Jakarta -
Sukses bisa dicapai dengan keuletan dan konsistensi. Bahkan tak tanggung, hasilnya pun bisa membuat orang menjadi paling kaya di dunia. Setidaknya itu yang dibuktikan oleh orang terkaya dunia, Jeff Bezos.
Siapa sangka, bos Amazon ini dulu mulai berkantor di sebuah garasi. Ya benar, cikal bakal Amazon berasal dari sebuah garasi rumah sejak 1994.
Bezos kini adalah orang terkaya kedua dunia setelah Elon Musk. Kekayaannya mencapai US$ 136 miliar atau setara Rp 1.972 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak itu, Amazon terus berkembang. Terlebih lagi pandemi Corona yang melanda dunia membuat banyak orang menjadi lebih nyaman belanja online. Bahkan, saat beberapa perusahaan mengalami penurunan dan beberapa lainnya terpaksa bangkrut, Amazon justru terus bertumbuh. Bahkan kekayaan Bezos sempat mencapai US$ 200 miliar.
Pencapaian ini tentu tidak secara instan diraih Jeff Bezos, bahkan dalam awal karirnya dia juga sempat meraih kegagalan. Usai lulus dari Princeton dengan jurusan ilmu komputer dan teknik listrik di tahun 1986, dia langsung mencoba peruntungan membuka usaha.
Dia membentuk layanan berita dengan medium faks di awal 1990-an. Usaha itu dibesutnya bersama Halsey Minor, yang kini mendirikan perusahaan media CNET. Tapi usaha pertamanya itu berujung kegagalan.
Move on dari kegagalannya, Jeff Bezos kemudian mencoba bekerja menjadi analis keuangan pada perusahaan investasi di bursa saham AS Wall Street. Dia menjadi alanis keuangan di perusahaan investasi dana lindung alias hedge fund bernama D.E Shaw and Co.
Karirnya cukup sukses, bahkan dalam kurun waktu empat tahun dia sudah menjadi wakil presiden senior, bahkan menjadi yang termuda pada jabatan tersebut.
lanjut ke halaman berikutnya
Dirikan Amazon dari Garasi MobilMeski karirnya kinclong menjadi analis keuangan, agaknya Jeff Bezos kurang suka dengan hiruk pikuk Wall Street, apalagi dirinya sangat terpesona dengan kemunculan internet saat itu.
Dari ketertarikannya itu, dia memutuskan untuk membuat sebuah platform jual beli melalui internet. Sejak saat itu lah Amazon lahir di tahun 1994. Di era awal berdirinya Amazon, Jeff Bezos membuat 20 kategori produk untuk dijual lewat internet.
Uniknya, Amazon yang kini menghasilkan miliaran dolar, pada awalnya cuma dibentuk di sebuah garasi mobil dengan satu kompor tabung di dalamnya sebagai kantor.
Di dalam garasi itu, Jeff Bezos, mantan istrinya MacKenzie Scott, dan dua orang programmer membesut Amazon. Mereka semua awalnya bertemu dan berdiskusi di toko buku Barnes and Noble.
Di awal peluncuran Amazon, modal yang dikucurkan Jeff Bezos hanya sekitar US$ 10 ribu atau sekitar Rp 146 juta, angka yang sangat kecil bila dibanding keuntungannya sekarang. Dia pun sempat mendapatkan dukungan investasi yang diberikan dari tabungan keluarganya, khususnya dari kedua orang tuanya.
Saat itu, Amazon lebih dikenal sebagai platform untuk menjual buku secara online. Dalam bulan pertama setelah diluncurkan secara publik pada Juli 1995, Amazon berhasil menjual buku di setiap negara bagian di AS, bahkan hingga ke 45 negara di seluruh dunia.
Melihat usahanya cukup menghasilkan, di tahun-tahun awal Amazon, Jeff Bezos berjibaku untuk mencari investor. Alhasil dia berhasil mengumpulkan US$ 1 juta atau sekitar Rp 14,6 miliar dalam usaha awal menarik pendanaan dari investor.
Setidaknya, tercatat ada 20 atau lebih investor pertama di Amazon memasukkan sekitar US$ 50 ribu untuk masing-masing saham dengan nilai kurang dari 1%. Setiap investasi itu sekarang akan bernilai berkali-kali lipat, atau sekitar US$ 6 miliar.
Akhirnya, Amazon melakukan go public pada Mei 1997. Jeff Bezos lalu memperluas penawaran produknya hingga ke semua kategori barang, hal itu memperkuat Amazon sebagai pemimpin pasar dan juga jadi pelopor. Penjualan tahunan pun meroket.
Sebagai perbandingan, Amazon berhasil mencatatkan penjualan sebesar US$ 510 ribu atau sekitar Rp 7,4 miliar pada tahun 1995, sementara itu di tahun 2001 mereka berhasil mencatatkan penjualan sebesar US$ 3 miliar atau sekitar Rp 43,8 triliun.
Kekayaan Jeff Bezos bukan cuma berasal dari Amazon saja. Ketertarikannya terhadap teknologi, membuatnya tak ragu mengucurkan dana segar untuk melakukan investasi ke beberapa perusahaan di sektor media dan komunikasi.
Jeff Bezos disebut telah berinvestasi di Twitter, Inc. dan telah memberikan modal ventura hampir US$ 50 juta untuk situs web berita bisnis populer Business Insider. Dia juga sudah mengakuisisi The Washington Post pada tahun 2013 seharga US$ 250 juta.
Bahkan, di tahun 1998 pun, Jeff Bezos juga disebut pernah menjadi investor awal di Google. Namun dia tidak pernah membicarakan hal ini.