Setelah 23 tahun berjalan sebagai perusahaan tertutup, pada 1990, Mayora melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga penawaran saham perdana Rp 9.300. Selang tiga tahun, perusahaan merambah bisnis keuangan dengan mendirikan Bank Mayora. Perusahaan menjadikan kualitas, efisiensi, dan inovasi sebagai tiga kunci kesuksesan.
Meski pandemi, Mayora mampu mempertahankan bisnisnya untuk terus tumbuh tahun lalu dengan mencatat penjualan hingga Rp 24,47 triliun. Alhasil, laba perusahaan naik 3,5 persen menjadi Rp2,06 triliun. Total aset perusahaan juga tumbuh 3,88 persen menjadi Rp 19,77 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, Jogi masih menjabat sebagai Komisaris Utama Mayora. Bisnis tersebut ia wariskan kepada ketiga anaknya yang duduk di kursi direksi Andra Sukrendra Atmadja, Hendarta Atmadja, dan Wardhana Atmadja.
Per September 2020, Forbes mencatat total harta Jogi dan keluarga mencapai US$ 4,3 miliar atau sekitar Rp 62,35 triliun (asumsi kurs Rp 14.500 per dolar AS) yang sebagian besarnya berasal dari kepemilikan saham mayoritas Mayora. Kekayaan tersebut menempatkan Jogi dan keluarga di posisi ke-7 pada daftar 50 orang terkaya di Indonesia pada 2020 versi Forbes.
(fdl/fdl)