Del Vecchio, Anak Yatim Miskin yang Jadi Konglomerat Dunia

Kisah Inspiratif

Del Vecchio, Anak Yatim Miskin yang Jadi Konglomerat Dunia

Tim detikcom - detikFinance
Senin, 12 Apr 2021 07:30 WIB
Leonardo Del Vecchio
Foto: Reuters

Pada usia 26 tahun, Luxottica bekerja di sebuah laboratorium produsen kacamata di kota Agordo di provinsi Belluno, Italia. Tempat itu merupakan produsen sebagian besar industri kacamata di negara ini. Dia bekerja sebagai pemasok komponen untuk produsen kacamata itu.

Tetapi Del Vecchio muda selalu ingin mandiri dan tak ingin tergantung pada orang lain. Ada ketergantungan kepada pembeli dan rekan bisnis perusahaan cukup mengganggu Leonardo waktu muda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tahun 1967 ia mulai menjual bingkai kacamata lengkap dengan nama merek Luxottica. Hingga empat tahun lamanya dia menjual bingkai kacamata tersebut, Delvecchio pun mengakhiri kontrak dengan perusahaan tempat dia bekerja dan memulai usaha sendiri.

Saat memutuskan untuk fokus dalam bisnis perakitan kacamata, saat itu bisnis kacamata begitu ketat persaingannya. Ini adalah taruhan besar dalam hidupnya untuk melangkah mengambil persaingan yang sangat ketat kala itu.

ADVERTISEMENT

Dengan Luxottica, Del Vecchio ternyata semakin berkembang dan maju. Untuk memperluas pemasaran merk tersebut, Del Vecchio membuat sebuah terobosan spektakuler dengan mengambil segmen kacamata eksklusif sendiri.

Dalam melakukan pengembangan kacamatanya, Leonardo menggunakan penelitian untuk lebih mengembangkan strategi dalam distribusi. Hal ini sangat menunjang sebuah jaringan perusahaan yang efektif dan efisien.

Perlahan namun pasti, Luxottica semakin besar dan melakukan ekspansi bisnis bidang kacamata yang luar biasa. Kesuksesan Leonardo del Vecchio dalam memimpin perusahaan membuat perbesaran lapangan semakin luas. Secara bertahap, Luxottica berhasil mengakuisisi beberapa merek Italia terkenal. Lens Crafter, Porsol, Vogue, berhasil diambil alih oleh nya. Bahkan tidak hanya di Italia saja, merek yang sangat terkenal asal Amerika Ray-Ban pun juga turut dicaplok.

Kini, Luxottica memiliki lebih dari 6.000 toko ritel yang berada di seluruh dunia. Perusahaan yang dirintis dari seorang anak yatim yang miskin ini sekarang menjelma menjadi produsen kacamata terbesar di dunia. Gurita bisnis Leonardo del Vecchio booming pada akhir tahun 80an yang pada saat itu Leonardo mendekati desainer kondang Italia Georgio Armani.


(fdl/fdl)

Hide Ads