Jatuh-Bangun Usaha Perupa Nyoman Nuarta

Jatuh-Bangun Usaha Perupa Nyoman Nuarta

detikcom - detikFinance
Minggu, 20 Feb 2022 12:08 WIB
Patung Presiden Joko Widodo (Jokowi) berukuran raksasa tengah dibuat oleh seniman asal Bandung Barat, Nyoman Nuarta. Di galeri miliknya, Nyoman membuat patung Jokowi yang sedang mengendarai sepeda motor.
Foto: Bima Bagaskara/detikcom
Jakarta -

Perupa asal Bali, Nyoman Nuarta adalah maestro di balik berdirinya patung berbahan tembaga terbesar di dunia Garuda Wisnu Kencana (GWK). Pembangunan situs setinggi 121 meter berbentuk burung garuda yang ditunggangi tokoh pewayangan Wisnu ini dimulai sejak 1989.

Gagasan yang diinisiasi oleh Nyoman Nuarta serta beberapa pejabat di masa itu sempat tersendat akibat berbagai macam permasalahan finansial. Namun begitu pembangunan mulai berjalan kembali pada 2013, patung GWK akhirnya rampung dan diresmikan Presiden Jokowi tepatnya pada 23 September 2018.

"GWK itu berat banget. Disamping uangnya tidak ada, itu berat. Ketinggiannya saja dari permukaan laut 271 meter. Anginnya kenceng banget," kata Nyoman Nuarta dalam program Sosok, Minggu (20/02/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan hanya terkenal lewat karya fenomenal GWK, nama Nyoman Nuarta juga harum atas pembangunan patung berukuran besar lainnya. Sebut saja Patung Fatmawati Soekarno, monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya, Serta Monumen Proklamasi Indonesia Di Jakarta.

Pujian dan ucapan selamat dari masyarakat pun kembali ia raih ketika patung Jokowi mengendarai sepeda motor selesai digarap. Menurut Nyoman, patung ini dibuat untuk menghormati percepatan pembangunan yang dilakukan Jokowi.

ADVERTISEMENT

"Speed judulnya. Kalau saya menghubungkan dengan sikap Beliau (Jokowi) terhadap percepatan pembangunan di Indonesia, kan luar biasa ya. Nah Pak Jokowi kan gemar naik motor. Satu-satunya presiden yang gemar naik motor. Motornya pun custom buatan anak Bogor. Mungkin maksudnya adalah menghormati buatan anak bangsa," ungkap Nyoman.

Di balik kesuksesannya, ternyata Nyoman Nuarta sempat mengalami masa kelam Ketika banyak karyanya yang dihadiahkan kepada beberapa wilayah dirusak dan dijarah.

Pada 2017, patung ikan Pangandaran dirobohkan oleh pemerintah setempat. Di tahun yang sama, patung 'Tiga Mojang' di Bekasi juga dirobohkan. Yang lebih miris lagi adalah kasus penjarahan patung 'Anugrah' di Tapanuli Tengah. Patung senilai 19 miliar ini seharusnya menjadi hadiah kepada pemerintah setempat.

Terkait kejadian-kejadian tersebut, Nyoman Nuarta tidak ingin larut terlalu dalam dan menyesalinya.

"Kalau kita lihat dukanya sih ya sudah lah. Kalau kita melamun terus mengenai duka ya kita nggak bangkit-bangkit nanti. Buat saya itu ya sudah, hidup itu ada yang suka ada yang tidak. Ada yang menghancurkan, ada yang membuat. Itu sudah umum di dunia itu, jadi nggak usah terlalu kita sesali. Jangan kita mati karena penyesalan," pungkas Nyoman.




(vys/vys)

Hide Ads