Jejak Karier Ahmad Bambang, Eks Dosen ke Wadirut Pertamina

Jejak Karier Ahmad Bambang, Eks Dosen ke Wadirut Pertamina

Tim detikcom - detikFinance
Senin, 10 Mei 2021 14:42 WIB
Ahmad Bambang
Foto: Ahmad Bambang (detikcom)
Jakarta -

Kabar duka datang dari industri minyak dan gas nasional hari ini. Eks Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang meninggal dunia. Dalam karirnya, Ahmad bambang telah menjabat sebagai wadirut Pertamina sejak diangkat pada 21 Oktober 2016 lalu silam.

Mendiang Ahmad Bambang sendiri telah berkarir di Pertamina sejak 1989. Pria kelahiran Kediri 54 tahun lalu ini sebenarnya tak bercita-cita masuk jajaran direksi Pertamina. Dahulu, Bambang bercita-cita jadi Guru Besar di Institut Teknologi Bandung (ITB). Tapi nasib berkata lain.

Setelah lulus dari jurusan Teknik Informatika ITB pada 1986, Bambang sempat menjadi dosen. Keinginannya saat itu adalah bersekolah ke luar negeri hingga menjadi profesor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sela-sela waktunya mengajar sebagai dosen, Bambang memiliki pekerjaan sampingan sebagai konsultan IT. Banyak perusahaan yang meminta jasanya untuk pengembangan IT, salah satunya Pertamina.

Tak hanya perusahaan-perusahaan besar, Sudharmono, Wakil Presiden RI 1988-1993 juga salah satu kliennya. Penghasilan sebagai dosen dan konsultan sudah mencukupi kebutuhan hidupnya.

ADVERTISEMENT

Impian menjadi profesor semakin dekat ketika tahun 1988 ada tawaran beasiswa dari Bank Dunia. Sayang, peluang itu terpaksa dirungkan lantaran sang ibu jatuh sakit ketika mendengar dirinya akan ke luar negeri. Akhirnya Bambang terpaksa melepaskan kesempatan belajar ke luar negeri itu demi sang ibu dan adik-adiknya yang masih sekolah.

Lepasnya kesempatan melanjutkan pendidikan ke luar negeri ini menjadi penentu karir Bambang selanjutnya. Ia melepaskan cita-citanya menjadi profesor dan memilih untuk bekerja sebagai profesional di perusahaan. Banyak tawaran datang kepadanya, mulai dari Bank Lippo, perusahaan minyak asing, dan Pertamina.

Pilihan Bambang jatuh pada Pertamina. Dasar pertimbangannya adalah pengabdian. Bambang ingin membalas jasa kepada negara dengan menyumbangkan tenaga dan pikirannya.

Lanjut ke halaman berikutnya

Tonton juga Video: Suasana Rumah Duka Adiguna Sutowo di Menteng

[Gambas:Video 20detik]




Bergabung ke Pertamina 28 tahun lalu, Bambang memulai jalannya dari bagian penelitian dan pengembangan (litbang) pemasaran.

Perubahan besar dibuat Ahmad Bambang di tubuh Pertamina pada 2006, ketika perusahaan-perusahaan asing seperti Shell dan Total mulai merambah bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia. Bambang melihat Pertamina harus melakukan transformasi supaya tak tergilas oleh perusahaan asing.

Ia membuat konsep untuk merombak SPBU Pertamina agar tak kalah dari para pesaing. Pangkatnya naik menjadi Vice President (VP/Kepala Divisi). Dari tangan dinginnya, lahirlah 'SPBU Pasti Pas'.

Bambang juga memperbaiki sistem distribusi bahan bakar minyak (BBM) dari depo ke SPBU. Dulu banyak BBM yang dicuri oleh pengusaha transportir yang disewa Pertamina. Dengan otomasi dan perubahan sistem, hal itu dapat diatasi.

Tak hanya itu, transformasi lain juga dilakukan Bambang untuk memangkas birokrasi di bagian penjualan. "Dulu anda kalau punya SPBU mau menebus harus datang ke Pertamina minta surat pengantar setoran, itu harus membayar. Lalu ke bank setor. Bukti setoran dibawa ke depo, jadilah delivery order (DO). Berapa meja itu? Saat itu internet sudah mulai berkembang, kami ganti. Orang enggak perlu ke Pertamina, cukup ke bank saja langsung tersambung ke sistem. Saya jadi punya musuh baru, bagian penjualan, soalnya hilang mejanya," katanya.

Meski terobosan-terobosannya membuatnya dimusuhi banyak pihak, Bambang tak berhenti. Ia menghapus rekening-rekening yang dimiliki tiap Depo Pertamina dan memindahkannya ke satu rekening di Pertamina pusat. Ini dilakukan karena banyak kepala keuangan di depo yang menyelewengkan pendapatan perusahaan.

Pada Agustus 2012, Bambang diberi amanah untuk menjadi Direktur Utama PT Pertamina Trans Kontinental (PTK), anak usaha Pertamina yang bergerak di bidang industri perkapalan migas. Keuangan PTK sedang berdarah-darah, Bambang harus menyelamatkannya dari kebangkrutan.

Lagi-lagi tangan dingin Bambang terbukti. PTK berhasil turn around, keuntungannya melonjak hampir 4 kali lipat menjadi Rp 154 miliar di 2013 dan naik lagi jadi Rp 250 miliar pada 2014. Cicilan utang terbayar, proyek-proyek lancar. Bambang pun diganjar penghargaan dari Rekor Bisnis (ReBi).

Dengan berbagai prestasi dan transformasi yang telah dilakukannya, Kementerian BUMN tak ragu untuk mengangkatnya menjadi Direktur Pemasaran Pertamina pada November 2014, dan kemudian melantiknya menjadi Wadirut Pertamina di Oktober 2016.


Hide Ads