Kisah Kelam di Balik Besarnya Zara, Didirikan Orang Terkaya yang Putus Sekolah

Kisah Inspiratif

Kisah Kelam di Balik Besarnya Zara, Didirikan Orang Terkaya yang Putus Sekolah

Ilyas Fadhillah - detikFinance
Jumat, 26 Agu 2022 07:14 WIB
Amancio Ortega, general manager of Spanish textil company Zara, goes out to welcome Uruguayan President Jorge Batlle, in Arteixo, near Coruna, northwestern Spain, 04 February 2004. Jorge Batlle is in Spain for a one-week-long official visit.
Foto: AFP
Jakarta -

Zara menjadi salah satu brand fashion yang mendunia. Brand ini kerap 'mejeng' di pusat perbelanjaan di kota-kota besar.

Namun, tahukah Anda siapa sosok di balik suksesnya Zara saat ini? Dia adalah Amancio Ortega, pria kelahiran Spanyol 86 tahun lalu.

Melansir dari Forbes, kekayaan Ortega mencapai U$ 57,8 miliar atau Rp 855,44 triliun (kurs Rp 14.800). Kekayaannya ini bukan berasal dari warisan melainkan dari kerja kerasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah Ortega adalah kisah nyata orang sederhana yang sukses menjadi kaya. Melansir CNBC, Ortega lahir dari seorang ayah yang bekerja sebagai jawatan kereta api. Ibunya juga hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Selain itu, Ortega harus meninggalkan sekolah pada usia 14 tahun. Ia mulai bekerja demi menghasilkan uang.

ADVERTISEMENT

Dia bekerja sebagai office boy di sebuah pabrik baju di sudut Kota La Coruna. Karirnya sedikit bergerak naik saat itu menjadi pembantu penjahit.

Pekerjaan kasar yang digeluti Amancio Ortega Gaona berubah saat ia tiba-tiba memiliki ide membuat pakaian sendiri. Ide yang kemudian membawanya mendirikan Zara, jaringan toko pakaian top dunia.

Zara dan jaringan toko pakaian sejenisnya sendiri sering disebut meniru desain super mahal dan menjadikannya pakaian dengan harga lebih terjangkau.

Saat itu ia melihat gaun malam bermotif kembang yang sangat mahal. Ia memiliki ide meniru gaun itu. Alasannya sederhana, yakni hanya orang-orang sangat kaya yang bisa membeli pakaian-pakaian bagus.

Ia ingin membuat pakaian bagus tapi dengan harga terjangkau. Maka, selama beberapa minggu, ia menghabiskan waktu luang di mesin jahit iparnya untuk menjiplak negligee mahal itu. Karya tiruan itu ia jual ke toko-toko di kotanya, dan ternyata laku. Ia segera membuat model-model lain.

Ortega mulai serius dengan bisnis ini. Ia membeli kain-kain murah dari Barcelona, membuat pakaian bagus tapi murah, dan menjualnya di toko-toko sekitar rumahnya di La Coruna. Karena bisnis semakin bagus, pada 1963, pada usia baru 27 tahun, ia sudah mendirikan perusahaan sendiri, Confecciones Goa. Pabrik ini membuat dan menjual kimono mandi yang bagus.

Meski usahanya berjalan lancar, ia tidak puas. Pada 1975, ia mendirikan toko Zara pertamanya. Konsepnya adalah toko pakaian yang selalu up-to-date tapi harganya terjangkau dan penampilannya wah.

Toko pertamanya itu berdiri di depan sebuah toko serba ada paling elite di La Coruna. Posisi toko yang strategis membuat Ortega kemudian mendapat cap lain: pintar mencari lokasi bagus. Pujian ini datang karena tokonya sukses dan terkenal sebagai toko pakaian dengan harga terjangkau tapi kualitas desainnya bagus.

Zara tumbuh cepat dan kemudian Ortega mendirikan perusahaan induknya, Industria de Diseño Textil, S.A. (Inditex). Inditex membawahi sekitar 100 perusahaan, termasuk Zara. Perusahaan semua terkait pakaian, mulai desain tekstil, konveksi, sampai toko.

Meskipun sudah kaya, Ortega tetap menjaga gaya hidupnya yang sederhana. Menurut The Telegraph, dia tidak pernah memiliki kantor. Ortega duduk di mejanya di kantor pusat Inditex di kampung halamannya di La Coruña.

Ia pun masih datang ke warung kopi yang sama setiap pagi. Ia tetap makan siang di kantin perusahaannya. Ia tidak pernah mengenakan dasi. Biasanya ia mengenakan seragam pabriknya yang tidak berbeda dengan karyawan lain.

Ortega masih berkomunikasi dengan para desainer pabrik, ahli kain, dan konsumen. Bahkan pada usia 80 tahun, Ortega pergi ke kantornya yang berjarak 10 km hampir setiap hari. Dia tidak pernah lelah bekerja dan mendengar ide-ide baru.



Simak Video "Moorissa Tjokro: Berpikir Kritis Jadi Keterampilan yang Wajib Diasah"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads