Mengintip Kekayaan JK Rowling si Penulis Harry Potter

Mengintip Kekayaan JK Rowling si Penulis Harry Potter

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 15 Sep 2020 15:23 WIB
JK Rowling
Foto: IMDB/ Istimewa
Jakarta -

Penulis buku Harry Potter, JK Rowling menjadi buah bibir di Twitter. Bahkan tagar #RIPJKRowling menjadi trending topic termasuk di Indonesia. Tagar itu trending karena buku terbaru JK Rowling yang kontroversial dan dianggap menyinggung transgender.

Untuk diketahui saja, berdasarkan informasi yang dilansir dari Forbes, Selasa (15/9/2020), JK Rowling adalah penulis dengan bayaran tertinggi kedua di dunia.

Penulis Harry Potter itu tercatat sudah menjual hampir 2,6 juta buku dalam rentang setahun, antara Juni 2019 dan Juni 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, buku tidak lagi menjadi sumber penghasilan terbesarnya. Sapi perah terbesar Rowling saat ini adalah atraksi "Dunia Sihir" besutan Universal Studios.

Setidaknya 'Harry Potter and the Cursed Child' mencatat penjualan tiket US$ 2,3 juta dalam satu minggu, tertinggi dari semua nonmusik dalam sejarah Broadway.

ADVERTISEMENT

Belum lama ini, Rowling yang mencurigai dirinya menderita COVID-19, menyumbangkan US$ 1,25 juta kepada para tunawisma dan korban kekerasan dalam rumah tangga selama pandemi.

Tercatat oleh Forbes pada 4 Juni 2020, kekayaan wanita tersebut berada di angka US$ 60 juta atau setara Rp 870 miliar (kurs Rp 14.500/US$).

Kembali ke kontroversi JK Rowling, dalam novel terbarunya dia menampilkan sosok pria mengenakan gaun. Pria itu membunuh seorang wanita. Buku terbarunya bertajuk 'Trouble Blood' itu belum ada sehari rilis sudah menuai kritik.

Lanjut ke halaman berikutnya

Cerita yang ditulisnya dengan nama samaran Roebrt Galbraith fokus pada hilangnya seorang wanita yang diduga telah menjadi korban dari Dennis Creed. Karakter tersebut digambarkan sebagai pembunuh berantai yang berpakaian seperti wanita.

JK Rowling menggunakan kata transvestite untuk menggambarkan karakter sang pembunuh, Dennis Creed. Istilah itu sebenarnya sudah tidak relevan di masa sekarang dan biasanya dipakai untuk menyebut pria yang terkadang memakai busana wanita. Transvestite berbeda dengan transgender.

Banyak yang menyebut kalau novel tersebut mencoba menginterpretasikan kaum transgender sebagai individu-individu bermasalah dan orang jahat. Padahal yang terjadi selama ini, transgender justru kerap kali jadi korban kekerasan, baik secara fisik maupun verbal.



Simak Video "Sosok: Nirasha Darusman, Mengurai Duka Temukan Cinta"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads