinya dibesarkan dalam keluarga yang kurang beruntung, namun dirinya berhasil tumbuh sebagai individu yang kuat dan baik.
Sanna Marin sangat bangga dan sangat membela tanah airnya sebagai negara sejahtera. Dirinya juga bermimpin tentang pendidikan gratis untuk semua masyarakat Finlandia.
Keberhasilan Sanna Marin sebagai perdana menteri termuda karena resmi mengantongi 99 suara dari 200 anggota parlemen yang memiliki. Sementara lawan kandidatnya hanya 70 suara.
Sanna Marin kini resmi sebagai Perdana Menteri Finlandia ke-46. Dia benar-benar fokus untuk membawa negaranya menuju masa depan yang lebih baik.
"Saya ingin setiap anak dapat menjadi apapun dan setiap manusia dapat hidup bermartabat dan menjadi tua di mana pun," katanya.
Jauh sebelum menjadi perdana menteri, di usia 27 tahun Sanna Marin terlipih menjadi Dewan Kota Tampere pada tahun 2012. Dia naik pangkat menjadi Kepala Dewan di kota terbesar ketiga di Finlandia selama periode 2013-2017. Pada tahun 2017 dia juga menjadi anggota Majelis Dewan Daerah Tampere.
Pada 2014, Sanna Marin terpilih sebagai Wakil Ketua Kedua Partai Sosial Demokrat. Pada 2015, dirinya terpilih dari dapil Pirkanmaa ke Parlemen Finlandia. Di tahun 2019, Sanna Marin diangkat menjadi Menteri Transportasi dan Komunikasi oleh Antti Rinnie yang pada saat itu menjadi perdana menteri.
"Saya tidak pernah benar-benar memikirkan tentang usia atau jenis kelamin saya. Saya memikirkan alasan saya terjun ke dunia politik dan hal-hal yang membuat kami mendapat kepercayaan dari pera pemilih," katanya.
Finlandia mungkin satu-satunya negara di dunia yang memiliki 47% wanita di parlemen pada 2019. Prioritas utama Perdana Menteri Sanna Marin adalah menciptakan lapangan kerja dan menurunkan emisi gas rumah kaca pada 2035.
Sanna Marin masuk dalam buku rekor dunia atau Guinness World Record sebagai perdana menteri termuda dunia pada usia 34 tahun. Sementara perdana menteri tertua di dunia adalah Mahathir bin Mohamad dari Malaysia dengan usia 93 tahun.
(hek/fdl)