Dalam wawancara dengan Muhammad Al Harbi dari harian bisnis Al-Eqtisadiah, Sulaiman berbicara tentang bagaimana dia berhasil meyakinkan kepala bank sentral terkemuka di dunia, termasuk Bank of England hampir 30 tahun lalu bahwa bunga dilarang dalam Islam dan Kristen. Menurutnya, perbankan Islam adalah solusi yang paling efektif untuk mengaktifkan pembiayaan Islam dan menjadikannya pendorong nyata ekonomi global.
Diceritakan pula kisah Sulaiman yang membangun kekayaannya dari awal mengandalkan ketabahan dan tekad. Sulaiman menyalurkan kekayaannya menjadi dua jalur yakni sebagian besar warisannya untuk anak-anaknya, dan mentransfer sebagian ke wakaf yang dianggap wakaf terbesar dalam sejarah dunia Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kutipan wawancara, ia mengakui bahwa ia menjadi orang miskin lagi.
"Ya. Sekarang saya hanya memiliki gaun saya. Saya membagikan kekayaan saya di antara anak-anak saya dan menyisihkan sebagian untuk dana abadi untuk menjalankan proyek amal. Sejauh yang saya ketahui, situasi ini tidak aneh," katanya.
"Kondisi keuangan saya mencapai titik nol dua kali dalam hidup saya, dan karena itu saya memiliki perasaan dan pemahaman (tentang kemiskinan) dengan baik. Namun kini perasaan itu disertai dengan kebahagiaan, relaksasi, dan ketenangan pikiran. Fase nol dalam hidup kali ini murni karena keputusan dan pilihan saya sendiri," paparnya.
Ia pun juga buka suara alasan memilih jalan tersebut. Menurutnya, semua kekayaan hanya milik Allah.
"Semua kekayaan adalah milik Allah, dan kita hanyalah orang-orang yang dititipkan (oleh Allah) untuk memeliharanya. Ada beberapa alasan yang mendorong saya untuk mendistribusikan kekayaan dan yang mengakibatkan melakukan kebajikan ini. Yang paling penting di antara mereka adalah menumbuhkan persaudaraan dan cinta di antara anak-anak saya dan menjaga hubungan harmonis mereka," jelasnya.
Simak Video "Mengharukan, Keluarga Wastirah Sukarela Asuh Sanudin yang Lumpuh"
[Gambas:Video 20detik]
(acd/das)